Sabtu, Mei 24, 2025
BerandaBerita TerbaruApa Alasan Luar Angkasa Gelap? Simak Ulasan Selengkapnya

Apa Alasan Luar Angkasa Gelap? Simak Ulasan Selengkapnya

Pernahkah kita berpikir apa alasan luar angkasa gelap, padahal terdapat Matahari? Harusnya, jikalau Matahari dan bintang menyinari langit angkasa tentu akan membuat areanya menjadi lebih terang. Namun, faktanya hal ini justru sangat bertolak belakang dan malah terlihat gelap.

Ini adalah salah satu pertanyaan klasik oleh para astronom yang terkenal dengan sebutan Paradoks Olbers. Yakni sebuah istilah yang berasal dari nama astronom Jerman Heinrich Olbers. Ia mencoba menjawab pertanyaan “mengapa luar angkasa selalu gelap?”

Baca Juga: Penemuan Lubang Hitam NGC 4945 Oleh Para Ilmuwan Astronomi

Pertanyaan tersebut tentu dengan hipotesis (dugaan) bahwa ruang antarbintang sebagian besar diisi dengan materi yang menyerap cahaya, misalnya awan debu antarbintang.

Penyebab Alasan Luar Angkasa Gelap Menurut BRIN

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan terkait penyebab ruang angkasa selalu gelap (paradoks olbers). Adapun penyebabnya adalah akibat tidak ada atmosfer yang menyemburkan cahaya matahari.

“Oleh karenanya matahari, bulan, dan bintang-bintang bisa tampak berdampingan,” ungkap Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin.

Ruang angkasa sendiri merupakan tempat hampa yang tidak mempunyai atmosfer untuk menyebarkan cahaya bintang atau matahari. Cahaya Matahari tersebut merambat dalam garis lurus tanpa hamburan.

Sehingga ruangan tersebut terlihat gelap akibat tidak ada apapun yang menyebarkan atau memancarkan kembali cahaya Matahari ke mata. Oleh karena itu, kesimpulan penyebab ruang angkasa gelap ini karena atmosfer inilah yang membuat manusia tidak mampu melihat bagian dari cahaya Matahari dan langit tampak hitam.

Paradoks Olbers Terpecahkan pada Abad ke-20

Pertanyaan terkait alasan ruang angkasa gelap atau paradoks Olbers tersebut akhirnya terpecahkan pada abad ke-20. Awalnya, hukum pertama termodinamika sempat meragukan terkait adanya hipotesis terkait ruang antarbintang yang diisi dengan materi menyerap cahaya, seperti awan debu antarbintang.

Alasannya, karena materi antarbintang ini pasti akan memanas dan mulai memancarkan cahaya sendiri. Namun pada akhirnya hipotesis ini terpecahkan pada abad ke-20.

Ternyata, alam semesta ini terus mengembang dan cahaya yang terlihat dari galaksi saat menjauh, akan masuk ke dalam jangkauan inframerah, ultraviolet, dan gelombang radio yang tak nampak oleh mata manusia. Akan tetapi, jika kita dapat melihat gelombang mikro, maka seluruh ruang angkasa akan terlihat bersinar.

Muncul Pertanyaan Lain Terkait Paradoks Olbers

Pertanyaan lain yang muncul terkait alasan ruang angkasa gelap, adalah mengapa Bumi bisa terang? Fenomena ini dapat dijelaskan melalui atmosfer. Seperti yang dijelaskan sebelumnya menurut BRIN, bahwa ruang angkasa hampir seperti ruang hampa. Hanya terdapat sejumlah kecil gas dan debu kosmik di volume tertentu. Akan tetapi tidak ada atmosfer. Selain itu, cahaya perlu memantul dari sesuatu.

Baca Juga: Benarkah Ada Tanda Kehidupan di Planet K2-18b? Simak Ulasannya

Cahaya tersebut bergerak lurus hingga mengenai suatu benda. Saat mereka mengenai dan memantulkan suatu objek, maka atmosfer-lah yang memberikan ‘hamburan’ dalam spektrum yang terlihat oleh mata manusia.

Karena Bumi ini berputar melalui porosnya, maka kegelapan menguasai sisi di mana cahaya Matahari tidak jatuh atau kita biasa menyebut periode ini sebagai malam. Pada siang hari, atom, molekul, dan debu atmosfer akan berinteraksi dengan foton, hal inilah yang menyebabkannya berhamburan.

Efek Doppler dan Kegelapan Luar Angkasa

Menurut Britannica, salah satu alasan mengapa luar angkasa tampak gelap adalah karena adanya efek Doppler yang disebabkan oleh ekspansi alam semesta. Bintang-bintang dan galaksi-galaksi yang bergerak menjauh dari kita memancarkan cahaya yang mengalami pergeseran merah (redshift). Artinya, panjang gelombang cahaya mereka menjadi lebih panjang dan bergeser ke arah inframerah, yang berada di luar spektrum cahaya tampak.

