Oleh : Asno Sutarno
Tidak terasa Kota Banjar masuk pada usia 10 tahun. Setelah Banjar berubah status dari daerah otonom ke daerah kota administratif menjadi daerah otonom karena Undang-Undang (UU) No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan disahkan melalui UU No. 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar, Pemerintah Kota Banjar terus memacu diri, berbenah dari berbagai aspek yang memang masih serba ketinggalan pada saat awal-awal dari daerah lain.
Atas dasar tersebut bisa dilihat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya 3 miliar pada saat itu, dan sekarang telah mencapai 52 miliar. Memang untuk mencapai semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut merupakan âsepak terjangâ dari pemerintah, stakeholder masyarakat sangat apresiasi dan penuh semangat mewujudkan suatu cita-cita dan harapan tiada lain untuk menggapai masyarakat yang aman, nyaman, damai dan sejahtera hidup di tatanan sebuah kota.
Di usia sekarang ini, kita merasakan perkembangan infrastruktur, pendidikan, pelayanan kesehatan masyarakat dan perkembangan investasi bagi para investor yang dapat menangkap peluang bagi mereka yang berinvestasi di Kota Banjar.
Kita merasakan infrastruktur sarana jalan yang cukup baik, sehingga dengan jalan berfungsi sebagai pendukung sarana transportasi baik jalan kolektor maupun jalan arteri dan secara tidak langsung jalan tersebut telah mendistibusikan sebaran penduduk di wilayah Kota Banjar. Jembatan perlintasan kereta api atau fly over member ciri daerah yang cukup memberi karisma bagi daerah Langensari. Secara umum bahwa Kota Banjar memacu berbagai pembangunan bukti fungsi pemerintah kota serius menjalankan fungsi pembangunan.
Di sektor pendidikan dimulai dari pendidikan usia dini hingga tingkat perguruan tinggi, telah dapat dirasakan di Kota Banjar bukti sebagai wujud pembangunan sumber daya manusia. Sedangkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu, pembangunan kesehatan telah memperlihatkan kiprahnya di tengah-tengah masyarakat. Dilihat dari sebaran Puskesmas di tiap-tiap kecamatan lebih dari satu Puskesmas dan fungsi pelayanan lainnya sehingga masyarakat merasa dimudahkan di Kota Banjar.
Sektor pertanian pun menjadi penting sebagai kebijakan pemerintah kota, dan merupakan bagian dari pembangunan di bidang pertanian telah mendapat apresiasi dan penghargaan pemerintah pusat dengan hasil yang dicapai dan merupakan wujud pembangunan masyarakat di Kota Banjar.
Pada tatanan perekonomian Kota Banjar dapat dicirikan dengan semakin berkembangnya perbankan yang hadir di Kota Banjar sebagai pendukung terhadap para pelaku usaha dan infrastruktur pasar yang merupakan tempat perdagangan masyarakat tradisional. Telah dibangunnya pasar yang representatif untuk menggerakkan perputaran perdagangan di Kota Banjar yang betul-betul bahwa Banjar merupakan kota dagang dan jasa pada tempo dulu sebelum berubah status menjadi Pemkot. Itu semua upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Banjar selama satu dasawarsa terakhir ini.
Dinamika tadi memberikan apresiasi positif dari masyarakat terhadap suatu pemerintahan yang dipimpin kepala daerah dalam menjalankan roda pemerintahan dari fungsi pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan.
Tentu keberhasilan ini merupakan bukti keseriusan dari sistem pemerintah otonomi daerah dan menjadi hasil dari perjalanan 10 tahun ini untuk melangkah ke depan yang lebih konkrit dalam mengisi kekurangan yang belum digapai serta bagi stakeholder untuk lebih mengintegrasikan, inisiatif, kontrol dan evaluasi dalam tujuan yang sama untuk menggapai kesejahteraan masyarakat Kota Banjar. Itu semua dapat terarah dengan pimpinan yang dinamika, visioner serta memahami harapan masyarakat. Selamat melangkala Kota Banjar yang ke-10, dan hasil yang telah dicapai adalah sebuah Dinamika Banjar Sadasawarsa. ***