Banjar, (harapanrakyat.com),-
Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Banjar meminta Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap masyarkat yang berprofesi sebagai pengrajin tahu dan tempe. Kebijakan itu menyusul turunnya harga kedelai di pasaran.
“Saya sepakat bila pemerintah menunjuk Bulog sebagai satu-satunya importir atau importir tunggal untuk komoditi kedelai,” ungkap H. Oding, Ketua Kopti Kota Banjar, Jum`at (15/11).
Oding menyebutkan, selama ini pengrajin tahu dan tempe di Kota Banjar sering kelabakan dengan fluktuasi harga kedelai. Alhasil, pengrajin seringkali kesulitan menentukan ukuran dan harga jual tahu dan tempe.
“Harganya selalu berubah. Apalagi, di tingkat lokal, sejumlah perusahan penyuplai kedelai kerap memanfaatkan kondisi,” katanya.
Lebih lanjut, Oding menuturkan, seandainya Bulog memiliki kewenangan menjadi satu-satunya importir atau penyuplai kebutuhan kedelai, dia optimis harga kedelai di pasaran akan stabil. Para pengrajin pun bisa tenang menentukan ukuran dan harga produk tahu-tempe.
“Kita juga ingin, kedepannya Kopti Banjar bisa berperan dan membantu para pengrajin tahu-tempe, agar tidak kesulitan mendapatkan stok kedelai. Mudah-mudahan saja, pemerintah bisa mendengar ini,” ujarnya.
Saat ini saja, tambah Oding, Kopti Banjar sudah memiliki anggota sekitar 207 pengrajin tahu dan tempe. Dalam satu bulan, pengrajin tahu-tempe membutuhkan pasokan kedelai mencapai 270 ton. (Deni/R4/HR-Online)