Deretan roda pedagang kaki lima yang mangkal di kawasan Toserba Yogya perlu ditata agar tidak terlihat semrawut. Photo: Eva Latifah/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah warga menilai, maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di pinggir jalan, maupun di atas trotoar, perlu ditertibkan dan ditata keberadaannya. Pasalnya, selain mengganggu pengguna jalan, juga membuat wilayah perkotaan terlihat semrawut.
Seperti dikatakan Aep Ismail, warga Kelurahan/Kecamatan Banjar, saat dijumpai HR di Alun-alun Banjar, Jum’at (13/12). Menurut dia, banyaknya PKL, terutama yang mangkal di Jl. Letjen. Soewarto (Letsoe), tepatnya sekitar Toserba Yogya, sejak pagi hingga malam hari menambah sempit ruas jalan tersebut.
“Pada jam-jam tertentu kendaraan yang melewati jalur itu cukup padat. Sementara di sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi parkir sepeda motor maupun mobil. Tentu saja ruas jalan jadi menyempit, dan mengganggu kelancaran arus lalu-lintas. Untuk itu pemerintah perlu menertibkan PKL yang mangkal di kawasan tersebut, dalam artian ditata dengan cara ditempatkan di lokasi tertentu,” ujarnya.
Menurut Aep, selama ini Jl. Letjen. Soewarto sudah semrawut dengan banyaknya kendaraan terparkir di area terlarang. Kesemrawutan pun tampak semakin parah seiring bertambahnya jumlah PKL yang mangkal di kawasan itu.
Pendapat serupa diungkapkan Wiwin Rosidin, warga Kelurahan/Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Dia menyebutkan, PKL yang membuka lapak di atas jalan trotoar juga perlu ditertibkan sebab mengganggu pejalan kaki.
“Sekarang ini di Kota Banjar, khususnya di wilayah perkotaan, marak bermunculan pedagang yang menempati jalan trotoar sebagai tempat jualan. Padahal menurut aturan itu salah, karena fasilitas trotoar dibangun bukan untuk PKL tetapi untuk pejalan kaki,” tutur Wiwin.
Sedangkan menurut Titin Nurwulan, warga lainnya, mengatakan, jika tidak ditertibkan dari sekarang dikhawatirkan jumlah PKL yang membuka lapak di atas trotoar akan semakin bertambah banyak, dan hak pejalan kaki pun semakin terampas. (Eva/Koran-HR)