Selasa, Mei 13, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Penyusunan Teks Proklamasi, Kediaman Orang Jepang Jadi Tempatnya

Sejarah Penyusunan Teks Proklamasi, Kediaman Orang Jepang Jadi Tempatnya

Sejarah penyusunan teks proklamasi ternyata terdapat sosok lelaki Jepang bernama Laksamana Maeda. Ia menyumbangkan tempat kediamannya untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Beberapa buku sejarah tak banyak menyinggung asal-usul Laksamana Maeda yang ternyata merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang yang saat itu masih ada di Indonesia.

Hal ini sangat menarik jika kita angkat kembali sebagai referensi baru dalam catatan sejarah Indonesia.

Laksamana Maeda merupakan sosok Jepang yang sangat loyal terhadap bangsa Indonesia, terutama pada saat berjuang memperoleh kemerdekaan.

Perwira tinggi Angkatan Laut ini juga sangat menyukai Indonesia, hal ini terlihat dari beberapa koleksi arsip foto, di mana ia menggunakan pakaian adat Jawa saat berpose bersama keluarga di depan halaman rumahnya.

baca juga: Sabotase Kemerdekaan, Sejarah Sekitar Proklamasi yang Terlupakan

Di Balik Sejarah Penyusunan Teks Proklamasi

Artikel ini akan membahas tentang beberapa kisah menarik soal penyusunan teks proklamasi di kediaman Laksamana Maeda.

Para Pejuang Kemerdekaan RI Berkumpul

Soekarno pernah menceritakan bagaimana kondisi saat itu saat penyusunan teks proklamasi berlangsung di rumah Laksamana Maeda.

Rumah itu terlihat banyak orang yang hadir dan terdiri dari para pejuang, seperti Mr. Latuharhary, Oto Iskandardinata, Mr. Teuku Mohammad Hasan, Chairul Saleh, Sukarni, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, B.M Diah dari Harian Asia, Semaoen Bakri dari Hokokai dan beberapa aktivis Menteng 31.

Menurut kesaksian beberapa orang, termasuk Soekarno, menyebut mereka semua menanti di ruang depan rumah Maeda untuk menunggu Soekarno dan Hatta serta Achmad Soebardjo yang sedang menyusun teks proklamasi.

baca juga: Sejarah Industri Kretek dan Kontribusinya Terhadap Kemajuan Bangsa Indonesia

Syahrir Pernah Mengusulkan Teks Proklamasi

Sementara menurut kesaksian Walentina Waluyanti Dejonge, dalam “Soekarno Hatta bukan Proklamator Paksaan” (2015 : 364 – 365), menyebutkan, ternyata Sutan Syahrir yang kelak menjadi Perdana Menteri pertama Republik Indonesia, pernah mengusulkan teks proklamasi kepada Soekarno dan Hatta.

Teks proklamasi itu, Syahrir menitipkan pada Sukarni yang pada saat itu menghadiri penyusunan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Namun, berdasarkan beberapa kesaksian lainnya menyatakan teks tersebut terjadi penolakan karena alasan teks buatan Syahrir ini mengandung nada provokatif yang berisiko menimbulkan kerusuhan.

baca juga: Sejarah Museum Linggarjati di Kuningan Jawa Barat

Perumus Bung Hatta, Penulis Bung Karno

Hal yang menarik lainnya di sekitar sejarah penyusunan teks proklamasi adalah ketika Bung Hatta mendiktekan rumusan proklamasi dan Bung Karno yang menuliskannya.

Adapun teks proklamasi yang asli itu sekarang tersimpan rapih di museum monumen nasional (monas) Jakarta.

Alasan mengapa Bung Karno memilih Hatta sebagai perumus kata untuk menyusun naskah proklamasi itu, karena Bung Hatta memiliki kualitas yang luhung dalam memilih kata.

Akhirnya setelah Bung Hatta menyetujui alasan yang bernada sanjungan itu, kemudian bersedia untuk segera menuntaskan naskah proklamasi dengan waktu yang masih tersedia.

Kertas Proklamasi Berasal dari Sobekan Buku Tulis

Hal yang paling menarik dan belum terbayangkan sebelumnya oleh Anda yaitu, ternyata kertas proklamasi yang selama ini kita ketahui, berasal dari sobekan kertas buku tulis yang tak beraturan.

Hal ini sebagaimana ungkapan Walentina Waluyanti Dejonge dalam catatannya pada buku yang sama.

Pernyataan Walentina ini juga menjadi lebih kuat karena ada beberapa pendapat saksi sejarah, yang kebetulan pada waktu itu berada di tempat penyusunan proklamasi.

