Marsiman, warga Lingkungan Parungsari, Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, saat menunjukan sumur di rumahnya yang tercemar debu vulkanik Gunung Kelud Jatim, Minggu (16/02/2014). Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pasca hujan debu dari letusan Gunung Kelud di Jawa Timur, yang dirasakan pula oleh warga Kota Banjar, Jawa Barat, ternyata memberi dampak terhadap pencemaran lingkungan. Akibat tebalnya debu yang merambah ke Kota Banjar, membuat sumur sumber air milik warga kini tidak bisa digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus, lantaran tercemar debu vulkanik Gunung Kelud.
Hal itu dirasakan warga Lingkungan Parungsari, Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar. Selain debu kiriman dari letusan Gunung Kelud menutupi genteng rumah, pepohonan/ dan pekarangan rumah warga, hujan debu vulkanik kelud juga mencemari sumur-sumur warga.
Seperti sumur milik Marsimin. Sudah dua hari air dari sumur yang biasa digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus, kini tidak bisa dipakai lagi lantaran tercemar debu vulkanik. Bahkan air sumur ini sebelumnya biasa digunakan keluarga Marsimin untuk keperluan memasak.
“Debu vulkanik ini mengendap, sehingga membuat warna dan rasa menjadi berubah. Dengan begitu, saya pun bingung bagaimana untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, kakus dan memasak,” ujarnya, kepada HR, Minggu (16/02/2014).
Menurut Marsiman, setelah sumur di rumahnya tercemar debu vulkanik, membuat keluarganya sudah dua hari ini tidak mencuci pakaian dengan menggunakan air dari sumur. “Karena air yang tercemar ini takut merusak pakaian. Makanya, kami meminta air kepada tetangga yang sumurnya tidak tercemar debu,” ungkapnya.
Marsiman pun kini tengah berupaya membersihkan sumur dari endapan debu vulkanik kelud dengan memberi kaporit dan tapas. “ Kita sebagai warga berharap Pemkot Banja segera memberikan solusi agar kebutuhan mandi, cuci, kakus dan memasak warga dapat terpenuhi,” pungkasnya. (Ntang/R2/HR-Online)