Gelombang panas di Indonesia, banyak netizen ramai membicarakan hal tersebut. Pasalnya suhu udara akhir-akhir ini terasa panas. Lain dari biasanya. Bahkan ada yang menyebut suhu udara sempat mencapai 40 derajat Celcius pada beberapa daerah.
Menanggapi ramainya informasi tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan tidak terjadi gelombang panas.
Beberapa hari terakhir beredar pesan berantai yang menyebutkan gelombang panas tengah melanda Indonesia. Pada pesan tersebut juga menyebutkan cuaca sangat panas.
Baca Juga: Suhu 40 Derajat Celcius Viral, Benarkah Ada Gelombang Panas di Indonesia?
Bahkan suhu pada siang hari bisa mencapai 40 derajat Celcius. Pesan berantai tersebut berakhir dengan anjuran untuk menghindari minum es.
BMKG: Tidak Ada Gelombang Panas di Indonesia
Informasi yang menyebutkan saat ini sedang terjadi gelombang panas, menurut BMKG, adalah tidak tepat. Meskipun akhir-akhir ini suhu udara terasa lebih panas daripada biasaya, namun kondisi tersebut bukanlah karena gelombang panas.
BMKG menjelaskan, gelombang panas menurut ilmu Klimatologi adalah periode cuaca panas yang tidak biasa. Kondisi ini tidak terjadi secara singkat, namun terjadi secara berturut-turut, minimal 5 hari atau bisa juga lebih.
Selain itu, BMKG menyebutkan gelombang panas juga terjadi dengan kelembapan udara yang tinggi. Lebih lanjut, menurut BMKG, suatu daerah terjadi gelombang panas apabila suhu maksium hariannya melebihi ambang batas statistik.
Sementara tidak ada daerah yang memiliki suhu maksimum lebih dari batas rata-rata hariannya. Sehingga BMKG menyimpulkan tidak ada gelombang panas di Indonesia.
BMKG juga mencontohkan, misalnya suatu daerah mengalami peningkatan suhu udara 5 derajat Celcius daripada suhu udara biasanya. Besarnya suhu udara tersebut juga melebihi rata-rata suhu maksimum.
Lalu kondisi tersebut atau suhu tinggi tersebut terjadi setidaknya selama 5 hari berturut-turut. Maka jika hal-hal tersebut terjadi pada suatu daerah, barulah daerah tersebut mengalami gelombang panas.
Baca Juga: Urutan Lapisan Atmosfer Dibedakan Berdasarkan Suhu dan Fungsinya
Sebaliknya, apabila suhu udara maksimum pada suatu daerah masih dalam rentang suhu udara rata-rata, maka daerah tersebut tidak mengalami gelombang panas.
Begitu juga jika kondisi suhu maksimum pada suatu daerah hanya berlangsung selama sehari atau dua hari, maka daerah tersebut tidak mengalami gelombang panas.
Perlu Anda ingat untuk terjadi gelombang panas di Indonesia, suhu maksimum pada suatu daerah harus terjadi minimalnya selama 5 hari berturut-turut. Jadi jika hanya sehari dua hari, maka tidak bisa ada kesimpulan telah terjadi gelombang panas.
Tekanan Atmosfer Tinggi
Selanjutnya BMKG juga menjelaskan, gelombang panas terjadi karena kaitannya dengan tekanan atmosfer yang tinggi dalam hari-hari terakhir ini.
Saat tekanan atmosfer tinggi, terdapat pergerakan udara atmosfer bagian atas. Pergerakan udara ini menuju permukaan Bumi. Akibatnya terjadilah peningkatan suhu.
Menurut penjelasan BMKG, pusat tekanan atmosfer yang tinggi ini membuat aliran udara sulit masuk ke area tersebut.
Jika sistem tekanan tinggi ini terus berkembang pada suatu area, akibatnya area tersebut akan semakin panas. Selain itu awa juga akan semakin sulit tumbuh pada area tersebut.
Ada Peningkatan Suhu Udara
Meskipun tidak ada gelombang panas di Indonesia, namun BMKG mengatakan ada peningkatan suhu maksimum pada beberapa daerah.
Pantauan BMKG suhu tertinggi pada siang hari meningkat dalam beberapa hari terakhir pada beberapa wilayah Indonesia.
Misalnya, BMKG menyebut suhu udara Bima, Sabu, dan Sumbawa tercatat pada skala lebih dari 36 derajat Celcius. Ini terjadi pada 12 November 2020 lalu.
Pada hari yang sama, Bandar Sultan Muhammad Salahudin, Bima tercatat oleh BMKG memiliki suhu udara 37,2 derajat Celcius.
Meskipun begitu, BMKG kembali menegaskan peningkatan suhu maksimum pada beberapa daerah tersebut bukanlah penyimpangan besar dari suhu maksimum rata-rata.
Penyebab Suhu Udara Panas
BMKG memang menyebut tidak ada gelombang panas di Indonesia, namun memang terjadi peningkatan suhu maksimum pada beberapa daerah. Lantas apa penyebabnya?
Hal ini terpengaruh oleh posisi semu gerak Matahari. Tepat pada bulan November, posisi matahari ada tepat di atas pulau Jawa. Hal ini terjadi saat Matahari ‘bergerak’ menuju posisi 23 lintang Selatan setelah lepas dari ekuator.
Posisi semu matahari berada atas pulau Jawa, bukan hanya terjadi pada bulan November, melainkan terjadi juga pada bulan April.
Hal ini yang menyebabkan suhu maksimum mencapai puncaknya bulan April dan November, terutama pada beberapa kawasan pulau Jawa hingga NTT.
Penyebab selanjutnya suhu udara panas akhir-akhir ini, lantaran cuaca yang cerah akhir-akhir ini menyebabkan penyinaran Matahari langsung ke Bumi secara optimal. Akibatnya terjadilah pemanasan suhu pada permukaan.
Cuaca cerah ini terjadi dalam dua hari terakhir, lantaran massa udara dan awan-awan menjauhi wilayah bagian Selatan.
Itulah penyebab dari suhu udara panas akhir-akhir ini, jadi apabila Anda merasakan cuaca gerah akhir-akhir ini, penyebabnya bukanlah karena gelombang panas di Indonesia. (R7/HR-Online)