Senin, Mei 19, 2025
BerandaBerita TerbaruKrijono si Pelukis Gajah, Penganut Mazhab Bowres

Krijono si Pelukis Gajah, Penganut Mazhab Bowres

Krijono adalah salah seorang pelukis penting yang namanya kurang terakses oleh publik. Nama besar Krijono kemudian muncul di kalangan perupa Indonesia tahun 1993 karena pengamat Seni Rupa Agus Dermawan T menyebut Krijono sebagai perupa penganut mazhab Bowres. Krijono juga dikenal sebagai pelukis gajah.

Lantas apa itu mazhab Bowres? Mazhab Bowres adalah kepercayaan pelukis dunia terhadap sejarah. Mereka percaya jika sejarah adalah obor untuk menerangi masa lalu agar generasi berikutnya tahu yang baik dan paham yang buruk.

Biasanya lukisan penganut mazhab Bowres memiliki slogan menjunjung yang istimewa dan melipat yang nista.

Lalu apa menariknya? Bagi para perupa di Indonesia mazhab Bowres merupakan teori pelukis yang sulit namun menghasilkan karya yang indah.

Maka dari itu jarang sekali perupa tanah air yang menganut mazhab ini. Bisa dibilang Krijono lah pelopor mazhab Bowres dalam dunia seni rupa Indonesia.

Baca Juga: Vincent van Gogh, Pelukis Ternama yang Gagal jadi Pendeta

Lukisan-lukisan karya Krijono menggunakan mazhab Bowres terdiri dari gajah sebagai objek utamanya. Gajah merupakan hewan yang unik dan paling disukai oleh Krijono.

Ia dengan gajah seperti punya kedekatan tersendiri yang tak bisa dijelaskan dengan pikiran orang biasa. Ada apakah sebenarnya Krijono dengan gajah? Berikut ulasannya.

Krijono Pelukis yang Produktif: “Sering Berpameran”

Menurut surat kabar Suara Pembaruan yang terbit pada tanggal 9 Maret 2001 bertajuk, “Krijono dan Industri Seni Lukis”, Krijono (dibaca: Kriyono) merupakan salah seorang pelukis yang paling produktif di Indonesia.

Sehari-hari membuat lukisan minimal satu dan mengkurasinya untuk berpameran. Tidak seperti kebanyakan pelukis terkenal lainnya yang menunggu mood untuk melukis,

Krijono justru disiplin melukis tanpa harus menunggu mood. Kapan, dimana, sedang apa pun Krijono dituntut bisa menghasilkan minimal satu lukisan setiap hari.

Hal ini membuat nama Krijono disejajarkan oleh Agus Dermawan T dengan seniman-seniman kondang lain seperti, Dede Eri Supria, Made Wianta, dan Heri Dono. Bahkan mengutip perkataan Agus, Krijono terbilang produktif dari seniman-seniman tersebut.

Menurut Agus Dermawan T dalam buku berjudul, “Krijono, The Flying Elephant” (2000), sebagai imbas produktivitasnya yang mencengangkan, membuat Krijono cepat terkenal di masyarakat seni rupa Indonesia. Ia dianggap seniman paling produktif di era millennium.

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, kebanyakan karya visual Krijono berdasar pada bentuk hewan mamalia besar: gajah. Konon Krijono menganggap gajah sebagai hewan yang utopis, seharusnya mereka ada di era dunia berikutnya.

Maka dari itu Krijono menggambarkan gajah menggunakan sayap dengan warna mencolok dengan garis-garis tegas dan kuat menjadi benda yang kolektibel.

Baca Juga: Le Mayeur de Merpres, Saat Pelukis Belgia Tergila-gila pada Wanita Bali

Gajah karya Krijono disukai banyak kolektor seni berselera utopia dan rindu hari depan. Karya Krijono futuristik –menyongsong zaman baru.

Setelah karya lukisnya dikurasi oleh Krijono sendiri, maka terjadilah pergumulan anak-anak seni rupa memperbincangkan puluhan pamerannya di Jakarta, Bali, dan beberapa kota di Mancanegara lainnya. Adapun yang lebih mencengangkannya lagi ribuan lukisan Krijono dengan cepat laris dan berpindah tempat ke gallery-gallery kolektor.

Krijono Dibalik Lukisan Gajah

Masih menurut Agus Dermawan T, alasan mengapa Krijono sering menampilkan gajah dalam karya lukisnya, terjawab oleh pernyataannya sendiri yang mengatakan jika gajah baginya sebagai hewan yang melambangkan introspeksi diri. Gajah adalah cerminan manusia seni.

