Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kab. Pangandaran yang dibentuk Selasa (30/4), di Gedung Binagraha Pangandaran, melalui Rembug Paripurna, merupakan sejarah/ tonggak awal lahirnya KTNA di Kab. Pangandaran. Terbentuknya KTNA tersebut memiliki nilai historis tinggi bagi organisasi petani di Pangandaran.
Hal itu disampaikan Warino Si Kepis, Ketua terpilih KTNA Kab. Pangandaran, saat ditemui HR, di Hotel Lingga Westu, Minggu (5/5). Dia mengatakan, realitanya saat ini petani dipandang sebelah mata. Walaupun demikian, petani akan tetap berkarya, dengan menanam padi dan beternak.
âSaya bersyukur, terpilih menjadi Ketua KTNA Kab. Pangandaran. Saya berharap pemerintah mau memperhatikan nasib petani. Bukan berarti mengemis, tetapi hargailah kaum petani. Perhatikan juga hasil jerih payah petani,â ungkapnya.
Warino menuturkan, KTNA Kab. Pangandaran menaungi 10 KTNA tingkat kecamatan, yang terdiri dari 96 Gapoktan dan 3.600 Kelompok Tani. Pada agenda pemilihan Ketua KTNA, dia mengaku berhasil mendapatkan dukungan sebanyak 23 suara dari 32 hak pilih.
âSaat ini, kami sedang menyiapkan struktural kepengurusan masa bakti 2013-2018. Ketua, saya sendiri Warino dari Padaherang, Wakil Ketua, H. Nanang dari Kalipucang, Sekretaris, Abas dari Cijulang, Wakil Sekretaris, Gugi dari Sidamulih, dan Bendahara, H. Adang dari Mangunjaya,â katanya.
Sepedapat dengan itu, Sekretaris KTNA Kab. Pangandaran, Abas, mengatakan, Petani seyogyanya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, baik dalam bentuk ide atau gagasan ilmiah. Soalnya, selama ini petani hanya konsen mengolah tanah dan ternak, tanpa berfikir pengembangan Go Internasional.
âFaktor SDM jadi kendala bagi kaum kita saat ini. Sebab, orang-orang yang telah mengikuti pelatihan atau workshop pertanian, hanya mengaplikasikan untuk dirinya saja tanpa membagikannya kepada orang lain,â ungkap Abas.
Menurut Abas, Kab. Pangandaran memiliki potensi besar, jika Sumber Daya Alamnya diolah dengan maksimal. Dia menghimbau agar petani jangan gengsi dan minder. Dia mengajak petani untuk menyingsingkan lengan baju, bahu-membahu demi terciptanya kaum petani bernilai jual tinggi. (Syam)
Editor : Deni Supendi