Sabtu, Mei 3, 2025
BerandaBerita NasionalEvaluasi Sistem Pemilu Demi Efisiensi Anggaran dan Keberlanjutan Program Sosial

Evaluasi Sistem Pemilu Demi Efisiensi Anggaran dan Keberlanjutan Program Sosial

Anggaran pemilu di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data, Pemilu 2004 menelan biaya Rp13,5 triliun. Pada Pemilu 2009, anggaran melonjak menjadi Rp47,9 triliun, disusul Pemilu 2014 dengan kenaikan sebesar Rp21,7 triliun. Anggaran Pemilu 2019 mencapai Rp24,8 triliun, dan pada Pemilu 2024 angkanya memecahkan rekor, yaitu Rp71,3 triliun.

Indrajaya, anggota Komisi II DPR RI, menyoroti tingginya anggaran Pemilu tersebut. Ia mengusulkan pemerintah segera mengevaluasi sistem pemilu demi menciptakan proses politik yang lebih efisien. 

“Kerumitan regulasi menjadi salah satu penyebab biaya pemilu membengkak setiap periode,” ujar Indrajaya di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Baca juga: Kapolri Enggan Tanggapi Isu Cawe-cawe Partai Coklat di Pilkada Serentak 2024

Ia menjelaskan, Undang-Undang Pemilu digunakan untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan sistem proporsional terbuka.

Sementara itu, Undang-Undang Pilkada digunakan untuk memilih kepala daerah dan wakilnya secara langsung. “Meski penyelenggaranya sama, regulasi dan sistemnya berbeda. Akibatnya, anggaran menjadi lebih besar,” tambahnya.

Mahalnya Anggaran Pemilu Kuras Dana APBN dan APBD

Pilkada 2024, misalnya, membutuhkan anggaran Pemilu sebesar Rp37,4 triliun yang bersumber dari APBD dan APBN. Anggaran untuk pileg dan pilpres mencapai Rp71,3 triliun, belum termasuk biaya tambahan seperti pemungutan suara ulang (PSU).

PSU diperlukan untuk 287 TPS di 20 provinsi. Selain itu, ada pilkada ulang di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang akibat kemenangan kotak kosong. Pilkada ulang ini dijadwalkan pada 27 Agustus 2025 setelah selesainya Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

Indrajaya juga mengingatkan potensi membengkaknya anggaran jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

“Beruntung pilpres hanya satu putaran. Jika dua putaran, negara harus mengeluarkan tambahan Rp38,2 triliun,” jelasnya.

Menurut Indrajaya, evaluasi sistem pemilu yang lebih hemat sangat mendesak. Dengan efisiensi anggaran, dana dapat dialokasikan untuk kebutuhan mendesak lainnya.

“Misalnya, Program Makan Bergizi Gratis tahun 2025 membutuhkan Rp71 triliun. Tambahan anggaran kesejahteraan guru ASN dan non-ASN juga mencapai Rp81,6 triliun,” ujarnya.

Ia menegaskan, sistem politik yang sederhana dan hemat akan membawa manfaat besar bagi masyarakat. Selain mengurangi beban APBN, efisiensi anggaran Pemilu akan mendukung program-program yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat. (Feri Kartono/R6/HR-Online)

Ketentuan Jarak Pasar Modern

Ketentuan Jarak Pasar Modern di Kota Banjar Bakal Diatur Dalam Perwal

harapanrakyat.com,- Dinas KUKMP (Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan) Kota Banjar, Jawa Barat, bakal mengatur ketentuan jarak pasar modern. Termasuk mengatur jam operasionalnya. Hal itu...
Pemain Terbaik BRI Liga

4 Pemain Ini Layak Jadi Pemain Terbaik BRI Liga 1 2024/2025, 3 Diantaranya dari Persib

Memiliki performa impresif, 4 pemain yang layak menjadi pemain terbaik BRI Liga 1 2024/2025, 3 pemain diantaranya dari Persib Bandung. Kompetisi BRI Liga 1 2024...
Gelar Juara Liga 1

Selangkah Lagi Raih Gelar Juara Liga 1, Hadiah Fantastis Menanti Persib Bandung!

Persib Bandung memiliki peluang besar untuk meraih gelar juara Liga 1 di musim kali ini. Tim dengan julukan Maung Bandung ini bahkan masih memimpin...
Gara-gara Ngantuk, Polres Sumedang Tetapkan Sopir Travel Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu 

Gara-gara Ngantuk, Polres Sumedang Tetapkan Sopir Travel Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu 

harapanrakyat.com,- Polres Sumedang tetapkan sopir travel bernomor polisi D-7838-AV, Imat Hendrawan (41), yang terlibat kecelakaan dengan Truk Wing Box bernomor polisi B-9652-TEZ di jalan...
pengedar ganja

Polres Cimahi Bekuk Dua Pengedar Ganja, Salah Satunya Kurir Jasa Ekspedisi

harapanrakyat.com – Polres Cimahi, Jawa Barat, berhasil mengamankan dua pengedar ganja berinisial WFP dan AF. Polisi telah menetapkan WFP dan AF sebagai tersangka. Polisi...
Tunggu Hasil Lab, Dapur MBG Rajapolah Tasikmalaya Ditutup Sementara Waktu Akibat Ada Kasus Dugaan Keracunan Massal

Tunggu Hasil Lab, Dapur MBG Rajapolah Tasikmalaya Ditutup Sementara Waktu Akibat Ada Kasus Dugaan Keracunan Massal

harapanrakyat.com,- Akibat adanya ratusan siswa yang diduga keracunan makanan, dapur MBG Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya untuk sementara berhenti beroperasi. Hal itu untuk menunggu hasil...