Sabtu, Mei 3, 2025
BerandaBerita TerbaruAsal Usul Orang Karo, Sejarah dan Tradisinya

Asal Usul Orang Karo, Sejarah dan Tradisinya

Suku Karo adalah salah satu kelompok etnis yang tinggal di wilayah suku Batak di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Karo. Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mulai tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam tentang asal usul suku Karo. Berikut ini adalah ulasan mengenai sejarah dan tradisi yang menjadi bagian dari budaya mereka.

Baca Juga: Kearifan Lokal Cingcowong dan Sejarahnya

Asal Usul Orang Karo, Suku Batak di Sumatera Utara

Salah satu teori yang pernah muncul menyatakan bahwa orang Karo merupakan keturunan langsung dari bangsa India, khususnya suku Tamil. Namun, asal muasal orang Karo ini masih menjadi bahan perdebatan karena tidak ada bukti genealogis yang cukup kuat untuk memastikan kebenarannya.

Fakta Sejarah

Pada sekitar tahun 1080, terjadi migrasi kelompok-kelompok Tamil menuju wilayah Barus, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Mereka adalah para pedagang kapur barus yang berasal dari berbagai daerah di India Selatan.

Seperti Pandia, Tai Kaman, Kolay, Ma Ham, dan Kalingga. Kedatangan mereka ke Pulau Sumatera membawa pengaruh besar dalam aspek budaya dan perdagangan yang cukup signifikan.

Namun, antara tahun 1128 hingga 1285, kedatangan para pedagang Arab menyebabkan persaingan sengit. sehingga orang Tamil tersingkir dari daerah pantai barat Sumatera. 

Sebagian dari mereka kemudian berpindah ke wilayah Karo dan berbaur dengan masyarakat setempat. Dari percampuran ini, muncul beberapa marga, seperti Sembiring, Ginting, Tarigan, dan Peranginangin, yang kini ada di wilayah tersebut.

Menurut cerita yang berkembang, marga-marga tersebut berasal dari nama anak pasangan Maherga dan Cimata. Maherga sendiri dikatakan sebagai anak dari orang Karo dan Miansari. Pendapat ini turut mengarah pada asal-usul orang Karo yang terkait dengan cerita rakyat suku Batak Karo. 

Dalam cerita yang dipercaya oleh banyak masyarakat, diceritakan bahwa di wilayah tersebut pernah ada seorang maharaja yang kaya, berwibawa, dan sedang sakit. Ia tinggal bersama permaisuri serta anak-anaknya yang menjadi bagian penting dalam sejarah dan cerita rakyat asal usul orang Karo.

Salah satu anak perempuan maharaja tersebut bernama Miansari, seorang gadis cantik. Maharaja itu juga memiliki seorang panglima yang sakti dan sangat dihormati, bernama Karo. 

Singkat cerita, Karo dan Miansari saling jatuh cinta secara diam-diam, kemudian menikah dan mencari tempat yang aman untuk memulai kehidupan mereka bersama. Dari perkawinan Karo dan Miansari, lahirlah tujuh anak yang memiliki nama Corah, Unjuk, Tekang, Girik Pagit, Jile, dan Maherga. 

Saat Maherga dewasa, ia menikah dengan Cimata, anak dari Tarlon, yang merupakan saudara bungsu Miansari. Maherga dan Cimata kemudian mempunyai lima anak laki-laki, yaitu Karo, Ginting, Peranginangin, Tarigan, dan Sembiring.

Bahasa, Pakaian, dan Rumah Adat

Asal-usul orang Karo juga membawa sejumlah tradisi yang khas. Salah satunya adalah ungkapan “Mejuah-juah” yang dalam bahasa Karo digunakan sebagai bentuk komunikasi dan salam tradisional untuk menyapa orang lain. Ungkapan ini mencerminkan kehangatan serta kedekatan yang ada dalam budaya masyarakat Karo.

Pakaian adat Suku Karo umumnya memiliki motif merah dan hitam, lengkap dengan perhiasan emas yang berfungsi untuk mempercantik penampilan. Ini menjadi simbol kekayaan dan keindahan warisan budaya mereka.

Selain itu, rumah adat orang Karo bernama Siwaluh Jabu yang memiliki bentuk panggung dengan dinding miring dan atap yang terbuat dari ijuk. Rumah adat ini biasanya berdiri mengikuti aliran sungai yang ada di sekitar desa, mencerminkan kedekatan masyarakat dengan alam.

