Rabu, Mei 21, 2025
BerandaBerita TerbaruBanyak Makan Nasi Berisiko Kena Penyakit Jantung, Simak Penelitiannya

Banyak Makan Nasi Berisiko Kena Penyakit Jantung, Simak Penelitiannya

Banyak makan nasi dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Hal itu ditemukan para ilmuwan yang menyebut ada arsenik yang muncul alami dari tanaman, salah satunya dari padi asal dari nasi yang dikonsumsi manusia.

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science of the Total Environment, disebutkan 25 persen masyarakat Inggris mengonsumsi beras. Enam persen diantaranya memiliki risiko kematian lebih tinggi karena penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung.

Hal itu disebabkan adanya bahan kimia yang ada secara alami pada tanaman. Karena dikonsumsi berulang kali maka bahan kimia tersebut terkumpul dalam tubuh sehingga menyebabkan berbagai penyakit.

Baca Juga: Pikun sampai Kena Penyakit Jantung, Ini Akibat Begadang Sambil Main Smartphone

Selain penyakit jantung, orang yang terlalu sering mengonsumsi nasi juga berisiko terkena kanker, termasuk juga penyakit hati. Penelitian tersebut juga menyebutkan, pada beberapa kasus kondisi ini menyebabkan kematian.

Risiko Terlalu Banyak Makan Nasi

Risiko dari terlalu sering makan nasi adalah penyakit yang memiliki risiko tinggi dan menyebabkan kematian. Namun, beras sendiri sudah jadi makanan pokok di seluruh dunia.

Beras menjadi sumber kalori dan nutrisi berharga bagi tubuh. Karena itu di negara-negara berkembang jutaan orang mengandalkan asupan kalori dan nutrisinya dari nasi.

Penelitian tersebut juga menyebutkan, secara global diperkirakan bahan kimia seperti arsenik yang ada pada beras menjadi biang kerok penyebab 50 ribu kematian dini. Jumlah kematian yang begitu tinggi ini disebutkan bisa saja dihindari apabila konsumsi nasi dikurangi.

Arsenik pada Beras

Arsenik timbul secara alami dari dalam tanah. Kandungan arsenik pada tanaman padi bisa meningkat apabila petani yang menanamnya menggunakan herbisida berbasis arsenik. Termasuk juga apabila menggunakan air yang dicampur dengan toksin atau racun untuk keperluan irigasi.

Keberadaan arsenik dalam padi yang kemudian jadi beras, berakhir pada nasi yang dikonsumsi manusia. Jika terlalu banyak makan nasi, maka risiko penyakit mematikan tidak bisa dihindari.

Begitu juga apabila padi ditanam di area banjir, hal ini membuat arsenik keluar dari tanah. Lalu masuk ke air sebelum akhirnya diserap oleh tanaman.

Beras sangat rentan karena arsenik meniru bahan kimia lain yang diserap tanaman melalui sistem akarnya, hal ini memungkinkan toksin melewati pertahanan tanaman.

Sementara itu, peningkatan suhu yang disebabkan oleh pemanasan global dapat menyebabkan jumlah arsenik dalam beras menjadi tiga kali lipat pada akhir abad ini. Sebuah penelitian memperingatkan hal tersebut.

Ilmuwan di Universitas Washington di AS menanam padi dan mereplikasi berbagai suhu untuk meniru kondisi pertumbuhan di bawah berbagai proyeksi pemanasan global.

Uji coba dilakukan pada suhu normal saat ini yaitu 77 ° F (25 ° C) serta 82 ° F (28 ° C), 87 ° F (30.5 ° C), dan 91 ° F (33 ° C) untuk meniru potensi iklim pada tahun 2100.

Tanaman yang tumbuh dalam kondisi hangat ternyata memiliki kadar arsenik yang lebih tinggi di seluruh tanaman, termasuk biji-bijian. Termasuk padi yang selanjutnya menjadi beras. Apabila banyak makan nasi, maka risiko terpapar arsenik lebih tinggi.

