Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Koptan Maranta Ciamis selama 7 tahun tidak pernah menggunakan traktor bantuan dari pemerintah. Pasalnya, para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Maranta, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg itu tidak pernah menerima bantuan tersebut.
Mereka pun kini mempertanyakan bantuan traktor pemberian Dinas Pertanian Ciamis pada tahun 2013 lalu. Karena mereka menduga penggunaan traktor tersebut tidak tepat peruntukannya. Malah warga yang mengatasnamakan kelompok tani yang menguasainya.
“Kelompok Tani Maranta sempat mengajukan bantuan mesin traktor sebagai alat membajak sawah. Setelah bantuan tersebut ada, tidak lantas kami dari kelompok membawanya, karena harus membayar administrasi,” ungkap Cece, seorang petani anggota Koptan Maranta Ciamis, kepada HR Online, Kamis (24/12/2020).
Menurutnya, bantuan berupa traktor dan pompa air dari Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis untuk Koptan Maranta memang ada. Tapi ketika harus mengeluarkan biaya administrasi, pihaknya tidak ada biaya.
Bantuan Traktor Dikuasai Seorang ASN Banjar
Baca Juga : Petani di Purwadadi Ciamis Kecewa, Bantuan Mesin Traktor Dikuasai Perorangan
Karena kelompok tani harus segera mendapatkan bantuan tersebut, maka oleh seorang warga yang merupakan ASN Kota Banjar berinisial PF, membawanya dengan menggunakan biaya sendiri.
“Dia PF seorang ASN berinisiatif membawa bantuan traktor dan pompa air tersebut dari Dinas Pertanian Ciamis dengan menggunakan biaya sendiri. Namun setelah itu bantuan traktor tidak PF berikan kepada Koptan Maranta yang berhak. Tapi malah dikuasai olehnya,” tutur Cece.
Anggota Koptan Maranta mempertanyakan hal itu kepada PF. Namun, PF beralasan karena ia yang mengeluarkan biaya. Sehingga digunakan oleh dirinya sendiri.
“Bertahun-tahun hingga sekarang Kelompok Tani Maranta tidak pernah menggunakan traktor dan pompa air tersebut. Padahal awalnya kami yang menerima bantuan, hanya saja kelompok tidak mampu membayar administrasi,” jelas Cece.
Cece juga menyebutkan, selama 7 tahun lamanya PF menguasai bantuan traktor dan pompa air tersebut. Bahkan sekarang mesin traktor sudah beralih fungsi, karena rangka dari mulai dudukan mesin dan roda tersimpan dalam rumah warga yang bukan anggota kelompok tani.
Bagian mesinnya kini malah digunakan oleh sebuah pabrik tahu di wilayah Jelat sebagai alat penggilingan. (Es/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah