harapanrakyat.com,- Pergerakan tanah di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kembali terjadi, Senin (26/5/2025). Kali ini, pergerakan tanah merusak sejumlah rumah warga di Dusun Cibenda RT 001 dan RT 002 RW 001.
Kepala Dusun Cibenda, Dian Rusdiana Rahman, mengatakan, sedikitnya 10 rumah mengalami kerusakan akibat aktivitas geologis ini.
“Kejadiannya semalam. Warga sempat panik karena mendengar suara gemuruh yang disusul dengan retakan-retakan di dinding rumah mereka,” ujarnya,Selasa (27/05/2025).
Pergerakan Tanah di Neglasari Ciamis Meluas Bikin Warga Cemas
Menurut Dian, pergerakan tanah kini mulai meluas ke kawasan padat penduduk. Hal ini menimbulkan kecemasan di kalangan warga.
“Masyarakat di sini mulai resah. Mereka khawatir rumahnya ikut rusak, sehingga malam pun tak bisa tidur nyenyak. Seperti semalam, banyak warga yang keluar rumah saat tanah kembali bergerak,” tambahnya.
Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Neglasari, Opik Taopik, menjelaskan, fenomena ini bukan hal baru. Pergerakan tanah di Neglasari telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya pun semakin meluas.
“Sebelumnya, pergerakan tanah terjadi di Dusun Cibenda, terlihat dari kebun warga yang terbelah cukup lebar dan dalam, seperti selokan. Lalu pada 2023, pergerakan tanah juga terjadi di Dusun Sindangjaya hingga menyebabkan ambruknya dapur milik Haji Dasim, padahal bangunan itu tergolong kuat,” jelas Opik.
Opik melanjutkan, hari ini pihak desa menerima laporan tambahan, puluhan rumah di Dusun Cibenda mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Retakan terjadi di sejumlah rumah. Bahkan pergerakan tanah sudah mulai menjalar ke Dusun Angsana.
“Beberapa rumah di Dusun Angsana juga terdampak. Retakan besar terlihat di bagian dinding rumah warga. Ini menunjukkan bahwa pergerakan tanah terus meluas,” ungkapnya.
Ia berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah dan provinsi terkait penanganan bencana tersebut.
Baca Juga: BPBD Ungkap Sejumlah Daerah di Ciamis yang Terdampak Bencana Longsor hingga Pergerakan Tanah
“Kalau kondisi ini terus berlanjut, besar kemungkinan warga harus direlokasi. Penanganannya tidak bisa hanya dilakukan oleh desa, perlu dukungan penuh dari Pemda karena ini menyangkut keselamatan banyak warga,” pungkasnya. (Suherman/R7/HR-Online/Editor-Ndu)