Penelitian di Inggris

Sementara para peneliti di Universitas Manchester dan Salford mempelajari konsumsi beras di Inggris dan Wales. Termasuk mempelajari jumlah orang dalam populasi yang terkena penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh paparan arsenik.

Akademisi mengubah data untuk memperhitungkan faktor-faktor lain yang diketahui berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, seperti obesitas, merokok, dan usia.

Profesor David Polya dari The University of Manchester, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan, studi tersebut menunjukkan bahwa 25 persen konsumen beras tertinggi di Inggris dan Wales berada pada risiko kematian kardiovaskular yang lebih besar.

Poyla menyebut hal itu terjadi karena paparan arsenik anorganik. Sementara daerah dengan konsumen beras terendah dimana orang di daerah tersebut tidak banyak makan nasi memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah.

Dia menjelaskan kemungkinan peningkatan risiko untuk kuartil teratas adalah sekitar enam persen, dan hampir pasti antara dua dan 11 persen.

Para peneliti mengatakan penelitian mereka terbatas tetapi tidak mahal untuk dilakukan. Karena itu, penelitian lebih lanjut dan lebih khusus diperlukan untuk mengonfirmasi kaitan antara konsumsi beras dan risiko penyakit jantung.

Mereka juga mengatakan bahwa orang tidak boleh menghindari makan nasi secara bersamaan, karena nasi memang menawarkan banyak manfaat kesehatan karena kandungan seratnya yang tinggi.

Sebagai ganti banyak makan nasi, orang harus mempertimbangkan untuk memilih varietas padi yang kadar arseniknya rendah, seperti  beras basmati yang lebih baik dari gandum. (Ndu/R7/HR-Online)

Atap Rumah Warga Sindangrasa Ciamis Ambruk Akibat Hujan Deras dan Sudah Lapuk

Atap Rumah Warga Sindangrasa Ciamis Ambruk Akibat Hujan Deras dan Sudah Lapuk

harapanrakyat.com,- Atap rumah salah satu warga di RT 001/012, Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ambruk pada Rabu (21/5/2025). Atap rumah tersebut ambruk...
Pegadaian Jawa Barat

Pegadaian Jawa Barat Kenalkan Tabungan Emas, Apa Kelebihannya?

harapanrakyat.com,- PT Pegadaian Kantor Wilayah X Jawa Barat mengenalkan tabungan emas sebagai investasi masa depan. Sebelumnya Pegadaian ditetapkan Presiden Prabowo Subianto sebagai Bank Emas...
Tiga Rumah di Pangandaran Rusak Akibat Tertimpa Pohon Tumbang

Tiga Rumah di Pangandaran Rusak Akibat Tertimpa Pohon Tumbang

harapanrakyat.com,- Sebanyak tiga rumah di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Peristiwa itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda...
2 Kurir dan 1 Pengedar

Tiap Transaksi 5 Gram Sabu Raup Cuan Rp 2,5 Juta, Polres Garut Amankan 2 Kurir dan 1 Pengedar

harapanrakyat.com,- Polres Garut Polda Jabar berhasil mengamankan 2 kurir dan 1 pengedar serbuk haram jenis sabu. Dari tangan pelaku polisi berhasil menyita 1 paket...
Waspada Banjir Luapan, Debit Sungai Citanduy Kota Banjar Naik Drastis

Waspada Banjir Luapan, Debit Sungai Citanduy Kota Banjar Naik Drastis

harapanrakyat.com,- Hujan deras yang mengguyur wilayah Tasikmalaya dan Ciamis menyebabkan debit air Sungai Citanduy di wilayah Kota Banjar, Jawa Barat naik tinggi. Kondisi tersebut...
Bencana Tanah Longsor

Selain Banjir, Bencana Tanah Longsor Menerjang Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Akibat diguyur hujan deras, bencana tanah longsor menerjang Desa Banyurasa, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (21/5/2025). Selain menutup akses jalan utama penghubung...