Foto: Ilustrasi
Cimerak, (harapanrakyat.com),-
Musim kemarau yang sudah berlangsung sekitar dua bulan terakhir ini, membuat sejumlah areal pertanian tadah hujan di wilayah Kabupaten Pangandaran mengalami kekeringan. Kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah petani di Desa Ciparanti, Blok Cisempu, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran.
Rohimat, seorang petani setempat, mengatakan, sawah tadah hujan di daerahnya sudah tidak bisa ditanami padi. Hal itu setelah debit air dari selokan yang mengairi areal sawah mengalami kekeringan setelah dilanda musim kemarau.
“Sekitar 20 hektar areal sawah irigasi yang dialiri dari Sungai Kabuyutan kini kondisinya sudah mengiring menyusul debit air dari sungai tersebut menurun drastis. Bahkan, hampir tak ada air yang mengalir ke sawah,” katanya, kepada HR, Selasa (16/09/2014).
Hal senada juga disampaikan Nisman, petani lainnya di daerah blok Cisempu. Dia mengatakan, setelah memasuki musim kemarau dan air dari irigasi debitnya sudah mulai menurun, dirinya mengurungkan niat untuk menanam padi.
Sementara untuk mengantisipasi kerugian waktu, kata Nisman, dirinya memanfaatkan musim kemarau ini dengan menanam palawija berupa kacang kedelai. “Namun, tidak semua petani di sini beralih menanam palawija. Karena sebagian petani memilih tidak bercocok tanah di saat kemarau dengan alasan tidak memiliki modal untuk membeli bibit palawija,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, kata Nisman, baiknya ada campur tangan dari Pemkab Pangandaran untuk membantu para petani ketika musim kemarau tiba. “ Karena memang bercocok tanam palawija membutuhkan modal tidak sedikit. Karenanya, kita sangat berharap ada bantuan bibit palawija dari Dinas terkait di Pemkab Pangandaran,” harapnya. (Ntang/Koran-HR)