Suasana malam hari di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Banjar. Foto: Hermanto/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar perkembangannya cukup pesat. Bahkan, lahan parkir pun dibangun luas agar kendaraan pengunjung terparkir dengan aman.
Di rumah sakit ini juga sudah ada fasilitas lift untuk memudahkan naik turunnya seorang pasien yang akan dibawa ke ruangan, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan terlebih dahulu di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Semua bangunan serta fasilitas medis di rumah sakit ini tidak perlu diragukan lagi. Namun sayang, dari kemegahan gedung serta fasilitas yang sudah cukup komplit itu tidak diimbangi dengan pelayanan yang maksimal dari para petugas medis di IGD.
Bagi pasien, khususnya warga miskin, untuk mendambakan senyum dari seorang perawat pun menjadi barang mahal di sini. Padahal, keramahan dari seorang perawat atau petugas medis merupakan obat mujarab bagi pasien atau keluarga pasien sendiri. Maka tak jarang antara keluarga pasien dengan petugas pelayanan terkadang sering bersitegang lantaran berselisih paham.
Tidak ramahnya pelayanan dari petugas medis di RSUD Banjar memang banyak dikeluhkan sejumlah pasien dan keluarganya. Masalah tersebut sepertinya sudah menjadi masalah klasik di rumah sakit milik daerah ini.
Masyarakat menilai, memang seringkali penanganan serta pelayanan dirasakan kurang maksimal, seperti penanganan yang lamban, bahkan kerap mengabaikan para pasien yang berobat, apalagi pasien miskin.
Seperti dialami Yatna (42), warga Kecamatan Langensari, saat dirinya sedang mengantar keluarganya yang sakit. Dia menuturkan, begitu tiba di ruang IGD, para petugas medis malah cuek. Padahal si pasien sangat membutuhkan perawatan.
“Mereka tidak terlihat ramah saat melayani pasien, yang ada hanya muka cemberut,” ujarnya kepada HR, Senin (17/032014), di sebuah warung kopi di kawasan rumah sakit.
Hal serupa juga dialami Indra, seorang petugas Lapas Banjar. Dia menuturkan, ketika itu dirinya membawa seorang warga binaan yang melakukan percobaan bunuh diri dengan cara memotong urat nadinya.
Namun, kata Indra, alangkah kagetnya ketika sampai di IGD, tidak satu pun petugas di sana yang membantu menggotong menurunkan si korban dari mobil untuk masuk ke ruangan IGD.
“Setelah ditidurkan di blankar, kemudian tidak lama datang seorang perawat. Lalu si pasien malah dibentak-bentak suruh bangun, padahal luka di tangannya parah dan sedang membutuhkan pertolongan. Sebagai seorang perawat mestinya jangan begitu, kalau memang minta urusan data ya nanti lah, yang penting nyawa si korban terselamatkan dulu,” tutur Indra.
Menanggapi permasalahan tersebut, Direktur RSUD Kota Banjar, dr. Herman Umar, berjanji, bahwa pihaknya akan memberikan pengarahan kepada para petugas medis supaya ramah terhadap pasien saat menjalankan tugasnya sebagai perawat.
“Saran dan kritikan dari semua pihak menjadi sebuah masukan kepada kami untuk terus berbenah, terutama dalam pelayanan,” kata Herman. (Hermanto/Koran-HR)