harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menerapkan pendidikan ala militer bagi remaja yang terlibat kenakalan, seperti tawuran, mabuk-mabukan, merokok, dan kenakalan remaja lainnya.
Program pendidikan militer ini bertujuan untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab pada anak-anak di Jawa Barat yang melanggar aturan.
Namun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap program pendidikan ini melanggar hak anak. Mengenai adanya perbedaan pendapat terhadap kebijakan tersebut, Dedi Mulyadi menanggapinya secara bijak.
“Dalam setiap kebijakan itu pasti ada pro dan kontra, dari seluruh pro dan kontra itu ibarat pisau yang lagi diasah,” ujarnya, dikutip dari Instagram @dedimulyadi71, Rabu (07/05/2025).
Ia menganggap perdebatan yang terjadi justru sebagai sarana untuk mempertajam pola pikir dan keputusannya sebagai seorang pemimpin.
“Anggaplah pro dan kontra ini adalah lagi ngasah ketajaman berpikir saya tindakan saya sebagai seorang pemimpin, nanti kita lihat hasilnya,” imbuhnya.
Sebagai bentuk keterbukaan, Dedi Mulyadi juga mempersilakan KPAI, Komnas HAM, dan pihak lain untuk langsung melihat proses pelatihan kedisiplinan di barak militer.
“Dan saya juga mempersilahkan pada Komisi Perlindungan Anak, pada Komnas HAM, pada Komisi X DPR, pada komisi I, untuk berkunjung ke tempat pelatihan secara terbuka,” ujarnya.
Baca Juga: Heboh Dedi Mulyadi Rayakan Persib Juara, Buka Baju hingga Konvoi dengan Bobotoh
Perdebatan Soal Militer TNI Dilarang Terlibat Dalam Pendidikan, Ini Tanggapan Dedi Mulyadi
Mulai berjalannya program pendidikan kedisiplinan di barak militer, Dedi Mulyadi juga menyoroti adanya perdebatan terkait keterlibatan TNI dalam dunia pendidikan.
Menurutnya di masyarakat muncul opini bahwa TNI tidak boleh terlibat dalam pendidikan anak sekolah. Namun, ternyata banyak TNI yang ngajar di sekolah.
Ia kemudian memberikan beberapa contoh konkret mengenai peran TNI dalam kegiatan pendidikan yang sudah berjalan selama ini di berbagai daerah. Misalnya TNI mengajar di SD dan SMP di Papua. TNI juga mengajar kepemimpinan untuk ASN dan calon karyawan. Bahkan TNI juga mengajar di sekolah Taruna Nusantara dan sekolah yayasan milik TNI.
Menurut Dedi Mulyadi, keterlibatan TNI dalam mendidik masyarakat sipil, termasuk anak-anak sekolah bukanlah hal baru. Selama ini, TNI melatih baris-berbaris, Paskibra, dan Pramuka, semuanya tanpa masalah.
Baca Juga: Sayembara Perpisahan Sekolah Termegah dan Termurah ala Dedi Mulyadi, Total Hadiah Rp165 Juta
“Nah jadi gak ada hal baru TNI memberi pendidikan pada sipil, pada anak-anak sekolah,” katanya. (Erna Ayunda/R7/HR-Online/Editor-Ndu)