Tradisi Batak Karo

Sejarah asal usul orang Karo mencakup sejumlah adat istiadat yang menjadi bagian penting dari budaya mereka, antara lain:

Baca Juga: Asal Usul Orang Sasak dan Beragam Tradisi Uniknya

1. Perumah Begu

Para dukun melakukan tradisi ini dengan tujuan dukun untuk berkomunikasi dengan roh leluhur. Dukun akan memungkinkan roh leluhur masuk ke tubuh mereka untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di masa lalu.

2. Mengket Rumah

Tradisi ini terselenggara sebagai upacara ketika seseorang memasuki rumah baru. Tujuannya adalah untuk melindungi rumah dari malapetaka atau hal-hal buruk lainnya dengan mengadakan pesta atau ibadah di rumah tersebut.

3. Cawir Metua

Pelaksanaan tradisi ini punya tujuan untuk menghormati orang-orang yang telah meninggal di usia tua dan memiliki anak-anak yang semuanya sudah menikah. Ini adalah bentuk penghormatan bagi mereka yang telah lanjut usia.

4. Ngampeken Tulan-Tulan

Tradisi ini melibatkan pengambilan kerangka leluhur berupa tulang belulang dari kuburan yang sudah tidak layak. Tujuannya adalah untuk memindahkan kerangka tersebut ke kuburan yang lebih baik.

5. Mbesur-besuri

Tradisi ini mirip dengan syukuran tujuh bulanan bagi wanita hamil. Kata “Mbesur” berarti kenyang, dan tujuan upacara ini adalah untuk memberikan makanan hingga kenyang bagi calon ibu yang sedang hamil tujuh bulan. 

Selain itu, mendoakan agar ibu dan janinnya tetap sehat secara fisik dan mental. Keluarga dari pihak pria dan wanita biasanya diundang untuk berpartisipasi dalam upacara ini. 

Baca Juga: Sejarah Suku Tidung di Kalimantan Utara yang Menganut Islam

Secara keseluruhan, asal usul orang Karo mencerminkan perjalanan panjang yang terpengaruh oleh berbagai budaya dan tradisi. Meskipun berbagai teori mengenai asal muasal mereka masih menjadi perdebatan, tradisi dan adat istiadat yang mereka miliki tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Karo yang kaya akan sejarah dan budaya. (R10/HR-Online)

Pedagang Pasar Subuh Ciamis Keluhkan Kondisi Jalan dan Trotoar yang Rusak, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

Pedagang Pasar Subuh Ciamis Keluhkan Kondisi Jalan dan Trotoar yang Rusak, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

harapanrakyat.com,- Sejumlah pedagang Pasar Manis Ciamis Blok Pasar Subuh, mengeluh kondisi jalan yang rusak dan berlubang. Kerusakan jalan maupun trotoar di Pasar Manis Ciamis,...
Bupati Sumedang

Dukung Pembinaan Siswa Nakal di Barak Militer, Bupati Sumedang: Solusi Solutif dari Gubernur Jabar

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mengarahkan siswa bermasalah atau nakal untuk mendapatkan pembinaan...
Kantor BSI Kota Tasikmalaya

Kebakaran Hebat Terjadi di Area Proyek Pembangunan Kantor BSI Kota Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Kebakaran hebat terjadi di area proyek pembangunan Kantor BSI Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jalan Mayor Utarya, Kelurahan Empangsari, Kecamatan Tawang, Minggu (3/5/2025). Besarnya kobaran...
Fun Tasik Competition 2025

Atlet Sepatu Roda Kota Banjar Juara 2 Skate Cross Ajang Fun Tasik Competition 2025

harapanrakyat.com,- Atlet cabang olahraga sepatu roda Kota Banjar, Jawa Barat, berhasil mengukir prestasi menjadi juara 2 dalam event Fun Tasik Competition 2025 yang berlangsung...
Elkan Baggott

Elkan Baggott Kenang Momen Manis Bersama Timnas: Garuda Tetap di Hati

Elkan Baggott, bek dari Blackpool FC, masih mengingat kebersamaannya dengan Timnas Indonesia. Bahkan ia masih mengingat setiap momen manis bersama tim Garuda tersebut. Elkan sempat...
Maling Motor Apes, Kepergok Warga Saat Beraksi di Garut, Berakhir Babak Belur

Maling Motor Apes, Kepergok Warga Saat Beraksi di Garut, Berakhir Babak Belur

harapanrakyat.com,- Apes betul nasib dua orang maling motor berinisial A dan TR. Kedua maling motor tersebut babak belur usai kepergok warga saat melakukan tindakan...