Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Mata air Cibarani di hutan Pasarean, Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, menyimpan cerita unik.
Konon katanya, air dari lokasi sumber mata air tersebut bisa menyembuhkan penyakit. Tidak sedikit warga yang percaya akan hal itu.
Bahkan banyak yang menilai, air yang diambil dari sumber air Cibarani tersebut tidak pernah keruh meski disimpan ddalam botol dengan waktu yang lama.
Selain dipercaya bisa menyembuhkan penyakit, sumber mata air tersebut juga dimanfaatkan warga sekitar sebagai salah satu sumber air.
Di sekitar sumber mata air Cibarani, terdapat makam salah satu tokoh di daerah tersebut bernama Pangeran Undakan Kalangan Sari. Kawasan Hutan Pasarean kini telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya dan hutan lindung.
Amil Desa Nagarapageuh, Samin Setiawan menceritakan tentang asal usul mata air tersebut.
Kata dia, berdasarkan cerita dari dari orang tua jaman dulu, bahwa sumber mata air Cibarani ini muncul setelah sesepuh desa Nagarapageuh, Eyang Kura Haji Jayanana pulang dari Mekah.
Eyang Kura Haji waktu itu menyiram dan menumpahkan air zam-zam di lokasi tersebut.
“Cerita lain juga menyebut bahwa mata air ini merupakan pertemuan dari beberapa mata air, yakni Cikahuripan, Cikamayan, Kejayaan dan Cibarani,” ujar Samin Kamis (30/7/2020).
Menurut Samin, air dari Cibarani ini punya keistimewaan. Air tersebut tak pernah keruh meski dibawa dan disimpan dalam botol dengan waktu yang lama.
“Saat air ini dibawa ke rumah dalam botol tidak keruh, bahkan lebih jernih dari air yang diambil dari sumber lain,” katanya.
Mata AIr Cibarani Bisa Sembuhkan Penyakit
Keistimewaan lain dari mata air Cibarani ini lanjut Samin, konon bila seseorang mandi di tempat ini maka penyakitnya akan hilang.
Beberapa peziarah ada yang merasakan manfaatnya. Air dari Cibarani ini juga cukup menyegarkan, karena bersumber langsung dari pepohonan yang usianya sudah ratusan tahun yang ada di lokasi tersebut.
“Memang bagi sebagian orang yang kesini merasakan manfaatya ada kebarokahan. Namun itu gimana kehendaknya, yang penting tidak menyekutukan Alloh SWT. Berdoa tetap kepada Allah SWT pencipta bukan kepada yang lain,” ucap Samin. (Fahmi2/R8/HR Online)