Berita Ciamis, (harapanrakyat.com), Paguyuban Raksa Jiwa di bawah naungan Pemerintahan Desa Ciulu, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sedang menargetkan layanan kesehatan yang mana tidak ada lagi alasan warga Ciulu tidak bisa berobat. Hal itu lantaran Paguyuban Raksa Jiwa menggalakan iuran atau infaq kesehatan yang donasinya bersumber dari semua warga.
Enok Rasih, salah satu pengurus Paguyuban, ketika ditemui Koran HR, Selasa (22/01/2019), membenarkan, pihaknya sedang melaksanakan program layanan kesehatan yang dinamai Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM).
Melalui program kesehatan tersebut, Enok menjelaskan, paguyuban sebagai sub bidang pelaksana yang dipercaya oleh Pemerintah Desa Ciulu, mengelola keuangan hasil iuran masyarakat untuk dana kesehatan.
“DUKM adalah sebuah program yang dilakukan pemerintah desa. Melalui keterlibatan langsung masyarakat dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat miskin. Lewat program ini, kita pastikan tidak adalagi alasan warga miskin yang tidak bisa berobat saat sakit,” tandasnya.
Menurut Enok, porgram tersebut berjalan berkat adanya kepedulian dari seluruh warga Desa Ciulu yang mendukung serta terjun secara langsung. Iuran bulanan yang dibebankan kepaa warga sebesar Rp. 1000 per kepala keluarga (KK).
“Alhamdulillah, dari hasil iuran ini kita sudah bisa menolong warga miskin untuk berobat,” katanya.
Sementara itu, Kades Ciulu, Ramli Mahmud, membenarkan adanya paguyuban yang menangani bidang kesehatan. Menuru dia, program tersebut sangat berarti. Makanya, pihaknya sudah membuatkan Perdesnya.
“Jadi kegiatan ini sudah legal dan berpayung hukum. Dengan berjalannya program DUKM, kita pastikan warga Ciulu sudah tidak lagi ada alasan tidak bisa berobat. eski warga miskin itu sudah mempunyai BPJS/ KIS, paguyuban tetap membantunya. Seperti halnya untuk biaya rujukan, mobilisasi dan kebutuhan lain yang menyangkut kesehatan pasie,” katanya.
untuk menjalankan program tersebut, Ramli menambahkan, pihaknya melibatkan semua pengurus kader, baik kader PKK maupun kader Posyandu. Dalam proses memungut iuran, mereka dibagi tugas masing-masing wilayah.
“Alhamdulillah dari 1.457 KK, 90 persennya sudah mau memberikan sumbangannya, dengan nilai seribu rupiah perbulan. Alhamdulillah, selain tidak menjadi beban berat masyarakat, tentu hal positifnya kita bisa memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga miskin,” pungkasnya. (Suherman/Koran HR)