Banjar, (harapanrakyat.com),- Sebanyak 40 orang petani tembakau di Kota Banjar, baru-baru ini telah mengikuti pelatihan pengolahan tembakau rajangan (mole), sekaligus kunjungan ke pasar agribisnis tembakau mole di daerah Sumedang, kegiatan tersebut berlangsung selama 1 minggu.
Menurut Kabid. Hutbun Dinas Pertanian Kota Banjar, Komarudin, setelah mengikuti pelatihan, para petani tembakau yang sebelumnya hanya menanam tembakau jenis burley, kini akan menambah lagi dengan menanam tembakau mole untuk dikembangakan di lahan kering di Kota Banjar.
Karena, proses pembuatan dan memproduksi tembakau mole lebih mudah dibanding dengan memproduksi tembakau jenis burley. Namun demikian, petani tetap akan memproduksi tembakau burley.
“Sebagai nilai tambah, pengolahan produksi tembakau mole akan dicoba di daerah Banjar. Siapa tahu jenis tembakau mole bisa memuaskan konsumen dan produsen. Setiap tahun Jawa Barat harus bisa memenuhi pangsa pasar sebanyak 1.000 ton,” jelas Komarudin, Selasa (15/3).
Dengan diadakannya pelatihan dan kunjungan ke ke pasar agribisnis tembakau mole di Sumedang, petani belajar dan mempraktekan secara langsung cara merajang serta mengolah tembakau jenis mole.
Komarudin mengatakan, para petani sangat antusias dan berminat untuk memproduksi tembakau mole. Selain lebih praktis, harga tembakau mole cukup menjanjikan, yaitu per-kilonya mencapai Rp 40.000-Rp 60.000.
“Tembakau Banjar sedang dinanti oleh pasar, baik lokal maupun regional. Maka dari itu, petani tembakau harus bisa berkompetisi untuk memenuhi pangsa pasar, yang siap setiap saat membeli produk tembakau. Namun tentunya dengan kwalitas dan mutu yang diminati oleh pasar,” katanya.
Menurut Komarudin, produksi tembakau pada tahun 2010 memang mengalami penurunan 30% hingga 40%. Tapi, penurunan tersebut terjadi secara nasional, hal itu akibat cuaca ekstrim, sehingga kwalitas tembakau menjadi rendah.
“Kami berharap, kekecewaan para petani tembakau akan tergantikan dengan penghasilan tambahan dari menanam tembakau jenis mole. Dan suatu kebanggaan pula untuk petani tembakau, lantaran wilayah Kota Banjar termasuk pada daftar demplot lahan kering,” ujarnya.
Komarudin menambahkan, setelah mengikuti pelatihan, para petani tembakau diberikan bantuan peralatan berupa pisau rajang, rimbangan, asahan, ebeg (alat penjemuran). Selain itu, mereka juga menerima bantuan pupuk dan HOK.
Yang lebih penting untuk diketahui para petani, kata Komarudin, bahwa Dinas Pertanian meminta kepada petani untuk meningkatkan produksifitas dan kwalitas, agar tembakau Kota Banjar bisa menjadi ikon pangsa pasar. (AM)