Kamis, Mei 29, 2025
BerandaBerita JabarMaulana Yusuf Soroti Polemik Ijazah di Jabar, Sebut Komitmen Pemerintah masih Samar

Maulana Yusuf Soroti Polemik Ijazah di Jabar, Sebut Komitmen Pemerintah masih Samar

harapanrakyat.com,- Legislator PKB Jabar H. Maulana Yusuf Erwinsyah soroti ketidakjelasan Pemprov Jabar dalam penyelesaian polemik pembebasan ijazah bagi siswa yang telah lulus.

Bahkan, hingga Jumat (7/2/25) yang merupakan hari terakhir pengumpulan informasi serta data tunggakan di sekolah yang menahan ijazah masih belum jelas. Begitu juga dengan daftar sekolah mana saja yang terlibat dalam penahanan ijazah siswa. 

Dorong Polemik Ijazah Ada Solusi Bijak

Maulana mengatakan, pihaknya mengaku belum tahu berapa banyak jumlah tunggakan maupun sekolah mana saja yang terdampak. 

“Datanya ada di Disdik, tapi kita belum tahu. Sehingga, poin-poin MoU nanti seperti apa kita juga belum tahu,” katanya.

Baca juga: Legislator PKB Jabar Usul Anggaran MBG Daerah Dialihkan untuk Pembayaran Ijazah 

Walaupun pemerintah memiliki komitmen dalam penyelesaian masalah ini, kata Maulana, namun dalam pelaksanaannya belum jelas.

Ia yang juga anggota DPRD Provinsi Jabar Komisi V yang salah satunya membidangi pendidikan, sesuai rapat sebelumnya telah ada kesepakatan bahwa Disdik Jabar bakal menerbitkan surat susulan sementara untuk pengambilan ijazah. Hal ini guna meredam dinamika sambil menunggu kesepakatan antara sekolah dengan pemerintah. 

“Namun surat sesuai rapat itu belum turun,” ungkapnya. 

Karena itu, pihaknya pun mendesak supaya pemerintah bisa bijak dalam mengambil keputusan tanpa ada yang dirugikan, termasuk mendengarkan masukan dari sekolah swasta.

Menurutnya, keberadaan sekolah swasta berperan penting meningkatkan kualitas maupun mempermudah akses pendidikan untuk masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah pelosok. 

Bahkan, ia menilai sekolah swasta tantangannya lebih besar dari sekolah negeri yang sudah jelas mendapatkan bantuan pemerintah. Padahal, sekolah sama-sama memiliki kewajiban, yakni berusaha mencerdaskan generasi bangsa. 

Namun, pada kenyataannya justru sekolah swasta mendapatkan perlakuan berbeda dari pemerintah dan ini kontras dengan sekolah negeri.

“Perhatian pemerintah lebih banyak ke negeri. Sedangkan sekolah swasta harus berhadapan dengan keterbatasan. Sampai kapanpun, sejatinya pemerintah memiliki hutang yang besar kepada sekolah swasta,” tegasnya. 

Keadilan untuk Sekolah Swasta

Setelah ramainya persoalan penahanan ijazah ini, sambungnya, tekanan terhadap sekolah swasta semakin meningkat. Bahkan sampai ada ancaman audit perihal bantuan dari pemerintah yang mereka terima. 

Melihat kondisi itu, pihaknya pun menegaskan jika tidak semua sekolah swasta mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan, yang tidak dapat jumlahnya sangat banyak. 

Akan tetapi, saat ini sekolah swasta mendapatkan penekanan yang seolah-olah mereka sama dengan negeri, yakni mendapatkan bantuan dari pemerintah dengan porsi yang sama. 

“Padahal kan kenyataannya tidak seperti itu,” imbuhnya. 

Agar persoalan ini bisa selesai dengan bijak, Maulana mendorong pemerintah agar punya sistem data satu pintu. Sehingga, permasalahan seperti ini bisa selesai dengan adil dan transparan. 

Contohnya, kata Maulana, bantuan DAK fisik SMK di tahun 2024 untuk 88 sekolah dengan rincian 53 sekolah negeri dan sekolah swasta mendapatkan 35 bantuan. 

Jika melihat jumlah data SMK, justru yang swasta lebih banyak, yakni 2.625. Sedangkan SMK negeri hanya 288 sekolah. 

Dari data ini, sudah jelas ketimpangan terjadi dalam masalah bantuan dari pemerintah, baik provinsi, pusat serta daerah. 

“Menurut saya, bisa jadi ada sekolah yang mendapatkan banyak jenis bantuan dari berbagai level pemerintah, mulai dari daerah hingga pusat. Bahkan bisa juga ada yang tidak sama sekali mendapatkannya,” terangnya.

Titik ketimpangan pembangunan di dunia pendidikan ini, menurutnya murni kesalahannya datang dari pemerintah yang tidak menyajikan data yang terintegrasi. 

“Ke depan pemerintah harus memiliki data satu pintu untuk mengetahui sekolah mana yang dapat bantuan dan besarannya. Hal ini supaya stigma negatif terhadap sekolah swasta tidak ada lagi,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Kapal Asing Berbendera Malaysia

Kapal Asing Berbendera Malaysia Masuk Perairan Garut, Polairud Periksa Kapten Kapal

harapanrakyat.com,- Sebuah kapal asing berbendera Malaysia bernama SEAPUP memasuki kawasan perairan Santolo, Garut, Jawa Barat, tanpa memberikan informasi terlebih dahulu. Satuan Polisi Air dan...
Soedrajat Argadiredja

Kasus Tunjangan Rumdin Anggota DPRD Kota Banjar, Soedrajat Argadiredja Buka-bukaan Usai Diperiksa Kejaksaan

harapanrakyat.com,- Mantan Anggota DPRD Kota Banjar, Jawa Barat, Soedrajat Argadiredja buka-bukaan perkara dugaan korupsi tunjangan rumah dinas dan transportasi pada anggaran Sekretariat DPRD Kota...
Fitur Secret Chat Telegram Hilang

Cara Menggunakan Fitur Secret Chat Telegram Hilang

Mirip dengan berbagai aplikasi pesan lainnya, Telegram menawarkan kemampuan yang memungkinkan para penggunanya untuk mengirim pesan sementara. Lalu akan terhapus secara otomatis setelah jangka...
Hati-Hati, Inilah Kerusakan iPhone yang Tidak Bisa Diperbaiki

Hati-Hati, Inilah Kerusakan iPhone yang Tidak Bisa Diperbaiki

Pengguna gadget perlu tahu apa saja kerusakan iPhone yang tidak bisa diperbaiki. Dengan begitu, bisa lebih berhati-hati saat membawa maupun mengoperasikan HP iPhone kesayangannya....
Penyebab Masalah Beat Karbu Brebet di Putaran Bawah

Penyebab Masalah Beat Karbu Brebet di Putaran Bawah

Bingung saat motor Beat karbu brebet di putaran bawah? Sebenarnya, masalah pada motor matic ini bukan hanya karena telat mengisi bahan bakar saja. Pasalnya,...
Tempat Peribadatan JAI

Tempat Peribadatan JAI Dibangun Lagi, Pemkot Banjar akan Tegakan Perwal Melalui Pendekatan

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kota Banjar, Jawa Barat, akan berupaya melakukan penegakan Peraturan Walikota (Perwal) No. 450/Kpts.155.Huk/2011, terkait aktivitas pembangunan kembali tempat peribadatan JAI (Jemaat Ahmadiyah...