Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Erwan Darmawan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis mengaku sakit hati saat mendengar pernyataan Ridwan Saidi yang tentang Galuh yang disebut Saidi punya arti brutal.
“Sejauh ini saya tinggal di Ciamis selama 20 tahun, baru pertama mendengar bahwa arti Galuh itu brutal. Takut benar dengan ucapan itu. Saya mencoba membuka referensi-referensi sejarah tapi tidak ada yang mengatakan bahwa Galuh itu Brutal. Ucapan itu membuat sakit hati,” kata Erwan saat menggelar diskusi bersama akademisi dan kabuyutan di Aula Pasca Sarjana Universitas Galuh, Rabu (13/02/2020).
Baca Juga: Ridwan Saidi: Tidak Ada Kerajaan di Ciamis, Prasasti Palsu, Galuh Artinya Brutal
Erwan menambahkan, pihaknya meminta kepada para sesepuh dan masyarakat Ciamis untuk melihat pernyataan yang dilontarkan Saidi sebagai pernyataan pribadi dan bukan pernyataan seorang sejarawan.
“Jangan ada reaksi arogan dari kita dengan adanya video yang tersebar di media sosial. Kita harus mencari solusi terbaik dengan kejadian ini,” katanya.
Namun, pihaknya meminta Ridwan Saidi mengklarifikasi pernyataannya tersebut serta meminta maaf kepada warga Tatar Galuh Ciamis.
“Kami inginkan dari pertemuan ini harus ada solusi dan saya secara kedinasan harus menjaga kondusifitas,” katanya.
Baca Juga: Sebut Galuh Brutal, Rektor Unigal Tantang Babe Saidi Datang ke Ciamis Buktikan Omongannya
Sebelumnya pernyataan Ridwan Saidi atau Babe Saidi menggegerkan warga Tatar Galuh Ciamis, pasalnya pada salah satu video YouTube, Saidi menyebut di Ciamis tidak ada kerajaan.
Saidi juga menyebut prasasti yang ada di Ciamis adalah prasasti palsu yang dibuat Belanda. Bahkan dia pun menyebut Galuh artinya brutal.
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari berbagai pihak, termasuk dari Yat Rospia Brata, Rektor Universitas Galuh yang juga Dewan Kebudayaan Ciamis. Yat bahkan menantang Saidi untuk datang ke Ciamis dan membuktikan pernyataannya itu.
Sementara budayawan Ciamis, Rd Rasich Hanif Radial yang juga keturunan Raja Galuh menyebut pernyataan Ridwan Saidi menyesatkan. (Fahmi/R7/HR-Online)