Akibat pergeseran ini, cahaya dari objek-objek jauh tersebut tidak lagi terlihat oleh mata manusia, meskipun sejatinya luar angkasa penuh dengan cahaya dari berbagai sumber. Dengan kata lain, kegelapan yang kita lihat bukan karena tidak ada cahaya. Tetapi karena cahaya tersebut telah bergeser ke spektrum yang tidak bisa dideteksi oleh penglihatan kita.

Fenomena Atmosfer yang Terjadi di Bumi dan Mars

Karena atmosfer ini yang menjadi alasan ruang angkasa gelap, maka kita simak fenomenanya yang terjadi di Bumi dan Mars. Di Bumi sendiri, sebagian besar atmosfer menyebarkan cahaya biru. Alasannya karena memiliki panjang gelombang yang lebih pendek di ujung spektrum dan tampak lebih tersebar di atmosfer dibandingkan cahaya merah. Oleh karena itu, langit siang hari di muka Bumi tampak lebih berwarna biru.

Sedangkan, di planet Mars, atmosfernya lebih tipis, sekitar 100 kali lebih tipis dari Bumi. Akan tetapi, masih cukup membuat langit tampak biru keabu-abuan di siang hari. Ketika angin Mars yang sering bertiup menimbulkan awan debu dari permukaan, maka langitnya menjadi lebih tipis, dan berwarna kemerahan.

Namun, apabila kita berada di planet atau satelit yang tidak mempunyai atmosfer atau  tipis (seperti di Bulan atau Merkurius), maka langit terlihat hitam pada siang dan juga di malam hari. Bahkan, jika kita melihat foto-foto yang diambil oleh pesawat luar angkasa Apollo di Bulan, akan tampak bahwa langit di sana berwarna hitam. 

Baca Juga: Alasan Kenapa Mars Berwarna Merah Akhirnya Terungkap

Nah, inilah alasan luar angkasa gelap meski terdapat sinar matahari yang begitu terang. Pada intinya, ruang angkasa tampak gelap karena tidak adanya atmosfer yang dapat menyebarkan cahaya. Setelah membaca ulasan di atas, semoga informasi ini dapat bermanfaat terkait fenomena yang ada di lingkungan tata surya. (R10/HR-Online)

Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise

Maia Estianty Tegaskan Akan Hadir di Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise

Kabar mengejutkan datang dari Maia Estianty, ibunda Al Ghazali. Sempat menggegerkan publik lantaran bakal absen di pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise, kini sang...
Vivo S30 Siap Meluncur 29 Mei, Begini Bocoran Spesifikasinya

Vivo S30 Siap Meluncur 29 Mei, Begini Bocoran Spesifikasinya

Vivo kembali menunjukkan dominasinya dengan bersiap meluncurkan lini smartphone terbaru, yaitu seri Vivo S30, di China pada 29 Mei 2025. Seri tersebut akan mencakup...
BPBD Ungkap Sejumlah Daerah di Ciamis yang Terdampak Bencana Longsor hingga Pergerakan Tanah 

BPBD Ungkap Sejumlah Daerah di Ciamis yang Terdampak Bencana Longsor hingga Pergerakan Tanah 

harapanrakyat.com,- BPBD Ciamis menerima sejumlah laporan kejadian bencana alam yang terjadi di wilayah Ciamis, Jumat (23/5/2025). Dari laporan tersebut, peristiwanya terjadi di tiga kecamatan...
Angka Depresi di Jabar Tertinggi di Indonesia, H. Arip Rachman Sosialisasikan Perda No 5/2018 di Tasikmalaya

Angka Depresi di Jabar Tertinggi di Indonesia, H. Arip Rachman Sosialisasikan Perda No 5/2018 di Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Arip Rachman, SE, MM kembali menyambangi masyarakat di pelosok Kabupaten Tasikmalaya. Politisi PDIP ini melakukan...
Sejarah Gunung Parang Purwakarta yang Penuh Mitos

Sejarah Gunung Parang Purwakarta yang Penuh Mitos

Gunung Parang yang terletak di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, bukan hanya populer sebagai salah satu destinasi wisata ekstrem kelas dunia. Di balik...
Pemain Abroad Timnas

5 Pemain Abroad Timnas Indonesia akan Habis Kontrak Musim Ini, Mungkinkah Main di Liga 1?

Patrick Kluivert telah memanggil sejumlah nama pemain abroad Timnas Indonesia untuk menghadapi dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menghadapi China dan Jepang. Mereka adalah...