Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Kabid Destinasi Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, mengatakan, tujuan dilakukannya penataan kolam Cikawali di situs budaya Astana Gede Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, agar tidak terjadi erosi pada pinggir kolam. Menurutnya, apabila pinggir kolam Cikawali tidak ditahan oleh tembokan batu, dipastikan akan terus tergerus tanahnya oleh erosi.
“Kalau tergerusnya semakin parah, kami khawatir kolam Cikawali akan punah. Makanya kami beri tembokan dipinggirnya, untuk menghentikan erosi,” ujarnya, kepada Koran HR, belum lama ini.
Penataan itu, kata Budi, sudah seijin Balai Purabalaka dan Cagar Budaya. Karena penataan yang dilakukan pihaknya tidak mengubah bentuk aslinya. “Selama tidak mengubah aslinya, dibolehkan dilakukan penataaan. Justru penataan itu sebagai bentuk pelastarian agar situs Cikawali tidak punah oleh faktor alam,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, upaya penataan kolam Cikawali (lokasi pemandian keluarga keraton) yang dilakukan pemerintah daerah di kawasan Situs Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis, mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Penataan berupa pemasangan batu tebing di sekeliling kolam Cikawali, yang ditujukan untuk mencegah terjadinya erosi, dinilai warga justru menghilangkan keaslian serta suasana keramat kolam tersebut.
Hermawan, pengunjung asal Lumbung, ketika ditemui Koran HR, Selasa (01/05/2018), membenarkan bahwa kondisi Cikawali saat ini tidak lagi seperti dahulu kala. Menurut dia, keaslian serta kekeramatan kolam Cikawali saat ini sudah terkesan sirna.
“Setelah sekeliling kolamnya dipasangi batu, kesan (asli dan keramat) sirna. Selain itu, kesan Cikawali yang dahulunya sebagai tempat mandi keluarga raja, kini layaknya hanya kolam buatan biasa,” katanya.
Maman (37), pengunjung lainnya, ketika dimintai tanggapan, Selasa (01/05/2018), menegaskan bahwa Situs Astana Gede Kawali mempunyai kandungan nilai sejarah yang sangat penting peninggalan kerajaan galuh.
“Selain itu, masyarakat juga mengenal beberapa kepercayaan (mitos), salah satunya mengenai asal-usul Cikawali. Padahal berdasarkan peraturan, perubahan terhadap keaslian peninggalan bernilai sejarah dilarang,” katanya.
Di tempat terpisah, Petugas Situs Astana Gede Kawali, Lia Aprliliani, menuturkan, penataan berupa pemasangan batu di kawasan Cikawali dilakukan oleh pemerintah daerah. Menurut dia, pemasangan batu tersebut ditujukan untuk mencegah terjadinya erosi.
“Meski di sekelilingnya dipasangi batu, itu tidak permanen. Pemasangan batu pada intinya ditujukan agar kolam Cikawali tidak dipenuhi sedimen, sehingga tidak menjadi dangkal dan airnya tetap jernih,” katanya. (Edji/Koran-HR)