Foto: Ilustrasi/ Istimewa Net
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Tingginya curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini membuat tanaman palawija seluas kurang lebih sekitar 30 Hektare di lahan Kalimati, Dusun Purwodadi, Desa Waringinsari, Kec. Langensari, Kota Banjar, terendam banjir.
Akibatnya para petani terancam gagal panen lantaran tanaman sayuran dan buah-buahan milik mereka tergenang air. Hal itu diungkapkan Jemingun, salah seorang petani, kepada HR, Minggu (15/12).
“Ya seperti inilah kondisi lahan pertanian di Kalimati, kalau musim hujan tinggi pasti banjir. Tanaman cabai rawit yang saya tanam di atas lahan seluas 500 bata pun dipastikan tidak dapat dipanen,” ungkapnya.
Jemingun mengaku sampai saat ini dirinya baru dua kali melakukan panen, padahal biasanya dalam satu kali tanam bisa panen hingga lima kali. Dengan keadaan seperti itu otomatis usaha bercocok tanam cabai rawit masih merugi.
Keluhan serupa diungkapkan, Zenal, petani lainnya. Dia mengaku tanaman jagung yang ditanam di atas lahan garapannya seluas 700 bata tidak dapat dipanen akibat tergenang banjir.
“Kalau tergenang air tanaman jagung malah busuk. Jadi ya mau gimana lagi selain pasrah. Cuma saya berharap kepada pemerintah desa dan Pemkot Banjar untuk bisa memikirkan bagaimana agar lahan ini tidak tergenang banjir saat musim hujan tiba,” ujarnya.
Menurut Zenal, banjir terjadi akibat besotan yang ada di daerah Lupitan tidak dapat menahan derasnya air, ditambah air kiriman dari arah Barat yang masuk ke lahan Kalimati. Dia berharap besotan tersebut segera diperbaiki oleh pihak-pihak terkait.
Mudasir, petani yang menanami lahan palawijanya dengan tanaman Terong dan Mentimun, mengatakan, satu-satunya cara agar Kalimati tidak lagi kebanjiran saat musim hujan harus dibangun tanggul di daerah Lupitan.
“Tapi memang perlu pemikiran matang, sebab dipastikan pemerintah harus mengeluarkan dana yang begitu besar untuk pembangunan tanggul,” ucap Mudasir.
Sementara itu, Kepala Desa Waringinsari, Misbahudin, ketika ditemui HR saat meninjau lokasi banjir di Kalimati, mengatakan, bahwa sebetulnya permasalahan tersebut sudah beberapa kali disampaikan pihaknya kepada Pemkot Banjar maupun Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWSC).
“Jalan terbaik yang perlu dilakukan agar tidak terkena luapan Sungai Citanduy adalah membelah jalur Sungai Citanduy di daerah terdekat lahan ini, atau dibuatkan kembali tanggul penghalang. Tapi memang segala sesuatunya perlu diperhitungankan kemanfaatan secara luas, karena kalau pun dilakukan akan menelan anggaran yang sangat besar,” ujarnya.
Namun menurut Misbahudin, tetap saja harus ada upaya terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga para petani bisa memanfaatkan lahan Kalimati guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluargany. Karena, warga Waringinsari rata-rata bermata pencaharian sebagai petani. (Nanks/Koran-HR)