Banjar, (harapanrakyat.com),- Guna menekan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok (sembako), menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini, sejumlah masyarakat berharap Pemerintah Kota Banjar menggelar pasar murah.
Mereka khawatir, harga sembako di pasar akan semakin tinggi, setelah sebelumnya mengalami peningkatan akibat harga Bahan Bakar (BBM) bersubsidi naik. Seperti diungkapkan Dewi, warga Kelurahan Banjar, kepada HR, Sabtu (29/6).
Menurut dia, jika pemerintah menggelar pasar murah, tentu hal itu akan sangat membantu meringankan beban masyarakat dalam mencukupi kebutuhan menjelang bulan puasa, khususnya masyarakat menengah ke bawah.
“Biasanya kalau mendekati bualan puasa harga-harga semua pada naik. Padahal baru saja kemarin harga sembako meningkat akibat BBM naik. Jadi saya sebagai orang kecil tentu sangat berharap adanya pasar murah, kalau bisa ya dua hari sebelum puasa digelarnya,” harap Dewi.
Keinginan serupa diungkapkan Yayah, warga Kelurahan Pataruman. Dia memprediksi, menjelang masyarakat mempersiapkan kebutuhan Ramadhan dan Lebaran, harga bahan pokok di pasar akan semakin naik.
“Saya tidak bisa membayangkan berapa persen naiknya harga bahan pokok, khususnya beras, menjelang Ramadhan dan beberapa hari menjelang Lebaran. Biasanya harga melambung tinggi sejak dua minggu, sebelum Lebaran. Jauh-jauh hari sebelum puasa saja harga-harga sudah naik,” ujar Yayah.
Sembako Naik, Akibat BBM Naik
Adanya kenaikan sejumlah harga kebutuhan bahan pokok yang terjadi di Pasar Banjar saat ini didasari naiknya harga BBM bersubsidi. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Banjar, menilai, harga sembako masih relative stabil, sehingga menjelang Ramadhan tahun ini tidak akan membuka pasar murah/rakyat.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kota Banjar, Sukirman, Senin (1/7), mengatakan, rencananya pasar rakyat akan digelar pada pertengahan Ramadhan dan menjelang Lebaran.
“Untuk di Kota Banjar ini, kenaikan harga kebutuhan pokok masih akibat BBM naik, bukan karena menjelang Ramadhan. Berdasarkan data terakhir hari Jum’at kemarin, harga sembako di Pasar Banjar relative stabil, bahkan ada yang turun juga. Meski ada peningkatan tapi tidak lebih dari 10 persen,” katanya.
Kenaikan harga yang dianggap paling tinggi yakni pada telur ayam, perkilogramnya naik sekitar Rp 2.000. Menurut Sukirman, kenaikan harga telur menjelang pelaksanaan bulan Ramadhan memang wajar, karena banyak pelaku industri yang membeli telur dalam jumlah banyak untuk industri pembuatan kue Lebaran.
Pasokan telur ayam ke Kota Banjar sebagian didatangkan dari luar daerah, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan, hasil produksi peternak lokal di daerah ini hanya bisa memasok sebagian kecil dari kebutuhan masyarakat.
“Pasokan telur ayam ke Kota Banjar dari kedua wilayah tersebut mencapai di atas 40 persen, dan sekitar 60 persenan didatangkan dari wilayah Ciamis, sebagian dari Banjar. Kalau saja peternak lokal mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, tentu harga telur ayam akan stabil,” ujarnya.
Lebih lanjut Sukirman mengatakan, bahwa saat ini pihaknya masih memantau situasi harga. Pemantauan tersebut dilakukan setiap dua hari sekali, dan seminggu sebelum bulan Ramadhan, pihaknya juga melakukan cek harga-harga ke pasar.
Dia menambahkan, jika fluktuasi harga kebutuhan pokok terjadi di waktu-waktu sebelum pertengahan Ramadhan, maka pihaknya pun akan mengupayakan untuk menggelar pasar murah.
“Makanya kita pantau dua hari sekali, itu tujuannya supaya bisa diketahui bila terjadi fluktuasi harga, sehingga kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuka pasar murah,” imbuhnya.
Seperti biasa, lokasi pasar murah akan digelar di empat kecamatan. Tapi Sukirman belum bisa menyebutkan dimana-mananya, sebab belum ditetapkan. Namun, yang pasti lokasinya harus mudah dijangkau masyarakat, serta jauh dari warung grosiran. (Eva/Koran-HR)