Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Setelah terjadi abrasi pantai akibat gelombang pasang yang menerjang Pantai Batu Hiu, di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Rabu (25/07/2018) lalu, tampaknya membuat sebagian besar pedagang yang berada di kawasan tersebut berhenti berjualan.
Alasannya, dilematis. Apabila berjualan di dekat pantai yang abrasi, mereka khawatir terjadi lagi gelombang pasang. Karena setelah tembok pembatas pantai roboh diterjang gelombang pasang, beberapa waktu lalu, sudah tidak ada lagi penahan ombak. Dan apabila terjadi gelombang pasang, otomatis ombak langsung menerjang para pedagang.
Namun, apabila mereka pindah berdagang ke seberang jalan atau menjauh dari lokasi pantai yang abrasi, malah jualannya tidak laku. Karena posisi lokasi itu agak berjauhan dengan tempat parkir objek wisata pantai Batu Hitu atau tempat yang menjadi titik berkumpulnya wisatawan.
Yayu (66), salah seorang pedagang di pantai Batu Hiu, Minggu (19/08/2018), mengungkapkan, dirinya memutuskan untuk tidak berjualan, karena omzet dagangannya terus menurun ketika warungnya pindah ke seberang jalan. Menurutnya, apabila warungnya bertahan di dekat pantai yang mengalami abrasi, dirinya khawatir apabila terjadi lagi gelombang pasang.
“Saya tidak tenang berjualan di dekat pantai. Makanya memutuskan pindah ke sebrang jalan. Tetapi setelah pindah malah dagangan saya tidak laku. Karena lokasinya jauh dari tempat parkir wisatawan,” ujarnya, seraya mengaku dia sudah 20 tahun berjualan di kawasan pantai Batu Hiu.
Yayu menjelaskan, dari 13 pedagang kecil yang memiliki lapak di pantai Batu Hiu, hanya dua pedagang yang masih bertahan berjualan. Sementara sisanya, berpindah mencari usaha lain atau membuka warung di luar kawasan objek wisata Batu Hiu.
Menurut Yayu, setelah dagangannya sering tak laku, dalam sehari omzetnya selalu di bawah Rp. 100 Ribu. Kecuali di hari libur bisa lebih dari Rp. 100 ribu. “Kalau dulu sebelum terjadi abrasi, setiap hari libur omzet dagangan saya tak kurang dari Rp. 300 ribu. Apalagi kalau liburan lebaran atau tahun baru, bisa mencapai lebih dari Rp.500 ribu per hari,” ujarnya.
Yayu pun berharap pemerintah segera memperbaiki pantai yang mengalami abrasi. Di samping itu, kata dia, pemerintah juga harus kembali membangun tembok pembatas pantai dengan kontruksi yang lebih kokoh. “Kalau bisa temboknya dibuat pelapis lagi, agar ketika terjadi gelombang pasang, tembok itu benar-benar menjadi pelindung dan tidak mudah ambruk. Kami berharap pemerintah secepatnya mengambil langkah untuk segera menata kembali kawasan objek wisata pantai Batu Hiu,” ujarnya.
Sebelumnya, akibat terjadi gelombang pasang di pantai selatan pulau Jawa, khususnya di sepanjang pesisir pantai Pangandaran, beberapa waktu lalu, membuat kawasan bibir pantai Batu Hitu mengalami abrasi sepanjang 500 meter. Abrasi pun telah menggerus pasir pantai sejauh 10 meter dengan kedalaman 2 meter.(Ceng2/R2/HR-Online)