harapanrakyat.com,- Yayasan Inklusif mengapresiasi terobosan progresif Pemkot Bandung dan Pemkot Depok dalam memberikan pelayanan publik yang setara kepada masyarakat. Dari dua daerah tersebut berhasil mewujudkan kebijakan pemerintah yang inklusif.
Direktur Eksekutif Yayasan Inklusif Muhammad Subhi mengatakan, kebijakan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan yang telah meresmikan Taman Pemakaman Umum (TPU) Terpadu yang berada di Cibiru menjadi angin segar untuk semua lapisan masyarakat. Apalagi pemakaman tersebut bukan hanya melayani mereka yang beragama Islam saja, namun Kristen, Katolik hingga penghayat kepercayaan bisa di sana.
“Menurut kami, ini menjadi pemakaman pertama di Kota Bandung yang dirancang secara Inklusif,” terangnya, Kamis (29/5/25).
Subhi mengatakan, TPA Terpadu Cibiru ini merupakan langkah progresif penting di Kota Bandung. Apalagi dalam mewujudkan kesetaraan dan akses yang adil bagi seluruh warga, tanpa diskriminasi.

Karena itu, pihaknya memandang kebijakan ini adalah bentuk nyata dari pelayanan publik yang berorientasi pada kemanusiaan dan keadilan sosial. Selain itu, pendekatan yang mengakomodasi keberagaman kepercayaan menunjukkan bahwa inklusivitas bukan sekadar konsep, tetapi praktik yang harus terwujud dalam kebijakan publik.
Dukungan Yayasan Inklusif untuk Keberagaman
Sebagai organisasi yang berkomitmen terhadap keberagaman dan kesetaraan, sambungnya, pihaknya mendukung inisiatif seperti ini dan mendorong daerah-daerah lain di Jawa Barat dan Indonesia mengikuti jejak Pemkot Bandung ini.
“Kami juga berharap keberadaan TPU Terpadu Cibiru dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk semakin menghargai perbedaan dan memperkuat toleransi dan solidaritas antar umat beragama,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Depok Supian Suri pada Senin (26/5/25) kemarin melantik sebanyak 97 ASN di lingkungan Pemkot Depok. Menariknya, salah satu ASN yang menjadi Camat adalah Christine Desima Arthauli. Ia adalah Camat Sukmajaya.
Menurut Subhi, pengangkatan Christine merupakan sejarah baru di Kota Depok. Seorang dengan latar belakang agama Kristen mendapatkan kepercayaan untuk memimpin wilayah di tingkat kecamatan, yakni Sukmajaya.
Oleh karena itu, Yayasan Inklusif menilai kepercayaan kepada Camat baru tersebut merupakan langkah maju dalam menciptakan pemerintahan yang lebih beragam dan inklusif.
“Dari sini kita bisa melihat bahwa kepemimpinan itu seharusnya berdasarkan kompetensi dan dedikasi, bukan latar belakang agama atau identitas,” terangnya.
Sebagai satu-satunya camat perempuan dalam pelantikan ini, kata Subhi, Wali Kota Depok juga melahirkan praktik baik bahwa kepemimpinan berbasis meritokrasi menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan progresif.
Karena itu, ini adalah momentum bagi Kota Depok untuk terus berbenah dalam tata kelola keberagaman sekaligus menjadi inspirasi bagi minoritas dan perempuan untuk terus mengambil peran aktif dalam berbagai bidang pemerintahan dan sosial.
“Kami juga mendorong Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan memastikan bahwa keberagaman terus menjadi bagian dari pembangunan daerah. Nilai-nilai kesetaraan menjadi prinsip yang harus kita junjung tinggi oleh setiap individu, tanpa memandang latar belakang ideologi dan identitas,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)