Sejarah Jampang Sukabumi ternyata menyimpan kisah yang tidak biasa. Warga Sukabumi Selatan mungkin sudah cukup familiar dengan tempat ini. Jampang Kulon adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Baca Juga: Sejarah Tasikmalaya Kota Santri yang Sebenarnya, Wajib Tahu
Kecamatan Jampang Kulon memiliki luas wilayah mencapai 7.285,79 hektare. Wilayah ini terdiri atas 10 desa dan 1 kelurahan, menjadikannya sebagai salah satu kecamatan yang cukup luas di kawasan tersebut. Di balik luasnya wilayah tersebut, tersimpan berbagai cerita sejarah yang menarik untuk ditelusuri, baik dari sisi budaya, asal-usul nama, hingga perkembangan masyarakatnya dari masa ke masa.
Menelusuri Sejarah Jampang Sukabumi, dari Dasar Laut hingga Tanah Para Jagoan
Jampang merupakan sebuah wilayah luas di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyimpan sejarah yang kaya dan penuh misteri. Di balik hamparan sawah dan perbukitan, Jampang ternyata memiliki kisah masa lalu yang mendalam, yang terbentang sejak jutaan tahun lalu hingga era kerajaan dan perjuangan rakyatnya. Yuk, kita ulas secara komprehensif mengenai kilas balik Jampang Sukabumi, mulai dari geologi purba, asal-usul nama, hingga peran pentingnya dalam budaya dan sejarah Sunda.
Jejak Laut Purba di Tanah Jampang
Menurut penelitian geologi, wilayah Jampang, khususnya Jampang Kulon, sekitar 5 hingga 1,8 juta tahun lalu merupakan dasar laut. Sisa-sisa terumbu karang dan fosil binatang laut seperti paus dan hiu raksasa menjadi bukti nyata bahwa daerah ini pernah berada di bawah permukaan laut.
Penemuan tulang belakang paus purba berusia 15 juta tahun di Surade serta gigi hiu berukuran 9,5 cm menunjukkan bahwa kawasan ini dulunya adalah jalur migrasi hewan laut besar. Warisan paleontologi ini menjadi bagian penting dalam narasi sejarah Jampang Sukabumi yang tidak banyak diketahui masyarakat luas.
Asal-Usul Nama Jampang, Antara Mitos dan Sejarah
Nama “Jampang” memiliki banyak versi asal-usul. Dalam satu versi, kata ini berasal dari bahasa Makassar “rijampangi” yang berarti “ditinggalkan oleh pemimpinnya”, merujuk pada kisah Syekh Yusuf dari Makassar. Dalam versi lain, terutama dalam sejarah Cianjur, nama Jampang berasal dari nama seorang raja, Prabu Jampang Manggung, seorang pengembara dan penyebar ajaran Islam di tanah Sunda.
Prabu Jampang Manggung, atau yang juga populer sebagai Raden Boros Ngora, konon merupakan sosok berpengaruh dalam penyebaran Islam di wilayah Pajampangan. Patilasan beliau masih bisa kita temukan di bukit dekat Talaga Warna, Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung. Keberadaan situs ini menjadi salah satu penanda kuat dalam sejarah Jampang Sukabumi sebagai pusat spiritual dan budaya Islam.
Perubahan Wilayah, dari Kerajaan ke Administrasi Kolonial
Dalam catatan sejarah, wilayah Jampang sudah terkenal sejak masa Kerajaan Mataram. Selama era VOC, wilayah ini mengalami perubahan signifikan, termasuk penyerahan kekuasaan kepada Bupati Cianjur pada 1677. Perubahan ini menyebabkan hilangnya jabatan Bupati Jampang dan wilayahnya dimasukkan dalam struktur administratif Cianjur.
Meski begitu, wilayah ini tetap memiliki identitas kuat. Bahkan pada era kolonial, Jampang menjadi pusat perlawanan rakyat terhadap penjajahan Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan historis Jampang Sukabumi juga merupakan sejarah perjuangan rakyatnya dalam melawan kekuasaan asing.
Baca Juga: Sejarah Dramaga Bogor, dari Pelabuhan Sungai hingga Pusat Pendidikan
Tanah Para Jagoan dan Ilmu Kanuragan
Jampang juga populer sebagai tanah para jagoan. Pada masa lalu, wilayah ini penuh dengan masyarakat yang mendalami ilmu kanuragan dan kesaktian. Tidak heran jika banyak pendekar silat berasal dari sini. Salah satunya adalah tokoh legendaris Si Jampang, yang meskipun lebih terkenal sebagai tokoh Betawi, memiliki akar keturunan dari Pajampangan, Sukabumi.
Sebagai pusat ilmu kesaktian, Jampang menjadi tempat belajar banyak ahli supranatural dari berbagai daerah. Reputasi ini semakin memperkaya sejarah Jampang Sukabumi sebagai wilayah yang tidak hanya religius, tetapi juga spiritual dan penuh filosofi lokal.
Kerajaan Jampang Manggung dan Wawacan Sunda
Dalam naskah Sunda kuno seperti Wawacan Jampang Manggung, tertera bahwa wilayah ini pernah menjadi bagian dari kerajaan yang didirikan oleh Aki Sugiwanca, adik dari Aki Tirem (leluhur raja-raja Sunda). Kerajaan ini sejaman dengan Agrabintapura, menunjukkan bahwa Jampang telah memiliki sistem kekuasaan yang terstruktur sejak zaman dahulu.
Ada pula versi yang menyebutkan bahwa Prabu Borosngora merupakan penguasa Jampang Manggung. Hal ini semakin memperkaya khazanah perjalanan masa lalu Jampang Sukabumi, yang memiliki akar kuat dalam peradaban Sunda kuno.
Jampang di Masa Kini, Harapan dan Potensi
Kini, wilayah Jampang masih menjadi salah satu daerah dengan luas wilayah terbesar di Kabupaten Sukabumi. Bahkan, beberapa pihak terus mendorong pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Sukabumi Selatan untuk mempercepat pembangunan.
Warisan budaya dan sejarah yang kuat, ditambah kekayaan alam dan potensi wisata religi serta edukasi sejarah, menjadikan Jampang sebagai wilayah strategis yang patut diperhatikan lebih serius oleh pemerintah daerah maupun pusat.
Kesimpulan
Dari dasar laut purba hingga menjadi pusat perlawanan dan spiritualitas di tanah Sunda, riwayat Jampang Sukabumi adalah kisah panjang yang penuh warna. Nama Jampang bukan sekadar penanda geografis, tetapi cerminan identitas dan perjuangan masyarakatnya sepanjang zaman.
Baca Juga: Sejarah Kelapa Dua Depok, dari Wilayah Penyangga hingga Markas Elit Brimob
Dengan memahami dan melestarikan sejarah Jampang Sukabumi, kita tidak hanya menjaga jejak masa lalu saja. Akan tetapi juga membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Semoga bermanfaat. (R10/HR-Online)