Katai Putih ZTF J1901+1458 merupakan bintang terkecil dan mempunyai massa terberat yang pernah terlihat. Para astronom menemukan dalam sebuah studi baru. Katai putih mempunyai bara api yang membara seukuran bulan kita, namun 450.000 kali lebih besar dari Bumi.
Katai putih biasanya mempunyai ukuran seperti Bumi. Merupakan inti bintang mati yang dingin dan redup. Kemudian tertinggal setelah bintang berukuran rata-rata kehabisan bahan bakar dan melepas lapisan luar.
Baca Juga: Penemuan Nebula Kupu-Kupu Oleh Astronom dengan Teleskop Hubble
Katai Putih ZTF J1901+1458 Terkecil dengan Massa Besar
Suatu hari nanti, Matahari kita akn menjadi katai putih. Seperti halnya sekitar 97% dari semua bintang.
Meskipun Matahari sendiri di ruang angkasa tanpa pasangan bintang, namun banyak bintang yang mengorbit antara satu dengan yang lainnya secara berpasangan. Apabila bintang biner sama-sama mempunyai kurang dari delapan kali massa Matahari. Kemungkinan keduanya seiring waktu akan berevolusi menjadi katai putih.
Mengutip space.com, katai putih ZTF J1901+1458 terletak di sekitar 130 tahun cahaya dari Bumi. Apabila katai putih lebih masif, maka akan meledak dalam ledakan termonuklir kuat atau supernova Tipe la.
Namun bila massa gabungan mereka turun di bawah ambang batas, maka akan membentuk katai putih baru. Kemudian lebih berat daripada salah satu induknya. Fenomena tersebut terjadi dalam kasus katai putih ZTF J1901+1458 menurut para ilmuwan.
Penulis utama studi Ilaria Caiazzo, seorang astrofisikawan di California Institute of Technology di Pasadena mengatakan jika penemuan katai putih paling masif dan terkecil yang pernah ada. Penemuan ini menggunakan fasilitas Transien Zwicky di Observatorium Palomar di California. Kemudian memindai seluruh langit utara setiap dua malam untuk mencari benda kosmik yang berkedip, meletus, bergerak atau mengalami perubahan serupa dalam kecerahan.
Kemudian rekan penulis studi, Kevin Burdge, seorang astrofisikawan di California Institute of Technology di Pasadena, melihat katai putih baru pertama kali berdasarkan massanya yang tinggi dan putaran cepat.
Para peneliti memakai sejumlah teleskop untuk membantu menganalisis bintang mati. Kemungkinan usianya sekitar 100 juta tahun atau kurang. Termasuk Teleskop Hale di Palomar, telescope Keck I Observatorium WM Keck, observatorium luar angkasa Gaia Eropa, Pan-STARRS Universitas Hawaii dan Observatorium Neil Gehrels Swift NASA.
Baca Juga: Tempat Teraman Tinggal di Bima Sakti, Penelitian Terbaru Para Astronom
Karakterisasi ZTF J1901+1458
Katai putih ini mempunyai massa 1,35 dari massa Matahari. Lalu radiusnya 2,140 km, sedikit lebih besar dari radius Bulan. Kemudian katai putih mempunyai medan magnet ekstrim hampi 1 miliar kali lebih kuat dari Matahari kita. Periode rotasinya 6,94 menit. Terbilang luar biasa pendek karena periode rotasi katai putih biasanya lebih dari satu jam.
Hal ini kemungkinan berlawanan dengan intuisi, namun katai putih ZTF J1901+1458 yang lebih kecil ternyata sangat masif. Faktanya, katai putih mempunyai pembakaran nuklir yang menjaga bintang normal melawan gravitasinya sendiri. Untuk ukurannya diatur oleh mekanika kuantum.
Zwicky Transient Facility (ZTF) merupakan penemu katai putih tersebut, beroperasi di Observatorium Palomar Caltech. Secara sistematis, belum ada yang dapat mengeksplorasi fenomena astronomi skala waktu pendek hingga saat ini.
Para astronom kemudian mengkarakterisasi katai putih ZTF J1901+1458 memakai data dari beberapa teleskop berbasis ruang dan darat.
Keruntuhan Katai Putih
Bintang-bintang neutron kemungkinan terbentuk secara normal. Saat bintang-bintang jauh lebih masif ari matahari kita dan meledak sebagai supernova. Katai putih raksasa juga dapat untuk menjadi bintang neutron. Namun jika intinya membeku menjadi kristal padat lebih cepat daripada menyusut, maka keruntuhan bisa saja terjadi.
Namun bila katai putih ZTF J1901+1458 dapat menciptakan bintang neutron, maka akan menjadi cara yang cukup umum untuk membentuk bintang neutron. Untuk menganalisis secara keseluruhan, para astronom di masa mendatang berharap dapat memakai fasilitas Transien Zwicky.
Banyak bintang yang mengorbit satu sama lain secara berpasangan. Setelah itu, mereka akan menjadi tua secara bersama. Apabila keduanya kurang dari 8 massa Matahari, maka akan berevolusi menjadi katai putih.
Penemuan baru ini memberikan contoh tentang kemungkinan yang terjadi setelah beberapa fasi. Pasangan katai putih berputar di sekitar satu sama lain, selanjutnya akan kehilangan energi dalam bentuk gelombang gravitasi. Pada akhirnya akan bergabung, katai putih ZTF J1901+1458 mengambil rute evolusi terakhir. (R10/HR Online)