Minggu, September 7, 2025
BerandaBerita JabarRespons Dedi Mulyadi Soal Usulan Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya ke Mulok 

Respons Dedi Mulyadi Soal Usulan Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya ke Mulok 

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi angkat bicara mengenai usulan DPRD agar Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya masuk ke muatan lokal (mulok) pada tahun pelajaran 2026/2027.

Dedi menyebut, sebelum adanya usulan Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya masuk ke mulok, para murid ini sudah siap mengikuti pendidikan kedisiplinan bersama TNI.

“Sebelum ada usulan itu, sudah siap melaksanakan pendidikan kedisiplinan bagi siswa dengan melibatkan para anggota TNI,” kata Dedi di Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/7/2025).

Bahkan, kata Dedi, murid yang sudah lulus dari Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya bisa terkoneksi ikut mengikuti selesai akademi militer (Akmil). Sebab, karakter maupun kedisiplinan sudah terbentuk saat mengikuti Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya.

“Sebenarnya anak-anak yang lulusan barak hari ini kan sudah terbentuk. Rata-rata kan ingin masuk Secaba, saya lihat ya. Tinggal ada pembinaan saja sekarang,” ujarnya.

Dedi menilai murid yang menjalani Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya memiliki potensi yang bagus bagi TNI, karena butuh orang-orang yang berani.

Apalagi anak-anak saat tidak hanya bagus secara fisik, tetapi memiliki kemampuan untuk memahami perkembangan teknologi. 

“Kalau anak nakal, bandel, berandal, potensi itu. Tentara itu kan perlu orang yang pemberani. Jadi tidak ada yang bukan potensi. TNI hari ini juga tidak hanya mengarah pada fisik, sudah mengarah pada kemampuan teknologi siber ya,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dedi menambahkan, tujuan dari Pendidikan Karakter Gerbang Panca Waluya ini bukan untuk perang, melainkan meningkatkan kedisiplinan murid.

Ketika Dedi melepas 750 orang untuk mengikuti program magang di Jepang, mereka juga mengikuti pembentukan karakter disiplin militer.

“Saya kemarin melepas 750 orang pergi ke Jepang yang sudah dapat pendidikan, itu keterampilan. Ternyata pembentukan karakternya adalah karakter disiplin militer. Jadi disiplin militer bukan disiplin alat perang, tetapi disiplin untuk memasuki pasar kerja. Karena akhirnya jejaring pasar kerja itu memerlukan disiplin,” katanya. (Reza/R6/HR-Online)

BERITA TERBARU