Kisah Baiat Ridwan adalah salah satu peristiwa paling menggugah dalam sejarah Islam yang menunjukkan kesetiaan tanpa syarat para sahabat kepada Rasulullah SAW. Peristiwa ini bukan sekadar sumpah, melainkan sebuah bentuk pengorbanan, keberanian, dan cinta yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam suasana penuh ketegangan di bawah pohon rindang, ratusan sahabat menyatukan tekad untuk tidak meninggalkan Rasulullah SAW, apapun yang terjadi.
Baca Juga: Kisah Burung Bughats, Hikmah tentang Rezeki yang Tak Terduga
Momen ini menjadi saksi bagaimana hati manusia bisa begitu kuat ketika keyakinan berada di depan segalanya. Tidak bisa terbayangkan betapa perasaan para sahabat kala itu, antara harapan, takut, dan keberanian bercampur jadi satu. Dari kisah sejarah Islam ini mengajarkan bahwa di tengah ancaman, ada cinta yang tak tergoyahkan demi membela kebenaran.
Kisah Baiat Ridwan yang Menggetarkan Jiwa
Kisah Baiat Ridwan bermula ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat hendak menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah. Namun, sebelum mencapai tujuan, Nabi SAW mengutus Utsman bin Affan RA untuk berunding dengan kaum Quraisy. Tujuannya adalah mencari jalan damai agar kaum Muslimin bisa masuk Makkah tanpa perlawanan.
Namun malang, Utsman bin Affan RA justru ditahan oleh kaum Quraisy. Beredar kabar bahwa beliau telah dibunuh. Kabar itu menyebar cepat dan mengguncang hati kaum Muslimin. Bisa kita bayangkan betapa perih hati Rasulullah SAW dan para sahabat saat mendengar berita itu.
Saat situasi genting itulah, Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat di bawah sebuah pohon rindang. Dengan suara tegas yang menggetarkan, beliau berkata, “Kita tidak akan meninggalkan tempat ini sampai kita memerangi mereka.” Seruan itu langsung mendapat sambutan dari para sahabat dengan hati penuh keberanian.
Satu per satu mereka mengulurkan tangan, berbaiat kepada Rasulullah SAW. Uniknya, Rasulullah SAW juga mengulurkan tangannya mewakili Utsman bin Affan RA seraya berkata, “(Tangan) ini untuk Utsman.” Momen itu begitu menyentuh hati, membuktikan betapa kuatnya ikatan persaudaraan dalam Islam.
Tak sedikit para sahabat yang kala itu meneteskan air mata. Bukan karena takut, tetapi karena bangga bisa bersatu demi membela agama. Suasana penuh haru dan takbir menggema membuat peristiwa itu begitu menggetarkan hati siapa saja yang menyaksikannya.
Orang-Orang yang Hadir dalam Baiat Ridwan
Kisah Baiat Ridwan turut menghadirkan sosok-sosok penting dalam sejarah Islam. Tak hanya para sahabat senior, dua cucu kesayangan Rasulullah SAW, Hasan dan Husain, juga hadir meski masih belia. Betapa luar biasanya kepercayaan Nabi SAW kepada cucu-cucunya. Bahkan saat usianya yang masih muda telah dianggap mampu memikul tanggung jawab besar.
Baca Juga: Zaid bin Haritsah, Sahabat Nabi yang Menemani ke Thaif
Menurut catatan sejarah, sekitar 700 orang turut hadir dalam Baiat Ridwan. Mereka semua bersatu dalam sumpah setia, tanpa gentar menghadapi kemungkinan peperangan demi membela kehormatan dan keyakinan mereka. Momen itu menjadi bukti bahwa keberanian dan cinta bisa mengalahkan rasa takut paling dalam.
Bayangkan suasana saat itu, ratusan tangan saling menggenggam, suara takbir bergema di bawah pepohonan, dan air mata yang menetes karena haru. Sebuah pemandangan tak hanya heroik, tapi juga sarat makna kemanusiaan dan spiritual.
Makna di Balik Baiat Ridwan
Lebih dari sekadar peristiwa sejarah, kisah Baiat Ridwan adalah simbol komitmen sejati. Peristiwa ini mengajarkan bahwa dalam situasi genting sekalipun, persaudaraan dan kesetiaan adalah kekuatan yang tak bisa hancur. Para sahabat tak hanya bertaruh nyawa sendiri, tapi juga keluarga dan masa depan demi membela Nabi SAW.
Hal yang membuat hati semakin tersentuh, setelah baiat itu terjadi, kabar menyebutkan Utsman bin Affan RA terbunuh ternyata tidak benar. Meski begitu, tekad para sahabat untuk berjuang hingga titik darah penghabisan tetap menjadi catatan penting dalam sejarah Islam.
Semangat dan keteguhan mereka seakan menjadi pesan abadi bahwa dalam perjuangan menegakkan kebaikan, keberanian akan selalu punya tempat dalam hati manusia yang beriman.
Sejarah Baiat Ridwan adalah pelajaran tentang keteguhan hati, kesetiaan, dan keberanian. Peristiwa ini membuktikan bahwa meskipun ada ancaman dan ketakutan, niscaya cahaya keimanan yang tak bisa padam. Para sahabat mengajarkan bahwa cinta kepada kebenaran dan Nabi SAW adalah harga mati, tak bisa tawar menawar meski nyawa taruhannya.
Baca Juga: Amr bin Luhay, Tokoh di Balik Masuknya Penyembahan Berhala ke Mekkah
Hingga kini, momen di bawah pohon itu tetap terkenang sebagai contoh ideal persaudaraan sejati dalam Islam. Kisah Baiat Ridwan bukan hanya peristiwa masa lalu. Tetapi juga cermin bagi umat Islam zaman sekarang untuk selalu bersatu dalam membela nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan. (R10/HR-Online)