Kandungan Surat Al Maidah ayat 46 memuat informasi penting mengenai Nabi Isa AS dan kitab suci yang diwahyukan kepadanya, yaitu Injil. Ayat yang mulia ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah penegasan akan kesinambungan risalah ketuhanan yang para nabi bawa. Ia memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana Allah SWT membimbing umat manusia melalui utusan-utusan-Nya di setiap zaman.
Baca Juga: Kandungan Surat At Tahrim Ayat 8, Pentingnya Tobat
Memahami makna Surat Al Maidah ayat 46 akan menambah kekayaan spiritual kita dan memperkuat keyakinan akan kebenaran Islam sebagai penyempurna risalah-risalah sebelumnya. Mari kita telaah lebih dalam butiran hikmah yang terkandung di dalam ayat Al Quran tersebut.
Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 46, Pembenaran Taurat dan Cahaya Injil
Untuk memahami lebih mendalam, mari kita bedah makna Surat Al Maidah ayat 46 ke dalam beberapa poin utama:
1. Pembenaran Kitab Taurat Sebelumnya
Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Isa AS untuk membenarkan Kitab Taurat yang telah ada sebelum kedatangannya. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran para nabi memiliki esensi sama. Yaitu mengesakan Allah SWT dan mengajak manusia untuk berbuat kebaikan.
Kedatangan Isa AS bukanlah untuk menghapus Taurat secara keseluruhan, melainkan untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dan mengukuhkan kembali ajaran-ajaran pokoknya. Sungguh sebuah gambaran harmoni antar risalah Ilahi, bagaikan mata rantai yang saling terhubung.
2. Pemberian Kitab Injil Sebagai Petunjuk (Hudan)
Kandungan Surat Al Maidah ayat 46 selanjutnya yaitu Allah SWT menganugerahkan kepada Nabi Isa AS Kitab Injil yang di dalamnya terdapat hudan, berarti petunjuk. Injil berfungsi sebagai panduan yang jelas bagi umat manusia pada masa itu untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Petunjuk ini meliputi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari keyakinan, ibadah, hingga akhlak mulia. Bayangkanlah Injil sebagai kompas penuntun para pengikut Nabi Isa AS agar tidak tersesat dalam kegelapan dunia.
3. Pemberian Kitab Injil Sebagai Cahaya (Nur)
Selain sebagai petunjuk, Injil juga turun sebagai nur, atau cahaya. Cahaya ini menerangi kegelapan kejahilan dan kesesatan, memberikan pemahaman yang benar tentang hakikat kebenaran dan kebatilan. Injil membawa pencerahan spiritual, membantu manusia membedakan antara hak dan yang batil, serta menuntun mereka menuju jalan lurus. Terkadang, sebuah kalimat bijak dalam kitab suci mampu menjadi lentera yang menerangi sudut-sudut gelap dalam hati kita.
Baca Juga: Kandungan Surat Az Zukhruf Ayat 32, Rezeki di Tangan Allah SWT
4. Injil Sebagai Pengajaran Bagi Orang-Orang yang Bertakwa (Mau’izhatan lil Muttaqin)
Lebih lanjut, kandungan Surat Al Maidah ayat 46 menjelaskan bahwa Injil juga berfungsi sebagai mau’izhah. Yaitu pengajaran atau nasihat bermanfaat bagi orang-orang yang bertakwa. Orang-orang bertakwa adalah mereka yang senantiasa berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Bagi mereka, Injil menjadi sumber inspirasi, pengingat, dan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Nasihat-nasihat dalam Injil menyentuh hati dan memberikan pelajaran berharga dalam menjalani kehidupan yang penuh ujian.
5. Perintah untuk Mematuhi Injil pada Masanya
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam poin-poin utama yang Anda berikan, secara implisit ayat ini juga mengandung perintah bagi umat Nabi Isa AS pada zamannya untuk mematuhi segala ajaran yang terkandung dalam Injil. Ketaatan kepada kitab suci adalah wujud keimanan kepada Allah dan rasul-Nya. Namun, dengan kedatangan Al Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terlengkap, umat Islam kini berpedoman pada Al Quran.
Makna Mendalam Arti Surat Al Maidah Ayat 46
Kandungan Surat Al Maidah ayat 46 memberikan pemahaman mendalam tentang kedudukan Nabi Isa AS sebagai utusan Allah yang membawa risalah kebenaran. Beliau adalah sosok mulia atau utusan untuk membimbing umatnya menuju jalan Allah. Pengakuan Al Quran terhadap kenabian Isa AS dan kitab Injil menunjukkan adanya kesinambungan dalam risalah para nabi.
Selain itu, ayat ini juga menyoroti pentingnya kitab suci sebagai pedoman hidup bagi manusia. Injil, dengan petunjuk dan cahayanya, menjadi lentera bagi umat manusia pada masanya. Meskipun kini Al Quran menjadi pedoman utama bagi umat Islam, mempelajari dan memahami ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab sebelumnya dapat memperkaya wawasan keagamaan dan memperkuat rasa persaudaraan antar umat beriman. Sungguh, setiap wahyu dari langit adalah anugerah yang patut kita renungkan.
Baca Juga: Kandungan Surat Al Kahfi Ayat 28, Pesan Keteguhan Hati
Kandungan Surat Al Maidah ayat 46 mengajarkan kita untuk menghormati dan menghargai para nabi dan kitab-kitab suci yang Allah SWT turunkan. Meskipun Al Quran adalah kitab suci sempurna dan menjadi pedoman hidup kita saat ini, kita tetap mengakui kebenaran risalah dari para nabi sebelumnya, termasuk Nabi Isa AS dengan Kitab Injilnya. Semoga kita senantiasa memperoleh pemahaman benar tentang ajaran agama dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. (R10/HR-Online)
