Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Pegiat Komunitas Pohon Indonesia (KPI) Pangandaran mengutuk keras aksi penebangan liar di hutan Kabupaten Pangandaran beberapa waktu lalu. Bahkan, mereka menyebut penebang tersebut sebagai teroris lingkungan.
Pegiat KPI Pangandaran, Dadi Ardiwinata, mengatakan, seluruh hutan yang ada di Pangandaran hampir dikuasai oleh Perhutani.
Meski begitu, dirinya juga kurang begitu tahu mana saja hutan kawasan masyarakat ataupun yang dikelola perhutani.
“Jika itu berada di kawasan hutan produksi yang dikelola Perhutani, maka yang bertanggungjawab adalah Perhutani. Sedangkan kita masyarakat tahunya fungsi hutan itu untuk menjaga lingkungan,” katanya kepada Koran HR, Selasa (26/11/2019).
Menurut hokum hutan produksi, kata Dadi, bisa ditebang asalkan melalui perencanaan yang baik. Karena itu, jika ada penebangan liar maka harus adanya penegakan hokum yang diserahkan ke pihak berwajib.
“Saya mengutuk apapun bentuk penebangan liar tersebut, karena derajatnya itu sama dengan Teroris Lingkungan. Kasus ini harus diproses sampai tuntas,” jelas Dadi Ardiwinata lagi
Masih dikatakan Dadi, agar ke depan tidak terjadi lagi penebangan liar di hutan Pangandaran, dirinya mengajak masyarakat dan stakeholder untuk bersama-sama menjaga fungsi hutan dengan pendekatan masyarakat. Sebab, bukan hanya bagian Polhut saja yang mengamankan, tapi masyarakat juga.
“Fungsi-fungsi pendekatan masyarakat harus terus dilakukan, karena bukan hanya tanggungjawab Polhut saja, dan apabila terjadi penebangan liar hukum harus ditegakkan,”pungkas Dadi Ardiwinata
Sementara itu, salah satu anggota Serikat Petani Pasundan (SPP) Pangandaran, Arif Budiman, mengatakan, pihaknya sudah melakukan analisa sekitar 15 tahun bahwa selalu ramai soal pembalakan liar.
Ia pun merasa aneh lantaran ramainya ketika sudah habis, tidak ada Bandar yang kena dan yang terkena selalu rakyat kecil.
“Walaupun selalu terulang dengan modus yang sama, tapi tidak ada penyelesaian serius. Bagi kami, kalau mau ditindak sampai ke Bandar besar, jangan hanya yang kecil-kecilnya saja. Saya yakin, tidak mungkin masyarakat sekitar tidak tahu ketika ada pembalakan liar,” tegasnya.
Arif menambahkan, ia juga heran masyarakat tiba-tiba ramai setelah kayu di hutan habis mulai dari puluhan hektar hingga ratusan hektar.
“Saya harap kalau mau serius ayo tangani serius! Kalau hanya untuk main-main dan selalu mengorbankan rakyat kecil, harus segera hentikan,” pungkas Arif Budiman. (Mad/Koran HR)