harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengingatkan pasangan Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Al Ayubi yang baru saja dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya untuk tidak melupakan identitas Tasikmalaya sebagai Kabupaten Santri. Ia pun menyoroti tingginya angka kemiskinan yang masih jadi pekerjaan rumah besar.
Pelantikan Cecep-Asep sebagai kepala daerah hasil Pilkada 2024 itu berlangsung di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (4/6/2025). Seremoni ini berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100.2.1.3-2342 Tahun 2025 tentang pemberhentian Bupati dan Wakil Bupati sebelumnya, serta Keputusan Nomor 100.1.2.3-2343 Tahun 2025 tentang pengangkatan Cecep dan Asep untuk masa jabatan 2025–2030.
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Transaksi Keuangan Desa di Jabar Kini Nontunai
Dalam sambutannya, Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM, langsung memberikan catatan kritis kepada Cecep-Asep. Menurutnya, status Tasikmalaya sebagai Kabupaten Santri tidak sejalan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
“Tasikmalaya dikenal sebagai Kabupaten Santri. Tapi angka kemiskinannya masih tinggi, keluarga berencana belum berhasil, kebersihan lingkungan pun belum optimal. Itu semua harus segera dibenahi,” tegas KDM.
Ia menekankan, menjadi kepala daerah bukan sekadar jabatan administratif, tapi juga soal keteladanan dan kepemimpinan di lapangan.
“Jangan cuma mengandalkan sistem dan aparat. Kalau ingin cepat, harus dipelopori. Pimpinannya harus jadi contoh. Orang Sunda mah memimpinnya, nya ngagogog, nya mantog,” ucapnya.
KDM juga menargetkan dalam tiga tahun ke depan, seluruh jalan di desa-desa di Jawa Barat harus sudah berhotmix atau berbeton. Ia juga menyoroti pentingnya toilet di setiap kelas sekolah dan penataan ulang pasar tradisional agar lebih rapi dan nyaman.
“Sekolah harus punya toilet di tiap kelas, pasar juga harus ditata. Itu standar pelayanan dasar,” ujar KDM.
Fokus Pembangunan Tasikmalaya sebagai Kabupaten Santri
Dedi juga meminta Pemkab Tasikmalaya mengangkat potensi ekonomi berbasis kerakyatan. Produk kerajinan lokal seperti hihid, boboko, tarumpah, dan payung geulis dinilai layak dijadikan ikon pembangunan ekonomi Tasikmalaya.
“Jangan ragu menjadikan produktivitas rakyat sebagai kekuatan ekonomi daerah. Semua produk ada di Tasik. Bangga dong!” katanya.
KDM turut mengingatkan soal pentingnya menjaga lingkungan, khususnya kawasan Gunung Galunggung. Ia menyebut, Galunggung adalah simbol rasa dan hati masyarakat Tasikmalaya.
“Kalau Galunggung rusak karena tambang, yang rusak bukan cuma alam, tapi juga peradaban dan penghidupan masyarakat,” tandasnya.
Ia juga mewanti-wanti agar Pemkab Tasikmalaya mengelola anggaran dengan berpihak pada rakyat. “Prioritaskan belanja langsung. Jangan terlalu banyak anggaran hibah. Jangan bawa simbol partai ke pemerintahan. Mulai sekarang yang bekerja itu struktur pemerintahan, bukan lagi tim sukses,” tegas KDM. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)