Bogor merupakan salah satu daerah di Indonesia yang cukup populer. Kawasan dengan sebutan “Kota Hujan” ini menonjol berkat kesejukan udara serta Kebun Raya legendaris. Namun, di balik itu semua, terdapat jejak-jejak historis di berbagai sudut kota yang tak kalah menarik. Salah satunya terkait sejarah Mbah Dalem Bogor.
Baca Juga: Sejarah Nyi Gadung Melati, Ratu Penjaga Alam Merapi
Masyarakat sekitar, khususnya yang tinggal di kawasan Lawang Gintung, tentu sudah tidak asing dengan sosok Mbah Dalem. Bahkan, kisahnya masih lekat di ingatan sejak beberapa abad silam hingga sekarang. Lantas siapa sebenarnya Mbah Dalem? Dari mana asalnya dan apa peran pentingnya dalam sejarah Kota Hujan?
Menelusuri Jejak Sejarah Mbah Dalem Bogor
Berbicara mengenai peradaban Islam di Kota Bogor, tentu tak bisa lepas dari tokoh sentral, yakni Mbah Dalem. Sosok ulama yang diyakini telah memberikan sumbangsih besar dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Nama aslinya adalah Syaikh Abdur Rahman al-Maghribi, konon ia berasal dari Yaman.
Kata “Dalem” sendiri melekat pada namanya bukan tanpa makna. Julukan tersebut merujuk pada ‘kedalaman’. Mengisyaratkan keluasan ilmu agama sekaligus spiritualitas yang ia miliki. Bahkan, beberapa versi menyebut bahwa Mbah Dalem adalah seorang guru besar di Kerajaan Pajajaran.
Sosoknya disebut-sebut sebagai guru dari Raden Kian Santang dan juga paman Sunan Gunung Jati. Keyakinan akan hal ini tertanam kuat meskipun tidak ada bukti sejarah tertulis yang bisa memastikan versinya secara utuh.
Kedatangan Mbah Dalem ke wilayah Kota Hujan kabarnya terjadi pada masa transisi antara kekuasaan Hindu-Buddha menuju pemerintahan Islam. Saat itu, ia hadir bukan sebagai penakluk atau penyebar agama secara paksa.
Melainkan menggunakan dakwah yang halus, dialogis dan merakyat. Strategi dakwahnya terkenal sangat unik. Bukan hanya melalui ceramah dan pengajaran, tapi juga lewat contoh langsung dalam kehidupan sehari-hari. Juru kunci makam menggambarkan sosoknya sebagai pribadi yang sangat “someah” dalam bahasa Sunda berarti ramah dan murah senyum.
Ia cukup dekat dengan masyarakat sekitar, sehingga ajarannya mudah orang-orang terima. Penampilannya juga khas. Kerap mengenakan gamis putih atau hijau, sorban melingkar di kepala, berkulit bersih, bertubuh tinggi serta berambut pendek.
Makamnya Jadi Tempat Bertapa Terakhir
Sejarah Mbah Dalem Bogor sudah ada secara turun temurun bahkan jauh sebelum zaman kolonial Belanda. Tidak ada catatan pasti mengenai tahun wafatnya. Namun masyarakat setempat mempercayai bahwa lokasi tersebut dulunya adalah tempat pertapaan terakhir. Banyak pihak meyakini usia makamnya sudah lebih dari 300 tahun.
Awalnya, petilasan tersebut hanya berupa batu sederhana tanpa bangunan khusus. Namun seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah peziarah, kawasan itu mengalami renovasi. Kini, makam Mbah Dalem berada di dalam sebuah bangunan kecil berwarna hijau.
Baca Juga: Sejarah Nyimas Ratu Ayu Kawunganten, Punya Peran Besar Bagi Berdirinya Banten
Mendapat Penjagaan Ketat
Keberadaan makam bukan hanya pengelola jaga secara spiritual. Lebih dari itu, perawatan secara fisik juga sangat juru kunci perhatikan. Di mana setiap hari, ada dua orang juru kunci yang bertugas menjaga area makam.
Menariknya, para penjaga bukan sembarang orang. Mereka adalah keturunan langsung atau masih memiliki hubungan darah dengan generasi penjaga sebelumnya. Penugasan ini bersifat turun-temurun dan menjadi amanah keluarga.
Selalu Ramai Peziarah
Meski zaman terus berganti, keyakinan terhadap sejarah Mbah Dalem Bogor tak pernah memudar. Membuat makamnya pun senantiasa ramai pengunjung. Banyak orang datang untuk sekadar mendoakan hingga mencari ketenangan batin.
Di sini, tugas juru kunci tidak hanya menjaga keamanan fisik makam. Tetapi juga memastikan kesakralan tempatnya. Para juru kunci berperan sebagai penjaga nilai dan adab bagi para peziarah yang datang.
Mereka memastikan bahwa setiap orang yang berkunjung memiliki niat tulus dan tidak menyimpang. Apalagi memiliki niatan dengan maksud-maksud musyrik. Misalnya saja memohon kekayaan atau hal-hal lain.
Baca Juga: Mengungkap Sejarah Pangeran Srindoyo, Sosok Alam Gaib yang Mengalami Proses Pengislaman di Cilacap
Sementara itu, bagi yang penasaran dan ingin belajar sejarah Mbah Dalem Bogor lebih detail bisa langsung ke lokasi. Makamnya cukup strategis. Terletak di persimpangan antara Jalan Lawang Gintung dan Batu Tulis. Pengunjung bisa mengakses menggunakan angkutan kota nomor 02 dari arah Sukasari. Selain itu, bisa juga naik angkot nomor 14 dari Terminal Bubulak atau Laladon. (R10/HR-Online)