Jebakan gaya hidup berkedok self reward ini seringkali menjadi perilaku yang menghabiskan banyak uang. Kalau dilakukan sesekali mungkin tidak masalah. Akan tetapi, kebiasaan ini bisa bikin boros bahkan menghabiskan gaji sebelum akhir bulan.
Self reward adalah memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Biasanya, self reward mengacu pada hal-hal yang membahagiakan diri sendiri. Banyak orang tergerak untuk melakukan self reward terutama di saat kesadaran akan mental health semakin meningkat.
Baca Juga: Tanda Pikiran Toksik, Bikin Susah Bahagia
Namun, kamu perlu waspada akan jebakan gaya hidup yang muncul karena tuntutan sosial media. Bukannya membahagiakan diri sendiri, yang ada malah memusingkan!
Alasannya karena beberapa jenis orang terkadang mengambil jenis self reward yang mahal bahkan sampai berhutang.
Waspada Jebakan Gaya Hidup Berikut
Ada beberapa perilaku self reward yang sebaiknya tidak kita ikuti. Jika tidak berhati-hati, kebiasaan-kebiasaan ini bisa membuat keuangan jadi tidak sehat.
Terlalu Sering Nongkrong
Mengutip laman Mayo Clinic, bersosialisasi dengan orang lain bisa meredakan stres karena pikiran teralihkan dari masalah. Selain itu, curhat kepada sahabat yang bisa memberi dukungan akan membuat permasalahan terasa lebih ringan.
Aktivitas nongkrong sambil ngobrol ini pun selalu berkaitan dengan kafe atau restoran yang mewah.
Selama budget masih bisa terkontrol, sebenarnya nongkrong sesekali di tempat langganan tidak masalah. Namun, hati-hati jika kamu memaksakan diri nongkrong di kafe yang terbilang mahal padahal kondisi keuangan sedang ‘sekarat’.
Membayar makanan atau minuman dengan paylater bisa menjadi jebakan gaya hidup yang merugikan, lho.
Baca Juga: Kerja Tak Kenal Libur, Tanda Work Life Balance Belum terpenuhi
Supaya kegiatan bersosialisasi tetap jalan, ada baiknya kamu merekomendasikan tempat yang lebih hemat. Misalnya, bisnis kafe tetangga yang menawarkan harga bersahabat untuk pelajar. Maka kamu pun bisa melakukan self reward tanpa harus menguras dompet.
Perilaku Belanja Konsumtif
Berkatnya adanya teknologi, belanja apapun jadi terasa lebih mudah. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, produk perawatan diri, bahkan barang-barang lucu yang menarik. Membeli barang yang tidak terlalu penting adalah perilaku belanja konsumtif.
Biasanya, orang menjadi konsumtif berbelanja karena jebakan gaya hidup. Tren sosial media yang menebar ‘racun’ melalui influencer seringkali mendorong orang untuk berlomba-lomba check out. Akibatnya, sebagian orang tidak sadar menggunakan kartu kredit sampai batas limit.
Agar keuangan tetap stabil, pisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Prioritaskan barang-barang yang bisa memenuhi kebutuhan, misalnya persediaan makanan dan perlengkapan mandi. Di saat keuangan sedang menipis, sebaiknya tunda dulu barang yang hanya memuaskan keinginan.
Traveling Berkedok Healing
Tak hanya menjadi self reward, sebagian orang juga melakukan traveling berkedok healing. Menurut Cambridge Dictionary, healing adalah istilah populer yang menggambarkan penyembuhan diri dari luka batin, kecemasan, atau trauma. Healing memiliki arti yang luas dan terkadang digambarkan dengan liburan.
Padahal, healing tidak selalu harus liburan, lho. Mengunjungi tempat wisata dengan pemandangan alam yang indah juga tidak mengharuskan kamu menghabiskan banyak uang. Apalagi saat ini ada banyak pegunungan dan pantai yang menawarkan paket wisata murah.
Untuk menghindari jebakan gaya hidup, ada baiknya melakukan healing dengan meditasi, menulis jurnal, atau berkonsultasi ke psikolog.
Meluangkan me time dengan perawatan diri di rumah juga bisa menjadi self reward sekaligus healing yang jauh lebih efisien. Alhasil, kamu pun akan menjadi pribadi yang lebih mencintai diri sendiri.
Baca Juga: Waspada Gaya Hidup Hedonisme, Kesenangan Tiada Batas
Bergonta Ganti Gadget
Memiliki gadget terbaru dengan fitur yang semakin canggih memang menyenangkan rasanya. Apalagi jika gadget itu bisa membuat kamu lebih produktif, tentu rasanya ingin beli. Sayangnya, beberapa orang sampai rela mengambil kredit tanpa agunan demi mendapatkan gadget yang lebih baru.
Keputusan membeli gadget baru butuh beberapa pertimbangan. Apakah gadget yang saat ini dimiliki sudah tidak relevan dengan aktivitas?
Jika seandainya beli baru, barang lama harus diapakan? Selalu ajukan pertanyaan kritis terhadap diri sendiri, terutama menyangkut pengeluaran yang tidak kecil.
Selama masih tetap aman dari segi budget, membeli gadget model terbaru bisa menjadi bentuk penghargaan terhadap diri sendiri.
Tidak perlu terbawa arus hedonisme yang berujung pada jebakan gaya hidup. Menyesuaikan jenis gadget dengan kebutuhan dan kesanggupan adakalanya merupakan jenis self reward terbaik. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)