harapanrakyat.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi angkat bicara soal biaya operasional BIJB Kertajati yang mencapai puluhan miliar rupiah per tahunnya. Ia mengaku keberatan menggelontorkan anggaran puluhan miliar rupiah untuk menutupi biaya operasional bandara tersebut.
Baca Juga : Pemprov Jawa Barat Cari Cara Tingkatkan Aktivitas Bandara Internasional Kertajati
“Iya berat (untuk membiayai operasional BIJB Kertajati),” kata Dedi Mulyadi, Rabu (11/5/2025).
Menurutnya, Pemprov Jawa Barat memiliki kewajiban untuk membiayai operasional bandara yang berlokasi di Kabupaten Majalengka itu. Tak tanggung-tanggung, untuk biaya operasional bandara itu, Pemprov Jawa harus mengeluarkan dana hampir Rp 60 miliar setiap tahunnya.
“Pemprov Jawa Barat punya kewajiban hampir 60 miliar dalam setiap tahun untuk biaya operasional BIJB Kertajati,” tuturnya.
Direktur Utama PT BIJB, Muhamad Singgih menjelaskan alokasi biaya operasional senilai Rp 60 miliar itu. Ia menjelaskan anggaran itu untuk melakukan perawatan, pembayaran listrik, dan kebersihan. Belum lagi, Pelayanan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran (PKP-PK) yang membutuhkan banyak personil yang cukup banyak.
Baca Juga : Setiap Hari BIJB Kertajati Layani 1500 Penumpang, Layani Rute Penerbangan dari Jawa Barat
“Karena fasilitas itu mandatori ya, harus menjamin 3S Plus 1C, Safety, Security, Service, dan compliance terhadap aturan dunia penerbangan. Itu memerlukan biaya besar,” kata Singgih.
Singgih menambahkan, biaya operasional listrik di BIJB Kertajati saat ini sudah tergolong hemat. Walaupun, kata ia, tarif listrik per bulan mencapai Rp 900 juta sampai Rp 1 miliar. Kemudian, untuk menggaji karyawan sebanyak 160 orang, meski tidak banyak tetapi semua lini harus ada.
“Kalau kebutuhan idealnya per bulan Rp 9 sampai 10 miliar, itu sudah hemat banget. Sehingga, keluar angka seusai yang Pak Gubernur itu sudah kami efisienkan,” ujarnya. (Reza/R13/HR Online/Editor-Ecep)