harapanrakyat.com – Ada sebuah kebiasaan masyarakat Pangandaran, Jawa Barat usai panen raya, yakni berburu padi turiang atau anak tanaman padi. Namun kebiasaan tersebut kini hampir musnah, hal itu terlihat dari tidak terlihatnya warga yang berburu turiang pasca panen raya.
Turiang atau kata orang sunda disebut sirung, biasanya tumbuh dari bonggol jerami padi yang tersisa setelah dipanen. Biasanya muncul dalam rentan satu bulan pasca panen.
Padi turiang ini biasanya tumbuh seperti tanaman padi pada umumnya, terdapat bulir beras yang ukurannya lebih kecil lagi.
Baca Juga: KPU Klaim Sebagian Besar Warga Pangandaran Sudah Tahu Jadwal Pilkada Serentak
Biasanya padi turiang ini diburu oleh para buruh tani atau masyarakat biasa, yang tentunya sudah meminta izin terlebih dahulu kepada si pemilik sawah.
Salah seorang petani Suhli (60) mengatakan, setelah dipanen, padi turiang ini langsung digiling ke heleran seperti padi biasa.
“Bentuk padi turiang itu kecil-kecil, kalau orang sunda menyebutnya buntet atau pendek-pendek,” ujarnya.
Untuk rasanya juga cenderung lebih hambar, dibandingkan padi biasanya. Saat dimasak pun, cenderung tidak lengket.
“Mungkin saja karena tidak dikasih pupuk, jadi bentuk dan rasanyapun jauh berbeda dengan padi biasanya,” katanya.
Ia mengatakan, sekali berburu padi turiang, jarang yang bisa dapat sekarung penuh. Paling banter hanya mendapat setengahnya.
Apalagi pasca panen kemarin, dirinya jarang melihat orang yang berburu padi turiang. Kemungkinan karena banyak petak sawah yang gagal panen.
“Mungkin sekarang mah kebanyakan rumput yang tumbuhnya,” katanya. (Jujang/R7/HR-Online/Editor-Ndu)