harapanrakyat.com,- Banjar tak pantas disebut kota, harusnya desa. Kalimat tersebut terlontar dari seorang netizen yang mengomentari berita Banjar Kota Ripuh yang dibagikan di laman media sosial Facebook Harapan Rakyat Online, 9 Juni 2025 lalu.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut Banjar sebagai kota paling ripuh (susah) di Jawa Barat. Potongan videonya kemudian viral di berbagai media sosial. Hal itu kemudian diamini oleh Akademisi, Aan Alamsyah.
Menurutnya, Banjar kota ripuh menggambarkan kondisi riil. “Realitas di Banjar memang kalau dibilang ripuh ya memang ripuh,” katanya, Senin (9/6/2025) lalu.
Bukan hanya akademisi, sejumlah netizen juga menyebut pernyataan Banjar kota ripuh sebagai fakta. Beberapa netizen bahkan menggambarkan betapa susahnya hidup di Kota Banjar.
“Aku asli urang Banjar. Bener eta teh, kota paling ripuh, teu pantes disebut kota, harusnya cukup desa Banjar (bener itu, kota paling susah, tak pantas disebut kota, harusnya cukup desa Banjar),” tulis akun Wayae W***.
Pernyataan akun tersebut diamini oleh netizen lainnya, bahkan komentarnya mendapat 47 reaksi dan 27 balasan.
“Puguh ge, loba teuing nu ngarongrongnya, siga laleur kana lauk asin, napuk, mun aya proyek sagala daratang (iyah bener, banyak yang merongrongnya, kayak lalat ke lauk asin, mengerubungi, kalau ada proyek pada datang),” tulis akun Galih F***.
“Banjar kota pangripuhna, lokasi pangsaeutikna angger jalan mah barutut beak ku nu korupsi duitna (Banjar kota paling susah, lokasi (luas) paling sedikit, tetap jalan rusak, habis duitnya sama korupsi),” tulis akun Doni P****.
Baca Juga: KDM Sebut Banjar Kota Paling Ripuh di Jabar, Candaan atau Fakta?
Banjar Kota Ripuh di Jawa Barat, Lebih Baik Gabung dengan Ciamis?
Ada juga netizen yang membagikan pengalamannya tinggal di Kota Banjar selama 10 tahun. Akun bernama Ilham I**** menulis, pernah tinggal di Kota Banjar ikut ibu setelah ayahnya meninggal. Ia mengakui cari penghidupan di Kota banjar tidaklah mudah.
“UMR kecil, lapangan kerja/industri kreatif terlalu dikuasai “klan” tertentu, dan akhirnya jadi susah mau apa-apa,” tulisnya.
“Kayaknya di Banjar kalau gak PNS atau pengusaha skala besar (punya modal) akan susah cari kehidupan dan penghasilan yang layak,” lanjutnya.
Ilham juga mengaku kembali tinggal di Jakarta setelah 10 tahun tinggal di Kota Banjar yang disebutnya susah. Saat tinggal di Jakarta, kehidupannya pun mulai berubah.
“Alhamdulillah balik tinggal di Jakarta, kerja di industri kreatif, bukan ngandelin jadi socmed influencer atau dagang di socmed, tapi bisa keliling indonesia, punya kehidupan yang layak. Bahkan bisa sampai diundang acara ke kepresidenan. Sarannya, Banjar harus melek dan mau terima masukan dari luar. Itu aja sih,” jelasnya.
Sementara itu, netizen lainnya menyoroti UMR (Upah Minimum Regional) Kota Banjar yang paling rendah di Jawa Barat. Netizen tersebut bahkan menyarankan Banjar kembali bergabung dengan Ciamis.
Baca Juga: Penerima Bantuan Usaha Program Berdaya Harus Daftar NIB, Ini Kata DKUKMP Kota Banjar
“(Banjar kota ripuh) Fakta! Bahkan UMR paling rendah ada di kota tersebut. Kemudian di kota ini tidak banyak perusahaan pabrik industri dll. PAD hanya pasar dan pertokoan tertentu itupun daya belinya masih rendah, selain pajak kendaraan dan PBB. Kalau tidak ada perkembangan bisa gabung lagi saja dengan Kabupaten Ciamis,” tulis akun Surya***.
“Banjar gaya elit, hirup sulit,” tulis akun Vivi H***.
Lapangan Kerja Susah di Kota Banjar
Netizen juga menyoroti susahnya mencari lapangan kerja di Kota Banjar. “Fakta bosku, lapangan kerja susah, ekonomi masyarakat ripuh lah,” tulis akun Ros R***.
“Banjar mah nu sejahtera lain wargana, tapi pejabatna (Banjar yang sejahtera bukan warganya, tapi pejabatnya,” tulis akun Putra S****.
Unggahan berita tentang kota paling ripuh di halaman Facebook Harapan Rakyat Online mendapat 573 komentar dan dibagikan 20 kali. Komentarnya pun senada, bahwa Banjar Kota Ripuh merupakan fakta, bukan sebatas candaan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi.
Lantas apa yang akan dilakukan Pemkot Banjar agar tidak lagi menjadi kota paling ripuh di Jawa Barat? Warga Kota Banjar menunggu gebrakan Wali Kota Sudarsono dan jajarannya. (Ndu/R7/HR-Online/Editor-Ndu)