harapanrakyat.com,- Ribuan hektar sawah milik petani di wilayah Kecamatan Lakbok dan Purwadadi, Kabupaten Ciamis banjir. Rumah warga hingga areal pekarangan warga juga terdampak sejak 5 hari lalu, Selasa (27/5/25).
Pantauan di lapangan, areal persawahan yang berada di perbatasan antara Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi, Desa Kertajaya, Puloerang dan Sukanagara Kecamatan Lakbok tampak seperti lautan. Padi-padi petani yang sebentar lagi panen pun terendam rata dengan air.
Sementara itu, saluran irigasi pembuangan yang ada di sekitar sawah juga tampak meluap dan airnya masuk ke sawah. Di sisi lain, saluran cacing atau saluran air berukuran kecil yang ada di tengah sawah pun tak kelihatan.
Ribuan Hektar Sawah Langganan Kebanjiran
Diding (67), warga sekitar yang juga petani Sukamulya mengungkapkan, ribuah hektar sawah yang berada di perbatasan tersebut sudah dari dulu langganan banjir. Apalagi ketika musim hujan, para petani dalam satu kali musim tanam bisa sampai 4 hingga 7 kali tanam benih padi.
“Dalam sebulan ini, airnya kadang surut, tapi kadang tiba-tiba banjir besar seperti ini dan bertahan hingga berhari-hari. Sudah jadi langganan dari zaman dulu,” katanya.
Menurutnya, penyebab banjir tersebut karena buruknya saluran pembuangan air dari wilayah Kota Banjar hingga ujung saluran yang berada di wilayah Manganti.
Seharusnya, kata Diding, pemerintah menangani persoalan ini dengan serius. Pasalnya, sejak zaman Presiden Soeharto hingga Prabowo, masalah banjir di wilayah tersebut tak kunjung mendapatkan perhatian yang serius.
Ia pun meminta Pemkab Ciamis sampai Gubernur Jabar Dedi Mulyadi turun tangan meninjau lokasi dan kemudian memecahkan masalah ini secepatnya.
Minta KDM Turun Tangan
Di lokasi berbeda, Abu, warga Lakbok, terpaksa berulang kali menanam padi dengan harapan sawahnya bisa panen. Namun pada kenyataannya banjir pun datang dan ia terpaksa menebar benih kembali agar ketika surut nanti bisa tanam lagi di sawah di Blok Paniisan.
“Nggak tahu harus bagaimana lagi ini. Coba deh pemerintah ke sini cari solusi, jangan hanya ketika mau pemilu saja janji manis dan setelah jadi malah lupa akan persoalan petani. Katanya sekarang program ketahanan pangan, lah tapi banjir terus puluhan tahun,” tegasnya.
Karena sering banjir, kata Abu, ia harus memutar otak untuk bisa menghidupi keluarga sehari-hari, termasuk untuk pendukung belajar anaknya di sekolah.
“Gubernur Jabar yang sekarang baru jadi, kami minta tolong datanglah ke sini. Panggil juga BBWS biar kerjanya maksimal. Buat juga komitmen langsung di hadapan ribuan petani dan jangan sampai pekerjaannya asal-asalan. Ini soal nasib masyarakat,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)