Berita Pangandaran (harapanrakyat.com).- Kampung Wisata Cisangkal yang berlokasi di Dusun Mekarmulya, Desa Bangunkarya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, kini sedang berbenah menuju Desa Wisata.
Potensi Alam, pertanian, peternakan, dan kehidupan keseharian warga masyarakat disana menjadi daya tarik wisatawan.
Untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) warga kampung wisata Cisangkal, pengelola kampung Wisata Cisangkal bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk meningkatkan keterampilannya.
Program layanan PKBM yang dilaksanakan bukan hanya meningkatkan rata-rata belajar masyarakat yang masih rendah, akan tetapi ada layanan pendidikan vokasional untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kompetensi wirausaha.
Pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi prioritas pembangunan di sisi keterampilan kerja yang diberikan disana adalah keterampilan kerja untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kepariwisataan.
Misalnya kemampuan kepemanduan, kemampuan pengelolaan Home Stay, Kemampauan bahasa, potograpi, IT dan lainnya
Sedangkan untuk kewirausahaan berbasis dari para pelaku usaha yang sudah ada disekitaran lokasi Cisangkal, untuk mengembangkan komoditi hasil pertanian yang ada, misalnya pengolahan kripik, sale, gula aren, kopi.
Kadus Mekarmulya yang juga pengelola kampung wisata Cisangkal Desa Bangunkarya, Sukaedin mengatakan, pihaknya bersama pengelola PKBM merekrut Tutor berpengalaman di bidangnya dari sekitaran kampung tersebut, para Tutor secara sukarela berbagi pengalamannya dengan warga belajar PKBM.
“Untuk tutor Ketrampilan kerja juga melibatkan Relawan baik dari Organisasi Kepariwisataan, maupun akademisi dan para Praktisi,” jelas Sukaedin.
Kurikulum Seusai Kearifan Lokal
Ketua Pengelola PKBM Rina mengatakan, pihaknya menyelenggarakan strategi membuat kelompok belajar di Cisangkal. Kurikulum untuk PKBM tentu saja mengacu pada kurikulum Nasional Pendidikan Kesetaraan.
Sedangkan untuk kurikulum vokasinya selain mengacu pada SKKNI, juga mengembangkan kurikulum yang dibutuhkan disana (kearifan lokal), sesuai dengan kebutuhan Kepariwisataan dan Potensi Warga.
“Sayangnya banyak warga belajar sudah di usia diatas 22 tahun, sehingga untuk biaya operasional mereka sehingga kami membutuhkan suport baik dari relawan maupun Pemerintah,” jelas Rina.
Lebih lanjut Rina menambahkan, untuk jadwal belajarnya saat ini mengikuti prosedur pembelajaran di masa Covid-19 sesuai arahan pemerintah, untuk teori bisa dilakukan dengan daring atau modul, namun untuk praktek tidak mungkin dilakukan dengan cara daring atau modul.
“Untuk praktek mereka warga belajar perlu pendampingan langsung dari tutor,” katanya.
Didukung Disdikpora Pangandaran
Sementara Kasi Kelembagaan dan Sapras PAUD PNF Disdikpora Pangandaran Asep Kartiwa membenarkan jika pihaknya secara langsung membina dan membimbing warga di kampung wisata Cisangkal.
“Ini merupakan kewajiban kami sebagai pelayan masyarakat adapun proses belajar saat ini harus tetap menggunakan standar kesehatan,” kata Asep Kartiwa.
Masih dikatakan Asep Kartiwa, Kurikulum Standar Nasional harus tetap dilaksanakan, sedangkan metode pembelajaran harus menggunakan metode dan pendekatan yang disukai warga belajar.
Pendidikan di masyarakat sangat berbeda dengan pendidikan formal sehingga pengelola pendidikan non formal harus terus berinovasi mengembangkan strategi, pendekatan dan metode yang kreatif sesuai dengan minat warga belajar.
“Sedangkan biaya Operasional dan Pendidikan sebenarnya ada Bantuan Operasional Pendidikan dari Pemerintah Pusat, untuk saat ini BOP Kesetaraan ini untuk warga belajar yang berusia 7 sd 21 tahun,” jelas Asep Kartiwa.
Lebih lanjut Asep Kartiwa menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi inovasi PKBM pariwisata di Kabupaten Pangandaran.
Peningkatan kompetensi warga di bidang kepariwisataan ini sebagai upaya mempersiapkan visi Pangandaran sebagai pariwisata berkelas dunia.
“Minimal sebagai masyarakat daerah wisata harus mengetahui dan paham pariwisata itu apa dan manfaat nya bagaimana,” pungkas Asep Kartiwa. (Madlani/R8/HR Online)