Namun pada intinya ia ingin merepresentasikan gajah hadir sebagai dirinya sendiri. Krijono adalah pelukis gemuk berbobot 120 kilogram yang mengidentikan dirinya sebagai gajah.

Gajah bersayap yang digambarkan oleh Krijono dalam lukisannya melambangkan dirinya sedang terbang melompati era millennium. Era dimana manusia mengalami kaget budaya karena berpindahnya era tradisi menuju modern.

Selain itu Krijono juga sering menjadikan gajah sebagai objek utama lukisannya karena hewan tersebut merupakan lambang kecerdasan.

Bahkan dalam agama Hindu, gajah adalah dewa ilmu pengetahuan, anak dari maha dewa Siwa: penguasa bumi dan langit dalam kepercayaan umat Hindu.

Pada hakikatnya gajar yang dilukiskan oleh Krijono melambangkan makhluk hidup yang siap menembus zaman. Apapun zaman yang akan dilalui oleh manusia kelak, maka gajah akan selalu hidup dan menjadi simbol modernitas.

Baca Juga: Kisah Pelukis Affandi, Selamat dari Maut karena Daun Pisang

Krijono, Pelukis yang Meminati Bidang Sejarah

Masyarakat seni rupa Indonesia mengenal Krijono sebagai perupa yang meminati bidang sejarah. Hal ini tercermin dari prinsip Krijono saat melukis menganut mazhab Bowres.

Claude G Bowres merupakan sejarawan Amerika yang menginspirasi Krijono dalam karyanya. Ia melahirkan teori tentang landasan seni rupa modern harus berkaca pada sejarah. Sebab sudah sepantasnya para seniman memberikan pencerahan untuk masa mendatang, dan pencerahan itu hanya bisa diperoleh dari bidang ilmu sejarah.

Bagi Krijono pernyataan teori Bowres begitu klop dengan ilmu seni rupa modern. Dengan kata lain seharusnya para pelaku seni rupa millennium harus menggunakan teori ini untuk menghasilkan karya yang menarik dan futuristik.

Seniman jebolan sekolah tinggi seni rupa ASRI (1989) terbukti sukses jadi pelukis hebat akibat memvisualkan kata-kata sejarawan Bowres.

Bahkan saat pameran yang dibuka oleh (alm). Prof. Srihadi Soedarsono pada tahun 2000-an, dari 19 lukisan yang dipamerkan ada 25 yang terjual. Artinya selain yang dipamerkan habis terjual, Krijono memperoleh 6 pesanan. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

TC Timnas Indonesia di Bali

Menuju Piala Dunia 2026, Dua Pemain Malut United Gabung TC Timnas Indonesia di Bali, Siapa?

Menjelang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, ada dua pemain dari Malut United yang ikut bergabung pada pemusatan latihan atau TC Timnas Indonesia di...
Kompetisi EPA U-20

Timnas U-17 Ikuti Kompetisi EPA U-20, Persiapan Masuk Piala Dunia!

PT LIB mengonfirmasi Timnas Indonesia U-17 akan ikut kompetisi laga eksklusif bernama Elite Pro Academy U-20 Liga 1 2025-2026, atau sering disebut Kompetisi EPA...
Penyebab dan Cara Atasi Speaker Atas iPhone Tidak Berfungsi

Penyebab dan Cara Atasi Speaker Atas iPhone Tidak Berfungsi

Speaker atas iPhone tidak berfungsi seringkali membuat pengguna merasa bingung. Bukan hanya bingung, pengguna gadget juga merasa kesulitan saat menerima telepon. Hal ini lantaran...
Sejarah Ilmu Shorof, Awal Mula, Tokoh, dan Perkembangannya

Sejarah Ilmu Shorof, Awal Mula, Tokoh, dan Perkembangannya

Sejarah ilmu shorof begitu penting kita pahami. Dalam khazanah keilmuan Islam, ilmu shorof merupakan salah satu dari 12 cabang utama dalam ilmu bahasa Arab...
Ardina Rasti Cedera Saat Syuting, Alami Robek Ligamen Kaki

Ardina Rasti Cedera Saat Syuting, Alami Robek Ligamen Kaki

Ardina Rasti cedera mengundang keprihatinan publik. Hal ini khususnya bagi penggemar artis Indonesia tersebut. Rupanya kejadian ini berlangsung saat sang artis sedang sibuk syuting. Baca...
Pemotor tabrak anjing di Pamarican Ciamis

Pemotor Tabrak Anjing di Pamarican Ciamis, Luka Parah hingga Dibawa ke RS

harapanrakyat.com,- Seorang pengendara sepeda motor (pemotor) terluka parah setelah terjatuh akibat tabrak seekor anjing yang melintas secara tiba-tiba. Kecelakaan tersebut terjadi di jalan raya...