Wajan yang berada di pintu masuk Bumi Alit usianya sudah mencapai ratusan tahun. Photo : Eji Darsono/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dua wajan (Kwalik) yang terdapat di pintu masuk menuju Bumi Alit, Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, diyakini sudah berusia ratusan tahun. Wajan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para peziarah yang datang.
Memed (52), peziarah asal Majalengka, Minggu (15/2/2015), mengaku heran melihat wajan berusia ratusan tahun itu kondisinya yang masih terlihat baik. Soalnya, dibandingkan dengan wajan hasil produksi jaman sekarang kualitasnya jauh berbeda.
“Kalau wajan sekarang, dua atau tiga tahun saja pasti sudah rusak,” katanya.
Kepada HR, Memed memperkirakan, wajan berukuran besar yang ada di pintu masuk Bumi Alit Panjalu tersebut merupakan perlengkapan dapur kerajaan yang ada pada era jaman dahulu. Wajan itu kemungkinan besar dibuat dengan bahan baja berkualitas tinggi.
Yaya, warga Dusun Cimendong, Blok Kaum, RT 13 RW 06, Desa Panjalu, Minggu (15/2/2015), di kediamannya, menuturkan, wajan itu awalnya berada di halaman Mesjid Agung Panjalu. Ketika mesjid diperbaiki, kedua wajan itu kemudian disimpan oleh Rd. H. Atong, sesepuh Panjalu.
Ketua Yayasan Borosngora, Rd. H. Atong, melalui juru kunci Bumi Alit, H. Saleh Wiraatmaja, menjelaskan, kedua wajan yang terdapat di pintu masuk Bumi Alit tersebut, merupakan tempat penyimpanan air. Pada jaman dahulu, wajan itu sengaja dipakai untuk menampung air dan air itu digunakan untuk wudlu atau bersuci.
Saleh menjelaskan, sebenarnya Mesjid Agung juga memiliki wajan yang serupa. Menurut dia, wajan yang digunakan untuk di kecamatan, kewedanaan dan kabupaten memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Lebih lanjut, Saleh mengungkapkan, wajan yang digunakan di kewedanaan dan kabupaten ukurannya lebih besar dari wajan yang ada di beberapa Mesjid Agung. Kini, wajan-wajan peninggalan masa lalu itu masih tersimpan dengan baik. Hanya saja, wajan itu ada di Bumi Alit Panjalu dan Pondok Pesantren Manonjaya.
“Kedua wajan yang ada di Bumi Alit ukurannya sama, yaitu 52 x 20. Tapi, tahun pembuatannya berbeda, hal itu terlihat dalam tulisan yang terdapat pada kedua wajan. Wajan yang satu dibuat tahun 1330, dan yang satu lagi dibuat pada tahun 1494. Pada keduanya, juga terdapat tulisan Edwin Mam Liverpool, mungkin itu pembuatnya,” pungkasnya. (dji/Koran-HR)