Prasasti Kedukan Bukit merupakan peninggalan sejarah penting. Kedukan Bukit merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya. Sejarah Indonesia ini wajib diketahui para generasi muda.
Baca Juga: Sejarah Prasasti Yupa, Legasi Kerajaan Kutai
Penemuan prasasti peninggalan Sriwijaya ini sangat berharga. Masyarakat Indonesia jadi dapat mengetahui apa yang terjadi di masa lampau saat pembuatan prasasti.
Prasasti Kedukan Bukit dan Sejarahnya
Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Daerah-daerah di Indonesia memiliki sejarahnya sendiri yang bahkan sangat panjang.
Jika mempelajari sejarah dari berbagai sumber buku, pasti memahami bahwa dahulu terdapat berbagai kerajaan di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut memimpin suatu wilayah dalam periode waktu tertentu.
Salah satu kerajaan yang sangat terkenal adalah Sriwijaya. Kerajaan ini berada di Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya Palembang pada saat ini.
Seperti kerajaan Indonesia lainnya, Sriwijaya juga memiliki berbagai benda peninggalan bersejarah. Mereka memiliki beberapa prasasti, salah satunya adalah Kedukan Bukit.
Sejarah Penemuan
Melansir dari Wikipedia, prasaasti merupakan piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan keras dan tahan lama. Umumnya, prasasti kerajaan kuno di Indonesia menggunakan bahan batu.
Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi menandai akhir dari zaman prasejarah. Keberadaan prasasti ini bahkan sangat penting karena isinya seringkali memberikan fakta sejarah yang sebenarnya.
Kedukan Bukit pertama kali ditemukan oleh seseorang kenegaraan Belanda bernama C.J Batenburg. Ia menemukannya pada 29 November 1920.
Lokasi penemuan tersebut di Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan. Penemuan ini sontak menarik perhatian masyarakat Indonesia dan seluruh dunia pada saat itu.
Para sejarawan mulai mencari tahu isi dari prasasti ini. Ternyata, teks yang tertulis menunjukkan bahwa penulisan prasasti inni terjadi pada 16 Juni 682 M.
Saat ini prasasti Kedukan Bukit menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional Jakarta dengan nomor D-146. Keberadaannya sangat terjaga sehingga tidak rusak.
Penyimpanan juga bersamaan dengan Prasasti Telaga Batu. Meski begitu, kini sudah ada beberapa replika prasasti yang tersebar di berbagai museum di Palembang, seperti Museum Negeri Balaputradewa dan Sriwijaya TWKS.
Tujuan keberadaan replika sebenarnya adalah untuk pembelajaran. Bagaimanapun juga, ini menjadi peninggalan berharga untuk masyarakat Palembang.
Isi Prasasti
Prasasti Kerajaan Sriwijaya ini memiliki isi yang sangat penting. Dari penafsiran para ahli sejarah, peninggalan ini menggambarkan kemajuan pelayaran di Indonesia pada masa Hindu-Buddha.
Baca Juga: Sejarah Prasasti Jambu, Warisan Budaya Kerajaan Tarumanegara
Prasasti ini menggambarkan tentang keberhasilan perjalanan para penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang. Terdiri dari sepuluh baris, isi Prasasti Kedukan Bukit menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
Jadi, ini merupakan peninggalan dari raja Dapunta Hyang atau Rasa Srijayanasa. Ia adalah raja pertama pada Kerajaan Sriwijaya dan namanya sangat terkenal.
Bentuk dari prasasti ini bulat seperti telur. Dengan ukuran 45 x 80 cm, terdapat keterangan sejarah lahirnya Kerajaan Sriwijaya yang berjaya pada masanya.
Makna Isi Prasasti
10 bari tulisan pada Prasasti Kedukan Bukit menjelaskan sebuah peristiwa. Makna dari isinya adalah pada tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682) Raja Sriwijaya bergelar Dapunta Hyang menaiki perahu.
Ia menaiki perahu dari suatu tempat untuk menggabungkan diri dengan bala tentaranya yang baru saja menaklukan Minanga (Binanga). Setelah itu, tanggal 7 Jesta (19 Mei) Dapunta Hyang memiliki bala tentara berangkat dari Minanga untuk kembali ke Ibu Kota.
Mereka pun kembali dengan membawa kemenangan dan sukacita. Kemudian pada tanggal 5 Asada (16 Juni) mereka tiba di Muka Upang, sebelah timur Palembang saat ini.
Sesampainya di ibu kota, kemudian Dapunta Hyang memerintahkan pembuatan wanua (bangunan) semacam wihata. Bangunan tersebut menjadi bentuk rasa syukur dan kegembiraan.
Jadi, prasasti ini memperlihatkan bagaimana berdirinya Kerajaan Sriwijaya pada saat itu. Sang raja pertama dengan gelar Dapunta Hyang berhasil menaklukkan beberapa wilayah dengan tentara perangnya.
Dengan isi tersebut, prasasti ini menjadi peninggalan yang sangat berharga untuk para warga Palembang. Di sinilah masyarakat sekarang bisa mengetahui sejarah terbentuknya salah satu kerajaan besar Melayu tersebut.
Tidak heran jika peninggalan ini sangat dijaga oleh pemerintah. Kini prasasti sudah tersimpan dengan aman di museum dengan perawatan khusus sehingga tetap terjaga.
Baca Juga: Prasasti VI di Astana Gede Kawali Ciamis, Penekanan Larangan Berjudi Zaman Kerajaan Galuh
Sebagai bangsa yang baik, kita harus menjaga peninggalan sejarah. Prasasti Kedukan Bukit adalah peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya. Penemuannya menjadi bahan pembelajaran untuk masyarakat modern saat ini. (R10/HR-Online)