Allen Dulles merupakan anggota badan pusat intelijen CIA (Central Intelligence Agency) Amerika. Ia juga agen CIA yang disebut-sebut sebagai pemicu kerusuhan G30S tahun 1965.
Sepanjang hidupnya Dulles habiskan untuk mengerjakan misi-misi intelijen Amerika dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Selain hidup di dua era, Allen Dulles juga mengalami tujuh kali pergantian presiden Amerika. Maka dari itu Dulles amat dekat dengan triumvirat kekuasaan –militer, industri, dan politik.
Bagi Allen Dulles militer dan politik merupakan alat kerja dia untuk menguasai ranah industri yang bisa memenuhi kepentingan kelompoknya. Namun Dulles juga terkenal sebagai tokoh militer bagian spion yang licik dan mementingan diri sendiri.
Hal ini terlihat tatkala Dulles mengerjakan intervensi politik domestik di Indonesia. Tujuan ini ia lakukan untuk menguasai ladang emas yang terdapat di dataran tinggi Irian Barat.
Selain emas, Dulles mengincar pula tambang minyak. Konon daerah tersebut punya Sumber Daya Alam yang berlimpah seperti, emas, tembaga, perak, dan minyak.
Saat itu Allen Dulles membantu Belanda agar tidak melepaskan Irian Barat pada Indonesia. Namun Sukarno terus mempropagandakan peperangan pada Belanda untuk segera melepaskan Irian Barat, sebab wilayah itu adalah bagian dari kekuasaan RI.
Baca Juga: Kegagalan John F Kennedy Menguasai Gunung Emas di Indonesia
Meskipun Irian Barat diserahkan Belanda tahun 1963, nampaknya Sukarno gagal menguasai penuh wilayah gunung emas tersebut.
Sebab Allen Dulles mengerjakan misi intelijen untuk menghancurkan kekuasaan Sukarno tidak hanya ketika Belanda menyerahkan Irian Barat pada tahun tersebut, melainkan juga sampai Sukarno jatuh se-jatuh-jatuhnya.
Pada puncaknya peristiwa G30S 1965 berhasil menjatuhkan kekuasaan Sukarno. Tak lain peristiwa ini merupakan bagian dari hasil kerja Dulles dalam misi tersebut.
Siapakan Allen Dulles si Agen CIA Pemicu Kerusuhan G30S Tahun 1965?
Menurut Greg Poulgrain dalam buku berjudul, “Bayang-bayang Intervensi: Perang Siasat John F. Kennedy dan Allen Dulles atas Sukarno” (2017), selain sebagai anggota badan pusat intelijen CIA, Allen Dulles merupakan adik kandung dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat era Presiden Eisenhower –John Foster Dulles.
Tak heran kelincahan Allen Dulles dalam karirnya di bidang militer, politik, dan industri Amerika Serikat begitu baik dan berprestasi. Hal ini karena Allen Dulles lahir dari keluarga yang berasal dari kalangan pejabat tinggi negara.
Dua kakak beradik –Allen Dulles and John Foster Dulles, memiliki hubungan dekat dengan kemaharajaan minyak Rockefeller. Perusahaan minyak menonjol di dunia yang pada saat itu mengincar wilayah kaya SDA di Asia, salah satunya tambang minyak dan emas di Irian Barat.
Melalui kedekatan ini Dulles bersaudara bekerjasama dengan perusahaan minyak Rockefeller untuk menguasai Irian Barat. Namun untuk mendapatkan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah.
Mereka harus menghadapi seorang Nasionalis kiri yang kerap mempropagandakan kebencian pada Amerika Serikat–Presiden Sukarno.
Selain itu Dulles juga harus menghadapi PKI (Partai Komunis Indonesia) untuk menguasai Irian. Sebab sejak tahun 1950-an PKI mulai bangkit dan tumbuh berkembang menjadi partai dominan yang berjiwa revolusioner. Tidak mudah melangkahi gerakan kiri di Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Gerajak, Konflik Sosial di Gunung Kidul Tahun 1964
Allen Dulles Menghancurkan Sukarno dan PKI
Allen Dulles menggulingkan kekuasaan Sukarno dan PKI pada tahun 1965. Tujuan Dulles ingin menguasai perusahaan tambang emas –minyak di Irian Barat.
