Foto ilustrasi Cincin Matahari. Foto: Istimewa/Net
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Warga Cikembulan, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (08/03/2014), sekitar pukul 12.00 WIB, heboh saat melihat munculnya fenomena alam yang tampak di atas langit. Fenomena itu adalah sebuah lingkaran cahaya yang mengitari matahari. Pemandangan unik ini berlangsung sekitar 30 menit dan menjadi tontonan menarik warga setempat.
Ketika fenomena alam yang akrab disebut Cincin Matahari ini tampak di langit Pangandaran, tak sedikit warga berkumpul di luar rumah sekedar untuk menyaksikan keanehan tersebut. Meski terik menyengat, namun warga tetap penasaran ingin melihat fenomena alam yang jarang terjadi ini.
Cincin matahari atau Nimbus atau juga disebut hallo matahari ini tampak jelas terlihat di langit Pangandaran. Diperkirakan, fenomena alam ini berjarak kurang lebih sekitar 5 hingga 10 kilometer dari bumi.
Menurut Aminah warga setempat, fenomena cincin matahari ini merupakan pertanda akan terjadi peristiwa besar pada pemimpin negara. Menurutnya, sejumlah pemimpin sedang mengalami kesulitan menghadapi permasalahan bangsa yang kian carut marut. “ Ini tidak hanya fenomena alam saja, tetapi juga sebagai sebuah pertanda, “ ujarnya meyakinkan.
Mengutip dari situs wikipedia, fenomena alam ini kerap telihat di saat peralihan iklim. Fenomena ini pun menandakan mendekati musim panas atau kemarau panjang.
Peristiwa matahari bercincin adalah merupakan hal biasa. Konon, sinar cincin yang mengelilingi matahari disebabkan efek pembiasan cahaya matahari akibat menabrak kristal es yang terkandung dalam awan cirrus. Peristiwa seperti itu biasa disebut efek halo.
Efek halo juga dikenal sebagai nimbus, icebow atau gloriole ini adalah fenomena optik yang dihasilkan oleh kristal es yang membuat busur berwarna putih dan bintik-bintik di langit. Fenomena halo juga dapat terbentuk di sekitar lampu buatan di saat cuaca sangat dingin ketika kristal es yang disebut debu berlian, mengambang di udara di dekatnya.
Ada banyak jenis es halo. Es halo ini dihasilkan oleh kristal es di awan cirrus dengan tinggi (km 5-10, atau 3-6 mil) di atas troposfer. (Ntang/R2/HR-Online)