Berita Nasional, (harapanrakyat.com),– Lia G Partakusuma, Sekjen Persatuan Rumah Sakit se-Indonesia (PERSI), mengatakan, tidak ada rumah sakit di Indonesia yang melakukan manipulasi data Covid-19.
Termasuk seperti yang disebutkan ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah yang mengatakan beberapa rumah sakit nakal dengan memanipulasi data Covid-19 agar mendapatkan dana lebih dari anggaran Corona. Diantaranya, Said menyebut rumah sakit di Pasuruan, Jambi, Surabaya, dan Ciamis.
Baca Juga: Bupati Ciamis Bantah RSUD Ciamis Manipulasi Data Pasien Covid-19
Menurut Lia, selama ini pihaknya mendorong rumah sakit untuk menjaga profesionalisme, termasuk menjaga standar. Covid-19 merupakan penyakit baru. Mulai bulan Januari sudah ada pedoman untuk penanganannya, pedoman tersebut sifatnya dinamis dan terus mengikuti standar WHO. Standar inilah yang harus dijalankan oleh rumah sakit dalam penanganan Covid-19.
“Apabila ada rumah sakit yang sampai melakukan manipulasi data Covid-19 maka itu melanggar profesionalisme. Kita juga menagih klaim jika ada orang yang meninggal terkonfirmasi Covid-19 ada prosedurnya sendiri. Ada verifikasi sendiri,” katanya.
Lia menjelaskan, untuk menagih klaim saat ada orang meninggal dan terkonfirmasi Covid-19 maka ada prosedur yang harus dijalankan.
“Dari KMK perlu ada verifikasi lewat e-klaim email ini dilakukan dengan internet email. Setelah itu akan diverifikasi dulu, apakah klaim itu sudah tepat atau tidak,” terang Lia.
Perempuan yang kerap tampil mewakili PERSI dalam berbagai acara TV ini juga menjelaskan, ada jeda waktu untuk mendapat hasil tes PCR dari laboratorium. Apalagi tidak semua rumah sakit punya alat PCR. Hal ini yang menyebabkan adanya keterlambatan hasil tes PCR.
“PERSI belum menemukan ada Rumah Sakit yang memanipulasi data pasien terkonfirmasi Covid-19, selama pandemi Covid-19,” tegasnya.
Baca Juga: RSUD Ciamis Dituduh Nakal Oleh Banggar DPR RI, Syarif Sutiarsa Geram
Ketua Banggar DPR RI Sebut Rumah Sakit ‘Nakal’ Manipulasi Data Covid-19
Sementara itu sebelumnya, ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyebutkan ada sejumlah rumah sakit ‘nakal’ yang melakukan manipulasi data Covid-19 demi mendapat dana lebih dari anggaran Corona. Salah satunya, Said menyebut rumah sakit di Ciamis.
Said mengakui pernyataan yang diungkapkannya itu ketika rapat kerja bersama Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, dan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pusat.
Dia mengatakan, ada dugaan sesuai informasi yang beradar di grup WhatsApp, disinyalir ada orang yang rapid test negatif, namun dinyatakan positif.
“Dugaan itu kami lempar ke Menkes, diantaranya informasi yang beredar ada di Ciamis, Jambi, Surabaya, dan Pasuruan,” ungkapnya.
Baca Juga: Sebut Rumah Sakit Ciamis Nakal, Ketua Banggar DPR RI Minta Maaf
Said mengungkapkan, pihaknya ingin pemerintah merespon informasi tersebut. “Kalau tidak benar akan kita cek. Malahan respon kami dapat dari beberapa media,” katanya.
Ketua Banggar DPR RI ini juga menyampaikan permintaan maaf kepada Bupati dan warga Ciamis atas pernyataannya yang menyebut Rumah Sakit Ciamis nakal.
“Sebagai wakil rakyat, sudah jadi kewajiban saya untuk memberi warning agar tidak ada pelanggaran. Dana 87,55 miliar yang rendah serapannya harus dioptimalkan. Karena itu disarankan agar setiap rumah sakit memiliki alat PCR sendiri,” katanya.
Sementara Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya juga telah membantah pernyataan Said Abdullah terkait Rumah Sakit yang melakukan manipulasi data pasien Covid-19.
“Itu tidak benar, terkait tuduhan Said Abdullah tentang manipulasi data terkonfirmasi positif Covid-19 di Ciamis,” tegas Herdiat dalam siaran langsung salah satu TV nasional, Jum’at (17/7/2020) malam.
Herdiat menegaskan, Pemkab Ciamis melalui tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 selalu melaporkan update data perkembangan kasus Covid-19 setiap hari.
“Pemkab Ciamis selalu update data kasus Covid-19 setiap hari sesuai dengan data yang sebenarnya,” ungkapnya. (Ndu/R7/HR-Online)
