Senin, Mei 19, 2025
BerandaBerita PangandaranInilah Sepenggal Cerita Sejarah di Kawasan Pantai Pangandaran

Inilah Sepenggal Cerita Sejarah di Kawasan Pantai Pangandaran

Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-Kawasan pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tampaknya memiliki cerita sejarah yang layak untuk disimak. Konon, di daerah pantai yang kini menjadi primadona wisata Jawa Barat ini, dulunya terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Pananjung.

Awalnya, kawasan pantai Pangandaran ini dihuni penduduk asli setempat yang mayoritas penduduk suku sunda. Setelah banyak nelayan dari daerah lain, terutama dari daerah Jawa Tengah, mereka singgah dan akhirnya menetap di Pangandaran, mulailah penduduk di daerah ini berbaur menjadi heterogen.

Alasan banyaknya warga suku jawa dari daerah Jawa Tengah memutuskan bertransmigrasi ke Pangandaran, karena di daerah ini sangat melimpah sumber daya alamnya. Disampaing itu, karena gelombang ombak yang tampak landai, akibat pantainya berbentuk tanjung, membuat nelayan mudah menangkap ikan dengan hasil tangkapan melimpah.

Tanjung ini terbentuk akibat terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut. Daratan ini sekarang disebut kawasan Cagar Alam Pangandaran. Berkat adanya tanjung inilah yang membuat gelombang besar tertahan dan akhirnya landai menuju pantai.

Menurut Ketua Pemandu Wisata Lokal Pangandaran, Asep Nurdin Rosihan Anwar, awalnya para nelayan pendatang menjadikan kawasan pantai Pangandaran sebagai tempat bersandar perahu sembari menangkap ikan.

Namun, karena betah tinggal di daerah pantai Pangandaran dan ada beberapa diantaranya menikah dengan warga setempat, akhirnya mereka enggan pulang ke kampung halamannya. Gelombang eksodus para nelayan pendatang semakin tinggi seiring daerah tersebut berkembang menjadi sebuah perkampungan nelayan.

Asep menjelaskan, nama Pangandaran berasal dari dua buah kata, yakni Pangan dan Daran. Pangan artinya makanan dan Daran adalah pendatang. “Nama Pangandaran ini memiliki sebuah arti dan makna. Jika menilik dari kisah sejarah, nama Pangandaran ini memiliki arti sumber makanan bagi para pendatang,” ujarnya, Minggu (23/03/2014).

Terkait munculnya nama Pananjung di kawasan pantai Pangandaran, lanjut Asep, juga memiliki sejarah tersendiri. Kata Pananjung ini merupakan sebuah gambaran tentang melimpahnya sumber daya alam di daerah tersebut. Dengan arti lain bahwa pantai Pangandaran ibarat surga bagi siapapun yang tinggal di daerah tersebut.

“Istilah Pananjung ini dinamai oleh sesepuh terdahulu di Pangandaran. Kata Pananjung ini diambil dari bahasa sunda yang bermakna “Pangnanjung-nanjungna” (paling subur atau paling makmur),” terangnya.

Kata Asep, nama Pananjung ini pun sempat dipakai sebagai nama kerajaan yang berdiri di kawasan pantai Pangandaran. Kerajaan ini berdiri sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang atau sekitar abad 14 Masehi atau setelah munculnya kerajaan Padjadjaran di Pakuan Bogor.

“Nama raja Pananjung ini Prabu Anggalarang. Raja ini menurut cerita masih keturunan Prabu Haur Kuning atau raja pertama kerajaan Galuh Pagauban,” ujarnya.

Namun, Kerajaan Pananjung selama berdiri tidak sempat mengalami puncak kejayaan. Karena kerajaan ini akhirnya hancur setelah terjadi peperangan dengan para Bajo (Bajak Laut). Saat itu para Bajo memaksa untuk membeli hasil bumi yang dimiliki rakyat Kerajaan Pananjung.

Karena saat itu tengah mengalami panceklik, pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil buminya. Akhirnya para Bajo marah. Peperangan pun tak dapat lagi dihalangi. Usai peperangan, kerajaan ini hancur dan pemerintahan dikendalikan oleh para Bajo.

Menurut Asep, pada zaman penjajahan, tepatnya sekitar tahun 1922, Presiden Wilayah Priangan era pemerintahan Hindia Belanda, Y. Everen, menyulap daerah Pananjung ini menjadi sebuah taman. Saat itu dia melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa untuk berhabitat di kawasan tersebut. Kawasan hutan itu pun berubah menjadi taman konservasi yang dilindungi.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Pangandaran, Yana Hendrayana menjelaskan, setelah di kawasan taman Cagar Alam Pananjung terdapat keanekaragaman satwa dan jenis–jenis tanaman langka, pada tahun 1934, kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai suaka alam marga satwa. Hutan ini memiliki luas 530 Ha.

“Kemudian pada tahun 1961, setelah ditemukan Bunga Raflesia, kawasan ini akhirnya berubah menjadi Cagar Alam,” ujar Yana. (Ntang/R2/HR-Online)

Bantu Sang Kakak Melunasi Sengketa Tanah Senilai 850 Juta, Attila Syach Kita Bersaudara

Bantu Sang Kakak Melunasi Sengketa Tanah Senilai 850 Juta, Attila Syach: Kita Bersaudara

Kasus perselisihan sengketa tanah yang melibatkan aktor papan atas Indonesia Atalarik Syach dengan PT Sapta tampaknya belum menemui titik terang. Hal ini membuat sang...
Yamaha MT-09 PHEV, Inovasi Motor Hybrid Masa Depan dari Yamaha

Yamaha MT-09 PHEV, Inovasi Motor Hybrid Masa Depan dari Yamaha

Yamaha kembali membuat gebrakan di dunia otomotif dengan memperkenalkan motor konsep Yamaha MT-09 PHEV. Ini merupakan sebuah inovasi kendaraan roda dua berbasis teknologi hybrid....
ZTE Nubia Neo 3 Segera Rilis di Indonesia, Gaming Phone dengan Harga Terjangkau dan Layar Besar

ZTE Nubia Neo 3 Segera Rilis di Indonesia, Gaming Phone dengan Harga Terjangkau dan Layar Besar

Nubia kembali menggebrak pasar smartphone gaming dengan meluncurkan seri terbarunya yaitu Nubia Neo 3. Smartphone terbaru ini pertama kali diperkenalkan dalam ajang Mobile World...
Presiden Prabowo Dorong Swasembada Energi Lewat Proyek Migas Baru

Presiden Prabowo Dorong Swasembada Energi Lewat Proyek Migas Baru

harapanrakyat.com,-  Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya swasembada energi sebagai fondasi kemandirian nasional. Prabowo Subianto menyampaikan hal ini saat peluncuran Lapangan Minyak Forel dan Terubuk...
Mengenal Berbagai Jenis Hewan yang Tidak Memiliki Otak

Mengenal Berbagai Jenis Hewan yang Tidak Memiliki Otak

Salah satu manfaat otak untuk hewan adalah untuk mengendalikan berbagai fungsi tubuh dan punya perilaku yang unik. Seperti yang diketahui bahwa tidak hanya manusia...
Mayat Bertato Superman Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Waduk Jatigede Sumedang, Ini Kata Polisi

Mayat Bertato Superman Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Waduk Jatigede Sumedang, Ini Kata Polisi

harapanrakyat.com,- Seorang warga menemukan mayat pria bertato Superman tanpa identitas yang mengambang di pesisir area Waduk Jatigede. Lokasi penemuan mayat tersebut, tepatnya di Dusun...