Abu Khoeron (35), warga Lingkungan Cimenyan II, RT. 01, RW. 09, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, menunjukan bagian dapur rumahnya yang ambruk akibat diterjang angin kencang pada Oktober 2013 lalu. Foto: Hermanto/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Bagian dapur rumah milik salah satu keluarga di Lingkungan Cimenyan II, RT. 01, RW. 09, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, ambruk. Rumah milik pasangan suami istri Abu Khoeron (35), dan Dede Ani (33) itu dapurnya ambruk setelah terjadi hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada pertengahan bulan Oktober 2013 lalu.
Meski terjadinya sudah berlangsung lama, namun sampai sekarang belum juga ada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Banjar, padahal sudah berulang kali Abu dijanjikan akan mendapat bantuan.
“Rumah saya dijanjikan akan diperbaiki, tapi sampai sekarang masih seperti ini,” ungkap Abu, saat ditemui HR, Sabtu (15/03/2014).
Abu mengaku, jika keluarganya ingin buang hajat, mereka harus pergi ke mesjid terdekat yang ada toiletnya, atau ke mesjid Agung, lantaran kamar mandi beserta WC di rumahnya tertutup reruntuhan matrial.
Dede Ani (33), istri Abu, menambahkan, bagaimana bisa memperbaiki rumahnya yang rusak, sementara penghasilan suaminya dari mengojek tidak cukup untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.
“Bagian tiang-tiang penyangganya di dapur rumah kami sudah lapuk, jadi ketika hujan dibarengi angin kencang langsung roboh. Kami tidak mampu memperbaiki rumah karena penghasilan suami hanya dua puluh ribu sampai tiga puluh ribu rupiah perharinya, dan itu hanya cukup untuk makan sehari-hari saja,” tutur Dede.
Sementara itu, Dino Romadhona (29), tokoh pemuda setempat, mengaku prihatin melihat kondisi rumah milik Abu. Sebab, jangankan merehab rumah, untuk biaya makan sehari-hari pun masih kurang.
“Saya berharap kepada pemerintah agar tidak melupakan mereka, tapi harus dibantu dan diperhatikan,” kata Dino.
Di tempat terpisah, Lurahan Mekarsari, Egi Ginanjar, S.STP, M.Si., mengaku bahwa pihaknya sudah menerima ajuan dari keluarga Abu untuk perbaikan rumah. Bahkan, pengajuannya sudah terdaftar dalam program renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang ada di Bidang Cipta Karya Dinas Cipta Karya, Kebersihan , Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar.
Namun, pelaksanaan program bantuan tersebut harus menunggu anggaran perubahan bulan Juni 2014. “Ada enam rumah yang sudah terdaftar, termasuk rumah pak Abu sendiri, dan nanti bantuannya akan turun di anggaran perubahan pada bulan Juni mendatang,” kata Egi. (Hermanto/Koran-HR)