Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung menyebut gempa bumi di Kota Cimahi, bukan berasal dari aktivitas Sesar Lembang tetapi dari dari sesar yang belum terpetakan.
Ketua Tim Data Pelayanan dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Virga Librian mengatakan, mengenai gempa bumi di Kota Cimahi kemarin, Sesar Lembang bukan menjadi pemicunya. Sebab, episenter terjadinya gempa bumi di Kota Cimahi ini cukup jauh dari Sesar Lembang.
“Lokasinya lebih dekat dengan Tangkuban Parahu, tepatnya lebih ke arah timurnya. Kami belum tahu pemicu gempa bumi ini sesar apa, karena kalau dari Sesar Lembang, cukup jauh (episenternya),” kata Virga, Senin (30/6/2025).
Virga memperkirakan, episenter gempa bumi yang terjadi di Kota Cimahi kemarin itu memiliki jarak 7 kilometer dari Sesar Lembang. Dengan jarak itu, pihaknya memastikan pemicu gempa bumi di Kota Cimahi, bukan berasal dari aktivitas Sesar Lembang. “Itu lebih ke arah utara dari Sesar Lembang, dengan jarak kurang lebih sekitar 7 kilometer,” ucapnya.
Gempa Bumi di Kota Cimahi Bukan yang Pertama Kali
Ia menambahkan, meski sesar yang diduga menyebabkan gempa bumi di Kota Cimahi belum terpetakan, kejadian ini bukan yang pertama kali. Pada 27 Februari 2024, gempa bumi juga pernah mengguncang Kota Cimahi dengan kekuatan M 2,8.
“Sekitar 27 Februari 2024 dengan Magnitudo. Jadi belum kami ketahui sesar apa. Kami masih cari data sekundernya di buku sumber bahaya gempa bumi Indonesia 2017 dari tim Pusgen. Memang untuk di utara dari Sesar Lembang belum menemukan,” tuturnya.
BMKG pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah tergiring isu yang belum tentu benar adanya.
Seperti diketahui, pada Minggu 29 Juni 2025 sekitar pukul 08.49 WIB gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 2,7 mengguncang Kota Cimahi. Episenter gempa bumi ini berada di 6,76 LS – 107,63 BT dengan kedalaman 6 kilometer di bawah permukaan laut. (Reza/R6/HR-Online)