harapanrakyat.com, Puluhan warga Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mendatangi kantor desa pada Sabtu (24/5/2025). Mereka menolak rencana pengaliran air dari pesawahan Desa Maruyungsari ke wilayah Paledah. Penolakan tersebut datang setelah sebelumnya beredar kabar Bupati Pangandaran akan membuka pintu air untuk mengatasi banjir yang merendam sawah-sawah di Maruyungsari selama lebih dari dua tahun.
Protes ini merupakan buntut dari amarah para petani Maruyungsari yang sebelumnya mengancam akan menjebol tanggul agar air mengalir ke arah Paledah. Petani di Paledah khawatir padi yang baru mulai tumbuh akan gagal panen apabila tanggul Sipon Apoor Ciilat yang dibangun BBWS dua tahun lalu dijebol. Lahan sawah produktif seluas 320 hektar di Paleag bisa kembali terendam banjir.
Warga Desa Paledah Pangandaran, Sumarni (54), menyampaikan kekhawatirannya. Ia mengaku sudah puluhan tahun menjadi langganan banjir. Namun setelah adanya peninggian tanggul dua tahun lalu, dampak banjir di wilayahnya mulai berkurang. Halaman rumah Sumarni yang biasanya terendam banjir, pasca peninggian tanggul oleh BBWS, tidak lagi kebanjiran.
“Kalau tanggul dijebol, kami yang akan terdampak. Jangan merugikan pihak lain. Solusinya seharusnya Maruyungsari buat saluran pembuangan atau pompanisasi, bukan alihkan air ke desa kami,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemukiman di Dusun Mekarasih, Desa Paledah, akan kembali terendam jika air benar-benar dialirkan seperti yang direncanakan.
“Kami dukung Bupati, tapi jangan sampai keputusan ini justru merugikan desa kami yang sudah puluhan tahun kebanjiran. Cari solusi terbaik tanpa mengorbankan wilayah lain,” tegas Sumarni.
Respons Bupati Pangandaran atas Protes Warga Paledah
Menanggapi hal ini, Bupati Pangandaran, Hj. Citra Pitriyami mengatakan, pihaknya tengah berkomunikasi intens dengan masyarakat Desa Paledah. Tujuannya untuk mencari solusi menyeluruh atas persoalan ini.
Baca Juga: Batu Besar Menghantam Rumah Janda di Padaherang Pangandaran, Begini Kondisinya
“Kita akan cari solusi terbaik untuk semuanya, baik penanganan jangka pendek maupun jangka panjang,” ujarnya. (Madlani/R7/HR-Online/Editor-Ndu)