Salah satu cara Dulles menghancurkan kekuasaan Sukarno dan PKI di Indonesia adalah mengadu domba dua kekuatan powerfull ini melalui tragedi 1965. Agen CIA ini adalah pemicu kerusuhan G30S PKI tahun 1965.
Pernyataan di atas berdasarkan diskusi yang diadakan oleh Pusdema Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta, -Baskara T. Wardaya dengan Greg Poulgrain pada 29 September 2021 bertajuk, “From Kennedy & Allen Dulles to Indonesia 1965; bincang-bincang bersama Dr. Greg Poulgrain”.
Bukan sesuatu yang baru bagi Dulles untuk mengetahui keadaan Indonesia sebagai negara yang maju dan berlimpah kekayaan alam. Meskipun ia tak pernah datang ke Indonesia secara langsung tapi kakek moyang Dulles merupakan pengusaha Opium dan Budak yang pernah tinggal di Indonesia –zaman Hindia Belanda.
Banyak kisah yang Allen nikmati tentang Indonesia dari kakek buyutnya. Oleh sebab itu sudah sejak kecil Allen Dulles mengetahui percis bagaimana keadaan Indonesia termasuk iklim, politik, budaya, sosial, dan ekonomi dari wilayah tersebut.
Adapun pada puncak Dulles menghancurkan kekuatan Sukarno dan PKI antara lain menggunakan politik pecah belah antara komunis di RRT dan Uni Soviet. Saat itu PKI yang dipimpin Aidit memilih dekat dengan RRT.
Dulles menciptakan permusuhan –politik devide et impera (adu-domba) supaya pribumi dan orang Tionghoa konflik. Apalagi setelah terjadinya peristiwa G30S 1965. Kerusuhan ini kemudian menghancurkan Sukarno dan PKI sampai ke akar rumput.
Dari keadaan itu Dulles berangkat sebagai pemenang. Ia bisa membawa Amerika Serikat menguasai ladang emas di Irian Barat. Terutama sumber daya minyak yang memiliki daya jual bombastis di pasaran dunia.
Baca Juga: Sejarah Serangan Sekutu di Bekasi, Ribuan Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal
Kekalahan Sukarno, Kemenangan Allen Dulles
Menurut Greg, dapat dikatakan Dulles memenangkan pertarungan memperebutkan Irian Barat dengan Sukarno bukanlah pada tahun 1965.
Melainkan pada tahun 1967, hal ini ditandai dengan penandatanganan UU. No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing oleh Sukarno di Wisma Yaso –kini Museum TNI Satria Mandala.
Konon undang-undang tahun 1967 itu merupakan jalan pembuka bagi Amerika menguasai tambang emas di Irian Barat. Meskipun tak sepenuhnya bisa menguasai Irian Barat (hak milik), setidaknya Amerika melalui perusahaan Freeport Indonesia bisa mengambil kekayaan alamnya terhitung sejak tahun 1972.
Dari sini Dulles memenangkan pertarungan, ia bisa mengambil seluruh harta kekayaan milik Indonesia melalui perjanjian yang memaksa. Presiden Soeharto menanggapi ini dengan moderat. Tak seperti Sukarno yang konfrontatif, Soeharto justru terkesan baik-baik saja dengan kerjasama tersebut.
Namun menurut keterangan Yusril Ihza Mahendra dalam diskusi Youtube Komunitas Total Politik bertajuk, “[Eksklusif] Yusril Ihza Mahendra Bongkar Rahasia Mengejutkan Dapur Istana sejak Soeharto sampai SBY” (19/01/2023), Soeharto menyesal dekat dengan Amerika.
Sebab Amerika telah menjebak ekonomi Indonesia terpuruk hingga memicu terjadinya Krisis Moneter pada tahun 1998. Indonesia terlilit hutang pada IMF (International Monetary Fund) yang berujung pada lengsernya kekuasaan Soeharto pada 21 Mei 1998. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)