Mereka mengatakan bahwa ketika Soekarno dan Bung Hatta merumuskan proklamasi pada kertas selembar yang berasal dari sobekan buku tulis.

Menerbitkan Naskah Proklamasi menggunakan Tahun Jepang

Terakhir dari hal yang menarik lainnya dalam sejarah penyusunan teks proklamasi yaitu menggunakan tahun Jepang saat menerbitkan naskah agung ini.

Lalu mengapa Soekarno dan Hatta melakukan ini? menurut kesaksian sejarah saat itu bernama Nishijima, mengungkapkan memang selama pendudukan Jepang, mereka (rakyat Indonesia, red) sudah terbiasa menulis tanggal dengan menggunakan tahun Jepang.

Nishijima juga mengaku pernah melihat dan ikut langsung menyaksikan perumusan teks proklamasi itu.

Menurutnya, tahun Jepang yang ada dalam teks tersebut menggunakan tahun Jepang itu bisa saja menggantinya dengan tahun 1945, jika “saat itu ada yang menyadari kesalahan penulisan tahun”.

Namun ketika kesalahan penulisan tahun terjadi, tampaknya beberapa orang tidak begitu menyadarinya karena sudah terbiasa.

Saat Proklamasi

Dikelilingi oleh orang yang berbudi luhur dan baik hati adalah amanat yang tercipta dari peristiwa penyusunan teks proklamasi itu terjadi. Salah satu orang baik hati dan memiliki budi yang luhur, tidak lain adalah Laksamana Maeda.

Beliau sebagai orang asing yang sangat loyal dengan para pejuang 45’, rela menyumbangkan kediamannya sebagai tempat menyusun naskah proklamasi kemerdekaan.

Dengan adanya sejarah penyusunan proklamasi ini, kita bisa menilai tidak semua orang yang ada dalam lingkungan kotor itu jelek, dan sebaliknya tidak semua yang bersih itu baik. Semuanya berasal dari prinsip dan keluhuran budi pekerti. (Erik/R6/HR-Online)

Cara Mengaktifkan Cookie di iPhone dan Segudang Manfaatnya

Cara Mengaktifkan Cookie di iPhone dan Segudang Manfaatnya

Cara mengaktifkan cookie di iPhone bisa dipraktikkan untuk merasakan sendiri manfaatnya. Namun sebelum melakukan tutorial HP untuk mengaktifkannya, pahami dulu sebenarnya apa itu cookies....
BKPSDM Ciamis Pastikan Seleksi PPPK Tahap Kedua Berjalan Sesuai Prosedur

BKPSDM Ciamis Pastikan Seleksi PPPK Tahap Kedua Berjalan Sesuai Prosedur

harapanrakyat.com,- Pemkab Ciamis, Jawa Barat, melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) memastikan proses seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap...
Libur Waisak 2025

Cegah Aksi Premanisme, Polres Sumedang Patroli ke Tempat Keramaian Saat Libur Waisak 2025

harapanrakyat.com,- Mengantisipasi aksi premanisme selama libur Waisak 2025, petugas kepolisian dari Polres Sumedang berpatroli ke sejumlah titik keramaian, termasuk tempat wisata, Senin (12/5/2025). Kegiatan patroli...
Korban Ledakan Amunisi Kadaluarsa

Dari 13 Jenazah Korban Ledakan Amunisi Kadaluarsa di Garut, 9 Berhasil Teridentifikasi

harapanrakyat.com,- Hingga Senin (12/5/2025) malam, petugas medis RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, baru bisa mengidentifikasi 9 jenazah korban ledakan amunisi kadaluarsa. Saat ini masih...
Pemusnahan Amunisi Afkir di Garut

13 Nyawa Melayang, Pemusnahan Amunisi Afkir di Garut Ternyata Dilakukan Bukan di Lahan Milik TNI

harapanrakyat.com,- Pemusnahan amunisi afkir di Garut, Jawa Barat, yang menyebabkan 13 nyawa melayang pada Senin (12/5/2025), dilakukan di Kecamatan Cibalong, tepatnya di kawasan Pantai...
Pondok Pesantren Darul Qur’an

Kebakaran Hebat Melanda Pondok Pesantren Darul Qur’an di Sumedang, Begini Kondisi Para Santri

harapanrakyat.com,- Kebakaran hebat melanda bangunan Pondok Pesantren Darul Qur’an Al-Islami di Dusun Pakemitan, RT 02 RW 05, Desa Cimalaka, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa...